*2 Tahun Kemudian*
Waktu berjalan dengan sangat cepat. Meninggalkan sebuah masa lalu yang bagi sebagian orang amat berharga, namun juga bisa meninggalkan sebuah luka. Tapi, apapun itu sebagai manusia seharusnya bersyukur dengan pemberian umur panjang yang Tuhan berikan.
Begitupun Irene, kini dia sudah lulus dengan predikat cum laude dan ia memiliki butik yang sebentar lagi akan diresmikan.
Suho sendiri juga kini sudah menjadi direktur utama pada perusahaan IT yang sudah menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia. Namanya melejit saat dia berhasil mengembangkan teknologi baru walau umur perusahaannya baru seumur jagung.
Dan soal hubungan mereka, Kedua belah pihak keluarga sudah menetapkan bahwa mereka akan menikah beberapa bulan lagi.
Mungkin terbilang lama dalam hal ini, tapi Suho memang memberi pengertian baik pada Irene maupun keluarganya bahwa ia tak bisa menikahi Irene sebelum dia bisa membangun perusahaan.
Mau dikasih makan apa anak orang? Anak yang susah payah orang tuanya besarkan masa iya makannya cuma tahu tempe. Begitulah penilaian Suho, dia tak ingin saat Irene menikah dengannya mereka tak punya tabungan masa depan, dan hidup sengsara.
Walau orang tua Suho adalah orang kaya, tetap saja dia tak boleh bergantung pada keduanya, karena yang bakalan menikah nanti adalah dirinya maka semua tentang rumah tangganya kelak adalah tanggung jawabnya.
"Gak usah begadang malam ini!" Perintah Irene yang lagi-lagi membuat Suho mengangguk.
Iya, sudah berkali-kali Irene mengatakan hal itu padanya setelah makan malam mereka.
Suho mengacak rambut Irene gemas, lalu tangannya turun untuk membelai pipi halus Irene menggunakan ibu jarinya.
"Iya sayang, aku gak begadang kok. Paling cuma nyelesain kerjaan aja bentar," ujarnya masih dengan posisi yang sama.
Seketika Irene melepaskan tangan Suho dari wajahnya dan memberenggut, "Apa? Sebentar? Bukannya kerjaan kamu numpuk ya sampe tinggi nya ngalahin gedung kantor kamu?!"
Suho malah terkekeh melihat itu, calon istrinya memang gak berubah sama sekali juteknya dari awal mereka pacaran.
Bukannya menjawab Suho yang gemas pun menarik Irene untuk masuk kedalam pelukannya.
"Gak usah baikkin aku!" Jutek Irene sambil mencoba melepaskan pelukan tersebut.
"Uluh juteknya queen aku. Iya, aku janji malam ini bakalan istirahat sesuai perintah ibu negara," ujar Suho sambil mencoba melihat wajah Irene yang menempel pada dadanya.
Melihat itu Suho malah tambah mengeratkan pelukan mereka. Memang Irene dan segala tingkahnya sudah membuat dia tak berdaya, pesonanya memang benar memikat. Untuk itu dia harus sigap melindungi perempuannya dari mata jelalatan laki-laki yang tak memiliki etika.
Setelah beberapa menit Irene melepaskan pelukannya, dia pun mendongak melihat Suho yang terdiam.
"Kenapa?" Tanya Irene.
"Gak papa, kangen kamu aja. Udah lama kita gak berduaan kayak gini didalam mobil."
"Udah malam, aku masuk dulu ya," ujar Irene dan segera turun dari mobil.
Ia memutari mobil Suho dan mengetuk kaca mobil calon suaminya yang tertutup.
"Kenapa?" Tanya Suho membuka kaca mobilnya dan mengernyit melihat Irene belum masuk juga.
Tangan Irene terulur untuk mengacak rambut Suho yang diwarnai coklat tua, "Inget pesan aku. Besok ada meeting keluar kota 'kan? Jadi malem ini gak boleh begadang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Suho x Irene (Selesai)
FanfictionKim Suho, seorang laki-laki yang menyukai gadis jutek nan dingin. Dia harus benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati wanitanya. Saat tiba waktunya, Suho menyatakan perasaannya namun semua diluar dari ekspetasinya. Ia kecewa dan meresa harus mund...