Chap 21

4.6K 361 107
                                    

Hari ini merupakan hari bersejarah bagi pasangan Wendy dan Dyo. Karena mereka akan melangsungkan pernikahan di ballroom hotel mewah milik orang tua Dyo.

Biangnya kecebong, termasuk  Suho sudah berada didalam ruangan untuk sama-sama menyaksikan acara janji suci yang akan dimulai beberapa saat lagi.

Sedangkan Rv Luv-luv kini berada dibilik yang terdapat Wendy didalamnya, karena mereka bertugas menjadi bridal untuk mendampingi Wendy saat acara janji suci telah diucapkan oleh Dyo.

Acara demi acara telah berlangsung, malam ini adalah resepsi pernikahan Dyo dan Wendy. Tapi Irene rasanya tidak kuat lagi berada ditengah-tengah keramaian, setelah selesai berfoto dengan titisan kecebong yang menimbulkan sedikit perdebatan, Irene mengajak Suho untuk pulang terlebih dahulu.

Kepalanya rasanya berputar, dan ia seperti ingin muntah. Mungkin beginilah trisemster pertama yang ibu-ibu hamil rasakan. Padahal, sebelumnya Irene biasa saja tak ada rasa mual dan pusing sedikitpun.

Jadilah mereka berdua disini, dikamar mereka dengan sama-sama sudah berganti baju memakai piyama couple bergambar kartun doraemon.

Suho mengoleskam aromatherapy pada tengkuk Irene sambil memijatnya pelan, dia tidak tega juga pada istrinya yang berulang kali kekamar mandi karena mualnya tapi gak ada makanan yang keluarpun.

"Udah Ho, kita tidur aja," ujarnya parau.

Suho menurut dia pun membaringkan tubuhnya disamping Irene dan memeluknya.

"Usap-usap perut aku dong, baby kangen Daddy kayaknya,"

"Manjanya anak Daddy," ujarnys tak luput tangannya terulur untuk mengelus perut buncit Irene. Walau baru berumur 3 bulan, rasanya Suho tak sabar untuk menantikan anaknya lahir kemuka bumi ini.

Dan perlahan rasa kantuk mulai menghampiri mereka.

***

Paginya, Suho berniat untuk tetap tinggal dirumah mengingat kondisi Irene yang lemah. Ia tidak tega meninggalkan Irene sendiri, sementara ia bekerja.

"Aku gak apa-apa. Kamu udah berangkat kerja aja," ini sudah sekian kalinya Irene berkata seperti itu. Namun penolakan tetap dilontarkan Suho, "Gak, kalau nanti ada sesuatu sama kamu gimana? Bibi juga gak kerja kan hari ini?" Jawab Suho.

Irene mendekat kearah Suho yang berada dimeja makan, dan dengan susu ibu hamil ditangannya. Saat sudah dihadapan suaminya, dia menaruh gelas dan menatap Suho dalam.

"Aku gak apa-apa. Nanti siang aku ke kantor kamu ya hilangin bosen dirumah, jadi sekarang kamu kerja!"

Oke. Suho tak bisa untuk melawan. Irene mengucapkan hal itu dengan tingkah yang seolah-olah pengin ia terkam saat itu juga. Dia menghela napas dan beranjak untuk mengganti pakaiannya.

10 menit, Suho sudah siap. Dia sudah berada didalam mobil dengan Irene yang mensejajarkan kepalanya pada Suho. Dia mengacak rambut Suho gemas.

"Daddy semangat ya kerjanya, nanti siang Mommy sama Baby temenin kerja ya," ucapnya dengan nada seperti anak kecil.

"Iya sayang, suruh pak Tyo hati-hati bawa mobilnya. Daddy berangkat kerja ya para kesayangannya Daddy," Suho mengelus pipi Irene dan tangannya mengusap perut buncit Irene. Dia pun segera berangkat dengan lambaian tangan Irene.

Jalanan ibu kota kali ini tidak terlalu macet, membuat dengan cepat Suho bisa melesat dan sampai di kantornya. Saat sampai para pegawainya langsung menyambut dan Suho yang memakai kacamata hitam hanya tersenyum saja.

Biarlah kacamata hitam ini terus bertengger sampai ia berada di ruangannya.

Ia menekan tombol lift diangka 37, lantai pribadinya. Karena meja Jisoo sudah dipindahkan sesuai perintah kanjeng ratu alias istri tercintanya.

Promise | Suho x Irene (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang