Suho meremas tangannya menunggu di depan ruang IGD. Jadi tadi setelah dia melerai perdebatan antara sang istri dan Jisoo, dia dikejutkan dengan Irene yang tiba-tiba saja pingsan. Hal itu membuat Suho dengan cepat membawa Irene ke rumah sakit terdekat dari kantornya. Dan disinilah dia.
Berulang kali dia duduk berulang kali juga dia berdiri. Hal itu Suho lakukan untuk meredam rasa cemasnya. Bagaimana tidak, istrinya awalnya baik-baik saja lalu kenapa bisa tiba-tiba pingsan.
Setelah dua puluh menit, akhirnya dokter keluar. Dokter itu pun memberi tahu Suho agar ia mengikuti untuk berbicara berdua diruangannya.
"Jadi istri saya kenapa dok?" Tanya Suho yang tidak sabaran itu. Serius dia panik level atas.
"Ibunya gak apa-apa pak, tapi diusahain jangan terlalu stress dan tekanan darahnya tadi meningkat sehingga itu bisa membuat pingsan secara tiba-tiba seperti tadi,"
Suho bernapas lega, tidak ada yang perlu dikhawatirkan bukan?
"Ah ada satu hal lagi yang akan saya beri tahu, tapi ada baiknya menunggu ibu Irene bangun terlebih dahulu. Sekarang bapak bisa ke ruangan istri bapak, dan kalau sudah bangun bisa panggil saya,"
Suho mengangguk lalu izin pamit. "Terima kasih banyak Dok,"
Dia berjalan lunglai, pemikiran aneh kembali mengisi pikirannya. Hal apa yang akan dibicaran oleh dokter tadi, dan kenapa harus berdua?
Suho sampai di ruangan kamar inap tempat Irene dipindahkan dari IGD yaitu VIP 4, ruangan yang hanya ada satu dan tentu hanya orang kaya macam Suho yang bisa menempati kamar Ini.
Suho menempatkan tubuhnya di kursi samping ranjang Irene dan menggenggam tangan milik Irene. Dia memandang wajah damai Irene yang terlelap.
Keheningan terus melanda sebelum akhirnya Irene membuka mata dan hal itu sontak membuat Suho dengan cepat menekan bel yang ada dikepala ranjang.
"Kok aku bisa disini?" Tanya Irene pelan.
"Kamu pingsan tadi. Sekarang apa yang dirasain? Masih pusing? Atau ada yang sakit?"
Irene tersenyum melihat perhatian yang Suho tunjukkan padanya. Jadi makin sayang.
Tak lama dokter datang dengan senyuman di wajahnya.
"Biar saya periksa dulu ya," ujar dokter itu dan segera memeriksa Irene.
"Syukur keadaannya sekarang sudah lebih baik, dan sesuai ucapan saya tadi bahwa akan memberitahu kabar ini kepada Ibu dan Bapak," ujarnya menjeda ucapan sebelum melanjutkannya.
Suho dan Irene dibuat penasaran. Tangan mereka menggenggam satu sama lain.
"Ibu Irene dinyatakan hamil, dan sudah memasuki minggu pertama, selamat untuk bapak dan Ibu,"
Keduanya dibuat melongo, seketika ruangan menjadi sangat hening mungkin kalau di film sudah ada backsound jangkrik kali ya.
"Wah, ada apa dengan ibu dan bapak? Apa kalian tidak senang?" Tanya dokter itu bingung. Pasalnya ini kali pertama dia melihat pasangan suami istri yang diberi tahu tentang kehamilan tapi tidak bereaksi apapun.
Suho yang tersadar duluan segera berucap syukur dalam hatinya. Bukankah sembilan bulan lagi ia akan menjadi Daddy ?
"Tapi dok, saya sedang menstruasi, lebih tepatnya flek, kenapa bisa saya hamil?"
Dokter itu terkekeh, tenyata itu yang membuat keduanya sama-sama bengong.
"Begini bu, memang 20 persen ibu hamil pada 12 minggu pertama mengalami flek, ini sudah biasa terjadi,""Apa berbahaya dok?" Tanya Suho. Irene menatap suaminya yang terlihat cemas, terbukti pada genggaman tangan mereka yang mengerat.
"Tidak pak, Flek coklat saat hamil adalah bercak perdarahan ringan yang keluar dari vagina, hal ini bisa terjadi selama masa kehamilan terutama di trismester pertama. Sekitar 20 persen wanita mengalami perdarahan di 12 minggu pertama kehamilannya. Warna flek bervariasi, bisa merah muda, merah, atau coklat. Warna coklat pada flek menandakan darah sudah cukup lama berada di rahim, atau tidak dikeluarkan dari tubuh dengan cepat. Sehingga ketika keluar, darah akan berwarna lebih gelap. Kalau boleh tau Ibu sejak kapan keluar flek seperti itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Suho x Irene (Selesai)
FanfictionKim Suho, seorang laki-laki yang menyukai gadis jutek nan dingin. Dia harus benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati wanitanya. Saat tiba waktunya, Suho menyatakan perasaannya namun semua diluar dari ekspetasinya. Ia kecewa dan meresa harus mund...