Pagi ini baik Suho dan Irene sudah menjalani kesibukannya masing-masing. Irene yang bekerja di butik miliknya dan Suho yang bekerja di perusahaanya.
Tadi, setelah sarapan mereka langsung berangkat berdua, dengan Suho yang mengantar Irene ke butiknya. Syukurlah antara butik milik istrinya dan perusahaanya tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu setengah jam saja.
"Nanti makan siang bareng ya?" Tanya Suho sebelum Irene turun dari mobil.
"Kamu gak sibuk?" Tanya Irene sambil memastikan barangnya tidak ada yang tertinggal.
Tangan Suho yang menggenggam tangan Irene sontak memberhentikan kegiatan Irene sebelumnya membuat Irene mendongak menatap Suho dengan pandangan bertanya.
"Kita lagi bicara!" Ujar Suho serius.
Melihat itu Irene menghela napas, dia tahu betul sifat Suho yang satu ini. Yaitu, tidak suka jika lawan bicaranya tidak memperhatikan, merasa seperti diabaikan(?)
"Maaf ya, aku tanya kamu gak sibuk?" Ulang Irene kali ini sambil menatap Suho.
Suho menggeleng lalu tersenyum, "Buat kamu, gak ada yang lebih penting,"
"Ngalus ya kamu, iya udah nanti jemput aku ya sayang," ujar Irene sebelum melanjutkan ucapannya "Udah sana berangkat, nanti telat,"
"Aku boss-nya. Jadi, terserah dong mau telat kek bolos kek,"
"Mulai ya, jangan mentang-mentang punya kekuasaan jadi seenaknya. Gak berwibawa!" Irene mencubit hidung Suho agar Suho tahu bahwa dia tidak bermaksud memerintah.
Ia hanya berpikir cara seperti ini lebih efektif. Karena memang seorang istri tak punya hak untuk memerintah seorang kepala keluarga.
Cubitan dari tangan Irene meninggalkan kemerahan pada hidung Suho, membuat laki-laki itu mengaduh kecil.
Cup.
Irene terlebih dahulu mencium hidung Suho sebelum laki-laki itu kembali mengaduh.
"Udah ya, kamu cepet kerja sana aku yakin kerjaan kamu numpuk karena cuti selama satu minggu,"
Suho mengangguk dan memeluk Irene sebelum sang istri turun dari mobil.
"Semangat ya kerjanya, nanti aku jemput buat makan siang bereng."
"Kamu juga, jangan genit loh!"
"Siap Mommy,"
Irene pun turun dari mobil range rover hitam milik Suho dan segera masuk ke dalam butiknya.
Saat baru masuk Irene langsung disambut oleh para pegawainya tak terkecuali temannya yang merangkap sebagai asistennya. Kim Jennie.
"Morning Bu," ujar semua berbarengan.
"Pagi semua, selamat bekerja!" Jawab Irene dan segera masuk kedalam ruangannya diikuti oleh Jennie.
"Kak," panggil Jennie memperhatikan Irene yang baru saja menggantungkan mantel dan tasnya.
"Kenapa?"
"Kakak udah sampe dari tadi loh, tapi kok gak keluar-keluar dari mobil. Ngapain aja?" Tanyanya.
"Kepo kamu ya, udah sana kerja. Mau kakak potong gajinya?" Ancam Irene yang malah diabaikan Jennie.
Dia malah mendekat kearah Irene dan mata sipitnya menyelidik.
"Hayo, kakak pasti auem-auem kan?" Jennie mengucupkan kedua telapak tangannya dan mendekatkan keduanya.
"Serius Jen, kamu gak pernah berubah dari awal kita ketemu! Udah ah kamu kepo. Gak stress kan kamu gara-gara diputusin Kai?" Kini balik Irene yang meledek Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Suho x Irene (Selesai)
FanfictionKim Suho, seorang laki-laki yang menyukai gadis jutek nan dingin. Dia harus benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati wanitanya. Saat tiba waktunya, Suho menyatakan perasaannya namun semua diluar dari ekspetasinya. Ia kecewa dan meresa harus mund...