"Demi nama ALLAH BAPA, ALLAH ANAK, DAN ALLAH ROH KUDUS.
Saya, Kim Su Ho menerima engkau, Bae Irene menjadi satu-satunya istri dalam pernikahan yang sah, untuk dimiliki dan dipertahankan, sejak hari ini dan seterusnya, dalam suka dan duka, semasa kelimpahan dan kekurangan, di waktu sakit dan di waktu sehat, untuk dikasihi dan diperhatikan serta dihargai, seperti Kristus mengasihi JemaatNya sampai kematian memisahkan kita, menurut titah kudus Tuhan dan iman percaya saya kepadaNya, kuucapkan janji setiaku kepadamu."
Ujar Suho mengikuti arahan dari pendeta.
"Saudari, Bae Irene sekarang ucapkan janji nikah saudari dengan sungguh-sungguh. Dengan kebebasan dan tanpa paksaan." Ucap sang pendeta"Demi nama ALLAH BAPA, ALLAH ANAK, DAN ALLAH ROH KUDUS.
Saya, Bae Irene menerima Engkau, Kim Su Ho menjadi satu-satunya suami dalam pernikahan yang sah, untuk dimiliki dan dipertahankan, sejak hari ini dan seterusnya, dalam suka dan duka, semasa kelimpahan dan kekurangan, di waktu sakit dan di waktu sehat, untuk dikasihi dan diperhatikan serta dihargai, seperti Kristus mengasihi jemaatNya sampai kematian memisahkan kita, menurut titah kudus Tuhan dan iman percaya saya kepadaNya, kuucapkan janji setiaku kepadamu". Irene berbicara sambil terus menatap Suho yang tersenyum kepadanya.Saat ini, resmi sudah mereka menjadi pasangan suami-isteri yang disaksikan dengan beribu pasang mata yang juga sama bahagianya.
Iya, undangan yang mereka sebar mencapai 2500 undangan tentu itu semua gabungan dari dua keluarga. Gedung yang mereka pesan juga sangat luas, cukup untuk menampung 5000 orang dengan dekorasi yang sangat menggambarkan kemewahan, yaitu gold, silver, dan black. Benar-benar bagaikan raja dan ratu.
Acara selanjutnya adalah pemasangan cincin.
Suho lebih dulu memasangkannya di jari manis Irene, setelah terpasang dengan sempurna Irene pun melakukan hal yang sama seperti Suho.
Lalu terakhir, pendeta menyuruh pengantin pria untuk mencium pengatin wanita.
Suho mengeluarkan senyumnya, iya senyum mesum. Dia pun mendekatkan wajahnya dan bibir mereka pun menyatu.
Semula bibir mereka hanya menempel, tapi lama kelamaan berubah menjadi lebih dari itu.
"Woy inget tempat kali!" Teriak Baekhyun ricuh melihat adegan itu.
"Anjir mata gue woy!" Sahut Chen sambil berteriak juga.
"Plaese sensor adegan 21 plus plus ini!" Teriak Lay panik mencoba menutup mata dengan telapak tangannya, namun ia juga penasaran jadilah hanya sebelah matanya saja yang ia tutupi. /Gubrak/
Mendengar itu, Suho melepaskan panggutannya dan menatap wajah Irene yang memerah karena malu.
"Kesempatan dalam kesempitan!" Ucap Irene mencoba mengalihkan wajahnya agar tak terlihat Suho. Sumpah, dia sangat malu. Apalagi setelah mendengar teriakan dari para titisan kecebong.
"Tapi enak kan?" Tanya Suho jahil.
Tangan Irene terlurur untuk mencubit pinggang Suho yang hanya dibalas dengan kekehan saja.
Untung saja pendeta udah turun dari altar, menyisakan Suho dan Irene juga kedua orang tua mereka.
Acara selanjutnya adalah bersalaman dengan pengatin setelah itu tamu undangan bebas untuk sekedar mencicipi makanan yang tersedia.
Sudah hampi setengah jam mereka bersalaman, tapi para titisan kecebong belum juga mau naik. Mereka sih memberi kode kalau mereka akan makan terlebih dahulu, secara makanan yang dihidangkan menggiurkan dan tentu yang buat bukan sembarang chef. Jadi soal rasa tak bisa diragukan lagi.
"Temen kamu tuh gaada yang bener ya, betah aja sih?" Tanya Irene melihat kelakuan teman Suho ah sayangnya mereka teman Irene juga.
Saat ini mereka sedang istirahat, tamu undangan yang hadir saat pemberkatan pun hanya seperempat dari undangan yang mereka sebar. Dikarenakan acara ini berlangsung sampai malam, dan bisa dibilang puncak acaranya dimalam hari. Yaitu dansa dengan pasangan masing-masing. Itulah mungkin kenapa tamu undangan khususnya anak muda datangnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Suho x Irene (Selesai)
FanfictionKim Suho, seorang laki-laki yang menyukai gadis jutek nan dingin. Dia harus benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati wanitanya. Saat tiba waktunya, Suho menyatakan perasaannya namun semua diluar dari ekspetasinya. Ia kecewa dan meresa harus mund...