Hari senin kembali lagi, semua orang akan lebih pagi untuk pergi bekerja agar tidak terjebak macetnya ibu kota. Atau kalau terlambat sedikit maka bisa dipastikan akan terlambat.
Namun lain hal dengan pasangan ini, mereka malah santai dan akan berangkat setelah jam pergi kerja selesai, sekitar jam 9. Siapa yang mau mengomeli mereka jika mereka berdua adalah pemilik perusahan dan butik terkenal.
Saat waktu pukul 9, mereka segera berangkat dengan mobil terpisah. Suho yang membawa mobilnya sendiri, dan Irene yang diantar supir.
"Hati-hati, jangan ngebut ya," ujar Irene sambil membenarkan dasi Suho yang miring.
Suho mengangguk lalu mengecup Dahi Irene, dan sedikit mencuri ciuman dibibirnya. Irene sudah terbiasa dengan ciuman tiba-tiba Suho, jadi bisa dipastikan kalau tidak ada getokkan kepala yang kedua kali.
Mereka pun segera berangkat.
***
Irene masuk ke butiknya yang sudah satu minggu ia tinggal, saat baru masuk ia langsung disambut oleh Rose salah satu orang kepercayaan Irene dalam mengurus butiknya.
Dia membungkuk sambil mengucapkan selamat siang, karena pukul 10 sudah bisa dibilang siang 'kan?
"Siang Rose, setelah ini bawain saya berkas soal proposal pembangunan cabang ya,"
"Baik mbak," ujarnya.
Irene berlalu dan memasuki ruangannya yang terlihat kosong. Dia mengernyit karena tidak mendapati Jennie disini, kemana anak itu, biasanya dia selalu datang pagi?
Ia tak mau ambil pusing tentang hal itu, dan segera fokus ke pekerjaannya.
10 menit berlalu. Terdengar suara Rose dari luar izin untuk masuk yang langsung diteriaki Irene untuk segera masuk.
"Ini Mbak berkasnya, dan ini jus," ia memberi kertas tebal dan segelas jus alpukat pada Irene.
"Wah jus alpukat, thanks ya Rose!" Ujar Irene senang, entahlah kenapa dia sesenang itu hanya karena jus alpukat.
"Sama-sama Mba, kalau gitu saya lanjut kerja,"
Irene mengangguk sambil meminum jus alpukat.
Pekerjaannya sudah hampir selesai, tapi waktu makan siang membuatnya harus istirahat. Dan deringan diponsel Irene menghentikan jalannya yang akan menuju restoran depan butik Irene.
Nama Wendy tertera dilayar ponselnya.
"Kak,,lagi dimana?" Tanya Wendy disebrang sana.
"Di butik tapi mau makan siang direstoran depan,"
"Yah gue telat dong,"
Irene mengernyit tidak mengerti maksud Wendy.
"Telat kenapa?""Gue baru mau ajakin lo makan siang di resto yang baru buka, gak jauh sih dari butik lo,"
"Wah serius? Boleh tuh cobain, jadi gimana kita ketemu disana?"
"Uhm boleh deh, see ya disana,"
"Oke,"
Irene tersenyum senang sambil berjalan kearah mobilnya yang terparkir.
Dia melihat supirnya sudah siap dengan mesin yang menyala. Tangannya yang baru saja ingin membuka pintu terhenti ketika mendengar suara perdebatan antar dua orang.
"Gue baru bisa bayar semua hutang Ibu. Buat hutang Bapak, beri gue waktu untuk hal itu. Dan untuk mendapatkan ini, gue harap lo gak balik ke Surabaya terlebih dahulu," ujarnya yang Irene yakini sebagai suara Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Suho x Irene (Selesai)
FanfictionKim Suho, seorang laki-laki yang menyukai gadis jutek nan dingin. Dia harus benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati wanitanya. Saat tiba waktunya, Suho menyatakan perasaannya namun semua diluar dari ekspetasinya. Ia kecewa dan meresa harus mund...