Chap 8

7.5K 520 20
                                    

Rintik hujan diluar sana malah membuat kedua anak manusia itu makin terlelap dalam mimpinya. Juga pelukan erat mereka menghangatkan keduanya, tanpa terganggu sama sekali dengan dinginnya udara diluar sana ditambah ac yang menyala.

Jadi, semalam setelah acara berakhir Suho langsung memboyong Irene ke rumah mereka, rumah yang dibeli Suho kurang lebih satu bulan yang lalu. Dan mereka baru bisa terlelap tadi saat pukul 4 pagi. Ya kalian tau sendiri apa yang membuat kedua pasutri a.k.a pasangan suami istri itu tidur jam segitu. Terlebih status itu baru mereka dapatkan.

Lima jam berlalu, sinar matahari masuk dengan lancangnya melalui celah jendela membuat Irene perlahan membuka matanya. Dan objek pertama yang ia lihat adalah suaminya, Kim Suho.

Senyuman terbit diwajah cantiknya, matanya menelusuri garis wajah Suho yang sedang terlelap. Woah, Irene benar-benar terpesona entah yang keberapa kali, wajah Suho selain putih dan bersih dari jerawat dia juga tetap  memancarkan sinar serbuk emas. Berkilau saking putihnya kulit Suho, untung kulit Irene hampir sama warnanya dengan Suho jadi mereka saat jalan berdua tidak seperti kopi susu berjalan.

Tangan Irene terangkat untuk mengelus wajah Suho, jarinya menelusuri mulai dari mata hingga bibir. Lalu sebelum ia bangkit dari tidurnya ia sempat mengecup pipi Suho setelahnya ia mencoba menutupi tubuhnya dengan selimut dan berjalan kearah kamar mandi sambil memunguti pakaian mereka yang berserakan di lantai. Hhh

Didalam kamar mandi Irene berdecak, antara kagum dan kesal dengan perbuatan Suho. Bagaimana bisa ini terlalu banyak? Huh untuk saja saat ini sedang musim penghujan jadi tak menjadi masalah bagi Irene untuk memakai baju bermodel turtle neck dan syal kalau perlu.

Hampir setengah jam ia habiskan di dalam kamar mandi. Saat keluar Suho masih juga berada diposisi yang sama sejak Irene tinggal tadi. Ia terduduk dipinggir kasur, menimbang apakah ia harus membangunkan Suho atau dia berbelanja kebutuhan dapur sendiri.

Karena mereka baru pindah, jadi bahan makanan belum ada di rumah ini. Suho bilang paling ada cuma mie instan, maka dari itu Irene akan berbelanja bahan-bahan makanan.

Keputusan Irene membangunkan Suho, tangannya mengusap kepala Suho sambil mulutnya berbicara agar Suho segera bangun. Namun, bukannya bangun Suho malah menarik Irene membuatnya tertidur disamping Suho yang segera memeluk dirinya.

"Ihh, Ho! Bangun, kita belum sarapan dan dibawah gak ada yang bisa aku masak selain mie yang kamu bilang. Ayo kita belanja..." rajuk Irene.

"Hmmm,,"

"Bangun Kim Suho, atau aku belanja sendiri ya?" Ancamnya saat tau tidak mendapat respon selain deheman yang keluar.

"10 menit lagi," jawabnya sambil mencari posisi yang nyaman dalam pelukan Irene.

Irene pun menuruti perkataan Suho. Tangannya dengan gemas mengelus rambut Suho yang kepalanya bersembunyi di dadanya.

Menit-menit berlalu, Irene pun sempat tertidur sebentar. Saat ia melihat jam ternyata sudah 30 menit berlalu. Ah Irene sangat mengantuk. Lalu dia mencoba membangunkan Suho.

"Sudah tiga pulug menit, ayo bangun. Aku laper," ujar Irene menepuk punggung Suho.

Perlahan Suho membuka matanya dan senyum langsung terbit diwajahnya.

"Nyaman," bisiknya pelan tetapi masih bisa didengar oleh Irene.

"Sayang, aku laper!"

"Iyaa aku bangun," Suho pun langsung bangkit. "Morning kiss," lanjutnya merajuk sambil menunjuk bibirnya.

Irene menggeleng dan malah mendorong Suho untuk segera masuk ke dalam kamar mandi.

Saat Suho sudah benar benar masuk, Irene segera bersiap dan turun kebawah untuk memasak Mie sekedar mengganjal perutnya yang sudah keroncongan sejak tadi.

Promise | Suho x Irene (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang