"Kamu punya uang? Kalau iya sini kakak pinjam dulu,"
Dengan mata tajamnya, Jennie milihat kakaknya dengan sinis.
"Kakak selama di Surabaya ngapain? Mabok-mabokkan doang? Percuma punya badan kekar gini kalau gak dipake, otaknya juga tuh sekali-kali digunain lah. Emang aku atm kakak hah?" Ujarnya tenang namun tersimpan emosi didalamnya.
Tangan laki-laki itu mendorong dahi Jennie, lalu wajahnya mendekat kearah adiknya.
Diperlakukan seperti itu sama sekali tidak membuat Jennie takut, dia malah menghempaskan tangan sang kakak masih dengan emosi yang terkontrol.
"Kamu gak tau emang apa yang diperbuat bapak mu yang bajingan dan brengsek itu? Ah kakak baru inget kalau kamu emang gak tau dan gak mau tau. Tapi bukan gini caranya! Dia juga bapak lo, jadi siniin atm lo sebelum bapak lo itu dibunuh sama kolektor," jelasnya panjang lebar lalu mencoba mengambil dompet yang berada di kantung celana Jennie.
"Yang mau ngurus bapak 'kan Kakak, so buat apa aku peduli!"
Plak.
Tamparan didapatkan Jennie membuat dia tersungkur ke pelataran butik.
Disisi lain Irene yang baru keluar dari mobilnya langsung menghampiri Jennie dan membantunya untu bangun. Irene memeriksa wajah Jennie, pipi kanannya memar.
"Are you okey?" Tanya Irene.
Jennie mengangguk masih dengan tangan yang masih menempel pada bekas tamparan itu.
"I-Irene?" Ujar laki-laki itu tidak percaya, ini bukan ilusinya.
Merasa namanya dipanggil, Irene menoleh dan mendapati laki-laki yang dulu banyak menorehkan luka.
"Bogum?"
"Kamu apa kabar?" Tanyanya mencoba memegang tangan Irene namun segera ditepis.
"Lo siapanya Jennie?"
"Aku kakaknya, kamu sekarang makin cantik ya," ucapnya masih mencoba untuk mengakrabkan kembali dengan Irene.
"Tega banget lo ya tampar adik lo sendiri. Hati lo dimana sih? Liat nih pipi adik lo memar ditambah sudut bibirnya yang berdarah!" Ucap Irene menghiraukan Bogum.
"Udah kak, aku gak apa-apa," ujar Jennie meleraikan antara Irene dana sang kakak.
"Tuh dia aja bilang gak apa-apa. Selaw dong Rene, dia mah strong dapet satu tamparan lagi juga masih baik-baik aja. Ya gak sayang?"
Irene menatap Bogum geram, lalu dia membawa Jennie masuk kedalam butik meninggalkan Bogum yang teriak diluar seperti orang gila.
"Woy duit buat bapak mana? Gak tanggung jawab banget ya dasar adek si*l*n!" Karena tidak mendapat balasan, dia pun segera pergi dan berjanji akan datang kembali.
"Maaf kak udah buat kerusuhan," ujar Jennie yang saat ini sedanh diobati oleh Irene.
"Gak masalah, toko juga belum buka. Jadi dia bener kakak kamu?"
Jennie mengangguk lalu tanpa sadar mulutnya bercerita tentang masalah ini.
"Ibu dan bapak cerai waktu aku kelas 8 SMP. Bapak pergi ke Surabaya sama Kak Bogum dengan bawa semua harta milik dia, dan itu buat aku dan ibu harus kerja keras buat ngehidupin kita karena setelahnya bapak sama sekali gak kasih nafkah,"
"... keluarga kami memang boros tak terkecuali aku, tapi semenjak bapak ninggalin aku dan ibu kami jadi harus hemat buat kedepannya. Tapi nggak dengan bapak, setelah aku masuk SMA kelas 2, Kak Bogum datengin aku dan Ibu buat minta uang untuk kelanjutan hidupnya. Kak bogum cerita kalau bapak disana kerjaannya hambur-hambur uang dan pergi ke klub malam, Kakak juga gitu cuma gak separah bapak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Suho x Irene (Selesai)
FanfictionKim Suho, seorang laki-laki yang menyukai gadis jutek nan dingin. Dia harus benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati wanitanya. Saat tiba waktunya, Suho menyatakan perasaannya namun semua diluar dari ekspetasinya. Ia kecewa dan meresa harus mund...