CHAPTER 4

2.5K 215 1
                                    

“pangeran”

“pangeran” panggil kasim Lee

Namun sang pangeran tetap bergeming. Tidak mendengar panggilan sang kasim pendampingnya.

“pangeran KIM NAM JOON”

“hwaaaaa…. Apa-apaan kau ini kasim Lee. Mengagetkanku saja”

“mianhanda pangeran, tapi pangeran sudah saya panggil berulang kali tetapi tidak merespon”

“kau menggangguku saja kasim Lee. Seharusnya aku tidak mengajakmu berburu tadi”

“bila berkenan, ada apa gerangan yang membuat pangeran mengindahkan panggilan saya”

“kau lihat itu kasim Lee” tunjuk sang pangeran pada sosok lelaki mungil yang sedang memandang bunga Mugunghwa

“ye pangeran. Saya melihatnya” tak menuntut kemungkinan jika kasim Lee juga terpana pada sosok tersebut. Tapi ia sadar, diumurnya yang sudah menginjak 45 tahun ini tidak mungkin bisa membohongi sang pangeran bahwa ia juga terpana.

“bukankah dia sangat cantik. Tidak maksudku indah” kasim Lee hanya tersenyum menanggapi pernyataan sang pangeran. Ia mencerna-cerna bahwa pangerannya saat ini sedang terpana dengan sosok itu.

“bisakah aku berdekat dengannya ?” Tanya pangeran Nam Joon

“bila anda berkenan. Saya akan menghampiri dan menyuruhnya menemui anda disini pangeran”

“tidak tidak. Aku tidak mau kau menghampirinya. Itu sama saja kau membuat kesan pertama baginya. Aku tidak mau itu. Biar aku sendiri kesana”

Lalu dengan langkah pasti, kaki jenjang Nam Joon melangkah menuju sosok cantik itu. Dengan tangan gemetar mencoba menggapai sosok tersebut.

Happp

Tangan itu berhasil menyentuh bahu sempit itu. Disambut dengan kaget oleh si pemilik bahu dan sontak berputar menghadap pemilik tangan yang menyentuhnya.

Dan benar saja, Nam Joon tidak bisa berkedip melihat sosok indah tersebut. Meskipun dibalut dengan hanbok pria sederhana yang terlihat lusuh namun tidak mengurangi aura kecantikan pemuda dihadapannya.

Iris mata indah, hidung bangir, kulit seputih susu, dan jangan lupakan bibir mungil tapi penuhnya. Ingin sekali NamJoon mencicipinya walau hanya sebentar. Ingin rasanya Namjoon menghentikan waktu saat ini agar bisa leluasa memandang sosok indah dihadapannya.

“mianhanda tuan”

Suaranya….

Jantung NamJoon seakan berhenti berdetak mendengar suara indah ini.

“tuan” panggilnya seakan membuyarkan dunia lain Nam Joon.

“ahh yaa” jawab Namjoon setelah kesadarannya aslinya kembali.


“mianh, ada perlu apa tuan” jawabnya takut

“jangan takut, aku bukan orang jahat. Aku hanya sedang berjalan-jalan mencari udara segar. Dan tidak sengaja melihatmu disini. Jadi tidak ada salahnya jika kita berjalan bersama” Nam Joon berkata dengan penuh keyakinan.

“owhhh baik tuan. Apa tuan tidak takut dengan orang yang baru tuan kenal di hutan seperti ini”

“kenapa takut. Aku sama sekali tidak takut. Apalagi dengan orang seperti anda. Apa anda juga tidak takut jika seorang tiba-tiba berbuat yang tidak-tidak”

“saya sama sekali tidak takut tuan. Sudah biasa saya saya sendirian disini” jawabnya masih tetap menunduk.

“heyyy, tatap lawan bicaramu”

“mianh tuan, saya sungguh tidak pantas memandang bangsawan seperti anda. Saya hanya penduduk biasa”

“tidak apa-apa” dan sosok cantik tersebut mulai menatap NamJoon dengan hati-hati. Dan dunia Namjoon seketika berhenti untuk kedua kalinya.

Skip

“Jimin”

“ya ibu”

“kenapa putra ibu ini melamun, dan kenapa tersenyum seperti itu. Uhukkk uhukkk”

“ya ampun ibu, ibu seharusnya tidak banyak bicara. Kesehatan ibu belum pulih”

“tak apa, cepat ceritakan pada ibu hmmmm”

“ehmmm hari ini Jimin punya teman ibu” jawabnya antusias

“jeongmal, wahhh ibu senang mendengarnya”

“Jimin punya teman ibu” betapa senangnya Jimin tanpa sadar memeluk sang ibu. Akhirnya ia bisa melewati hari-harinya dengan kebahagiaan lain.

Ditempat lain

Kerajaan Joseon

Seorang wanita cantik diusianya yang sudah tidak muda lagi berjalan menyusuri lorong kerajaan. Tujuannya yakni menemui kediaman sang putra selepas dari acara berburu dihutan.

Sesampai didepan pavilion tempat sang putra bertempat tinggal. Ibu selir Ji Hye menyuruh kasim Lee memberitahu sang pangeran perihal kedatangannya.

Lalu tak lama kemudian sang ibu suri memasuki pavilion tersebut dan bertemu putranya.

“Pangeran”

“ibu” ucapnya dan membungkuk hormat pada wanita yang sudah melahirkannya

“bagaimana dengan acara berburumu pangeran”

“aku mendapatkannya ibu”

“jeongmal, apa yang kau dapatkan anakku”

“aku mendapatkan sosok cantik itu ibu”

Dan akhirnya Ji Hye mengerti arah maksud sang putra. Rupanya sang putra saat ini sedang jatuh cinta.

“kalau begitu, ceritakan bagaimana sosok cantik itu pada ibu”

“dia lelaki yang baik”

“morrago” kaget sang ibu

“apa ibu keberatan” Tanya sang anak menyendu

“tidak, ibu hargai keputusannmu sayang” jawabnya sedikit ada rasa kecewa. Tapi jika itu membuat putranya bahagia, kenapa tidak.

“lalu siapa gerangan yang membuat anakibu ini sangat bahagia”

“namanya Jimin ibu”

Flashback
“mianh tuan, saya harus segera pulang. Ibu saya sedang sakit dan pasti menunggu saya. Jika tuan berkenan tuan bisa berkunjung. Rumah saya tidak jauh dari sini. Permisi tuan” pamitnya segera berlalu.

“heyyy” seketika perjalanannya terhenti.

“ye tuan”

“aku belum tahu siapa namamu”

”nama saya Jimin tuan” jawabnya seraya tersenyum

“namaku Kim Nam Joon. Lain kali kita bisa bertemu kan”

“jika Langit mempertemukan kita kembali, maka tidak ada hal yang bisa menghalanginya”

“kalau begitu. Kita berteman mulai sekarang” kata Nam Joon seraya mengulur tangannya sebagai tanda pertemanan.
Namun di balas dengan bungkukan badan seorang Jimin. Dan Namjoon tidak mempermasalahkan hal itu.

End of flashback

tbc

Divorced ConcubineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang