Jungkook terpaku saat melihat Jimin perlahan kehilangan kesadaran. Tangannya gemetar menyentuh permukaan pucat tersebut. Wajah itu sangat pucat seperti tidak ada darah yang mengalir. Hembusan nafas Jimin yang melemah kian membuat Jungkook mulai ketakutan.
“J-Jimin, ireona” menepuk pelan pipi sang selir, namun tidak ada sahutan yang berarti.
“tabib, ini… bagaimana…Jimin-”
“Y-Yang Mulia, hamba akan memeriksa selir Park. Mohon anda menunggu di luar demi kelancaran hamba menyelamatkan selir Park” tabib wanita yang membantu Jimin melahirkan tersebut mulai dilanda rasa ketakutan.
“tidak bisakah aku menemani istriku ?” nada emosi disertai bulir air mata perlahan jatuh kian deras menuruni pipi sang raja.
“mohon maaf, Yang Mulia. Selir Park mengalami pendarahan, hamba harus segera menanganinya” tabib wanita itu berusaha tenang. Walau bagaimanapun nyawa seseorang berada ditangannya untuk dibantu.
“jika seperti itu, kumohon tabib selamatkan selir Park. Selamatkan nyawa selir Park. Apapun resikonya”
“hamba akan bekerja keras Yang Mulia”
Melihat sekilas bagaimana tabib itu menangani Jimin. Sedang tabib yang lain membersihkan darah yang masih mengalir dari bawah tubuh Jimin. Dengan berat hati Jungkook meninggalkan ruangan itu.
--
Terhitung sudah 7 hari Namjoon tidak kembali ke istana. Berbagai alasan akan Namjoon ucapkan jika Seokjin membujuknya untuk kembali ke istana. Alasan Namjoon tidak mau kembali ke istana tidak lain ialah jika ia kembali, maka ia akan bertemu dengan Jimin lagi. Namjoon tidak sanggup lagi melihat penderitaan Jimin dan juga penolakan dari cintanya.
“pangeran” suara Seokjin memanggilnya.
“ada apa?”
“beberapa saat yang lalu, kasim anda datang berkunjung”
“lalu apa yang dia bicarakan ?”
“beliau meminta saya untuk membujuk anda jika anda kembali”
“lantas apa jawabanmu ?”
“saya…”
“apa aku menjadi beban untuk keluargamu ?” seketika Seokjin mendongak menatap lelaki tegap dihadapannya.
“amnimida pangeran, itu sama sekali tidak benar. T-tapi alangkah baiknya anda kembali. Takut jika keluarga anda mencari dan juga pihak menteri lain akan mempermasalahkan posisi anda. Ibu suri Ji Hye pasti sangat mengkhawatirkan anda. Saya takut jika-”
“KAU TIDAK TAHU BAGAIMANA KEJAMNYA LINGKUNGAN KERAJAAN SEOKJIN. Aku selalu mengalah demi adikku. DAN SEKARANG AKU HARUS MERELAKAN SEORANG YANG KUCINTAI MATI DITANGAN ADIKKU SENDIRI SETELAH MELAHIRKAN PUTRANYA. Kejam bukan ? Sedangkan kau Seokjin, KAU TIDAK PERNAH MERASAKANNYA. MERASAKAN SAKITNYA KETIKA DIFITNAH SECARA KEJAM. Jadi, jangan pernah bujuk aku untuk kembali” setelah mengatakan itu, Namjoon pergi dari hadapan Seokjin.
Tepat setelah Namjoon pergi, Seokjin tidak kuat menopang tubuhnya.Meremat dadanya yang berdenyut sakit saat kata-kata itu. Isakan yang ia tahan, kini keluar juga bersama air mata.
“aku pernah mengalaminya Namjoon. Hikss…. Difitnah…. Diusir… hingga mereka berusaha membunuhku, aku pernah semuanya… hikss”
“dan mereka tertawa bahagia saat orang tuaku dan aku dihukum…hikss… hiksss….hiksss”
“apa kau sama sekali tidak mengingatku Namjoon hikss?”
--
Namjoon berjalan dengan emosi yang memuncak. Ingin sekali ia segera tidur. Namun, dari kejauhan ia melihat rumah kediaman Seokjin sudah dikepung dengan warga. Dengan rasa penasaran, ia berlari mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorced Concubine
HistorycznePerjalanan cinta selir lelaki raja kala itu. "mari ikut ke istana bersama denganku" -- "aku menunggu jawaban penolakan darimu" "jika Yang Mulia memberikan titah pada hamba, apa hamba sanggup menolak?" -- "hamba hanya seorang rakyat biasa dan akan k...