Cerah pagi menyelimuti tanah Joseon. Udara sejuk memasuki indra penciuman setiap insan. Tak terkecuali bagi lelaki cantik berstatus selir raja saat ini. Senyum merekah tak pernah luntur dari bibir indahnya. Hubungannya dengan yang mulia raja berjalan baik dan bahkan interaksinya dengan ratu yang awalnya memanas kini berubah hangat. Memang benar, ratu Sooyoung yang awalnya menolak keberadaan sosok Jimin kini berubah mencoba menerimanya. Hal ini juga dengan turut campur tangan Jungkook, sang raja.
Tak bedanya dengan hari-hari sebelumnya, Jimin saat ini memang selalu sibuk membuat minuman stamina untuk sang ratu yang sudah ia anggap seoerti kakaknya sendiri. Meskipun kandungannya yang semakin tua, namun kelincahannya dalam meracik minuman ttersebut tidak berkurang.
“Bukankah sudah kubilang agar para dayang membuatkannya” suara berat Jungkook memasuki indra pendengarannya secara tiba-tiba, menimbulkan pekikan kecil dari sang selir. Dengan susah payah selir cantik tersebut berdiri menunduk hormat pada rajanya.
“amnimida Yang Mulia, hamba masih bisa meracikna sendiri. Yang Mulia Ratu tidak mau meminumnya jika bukan hamba yang membuatnya” Jimin tau jika rajanya saat ini menghawatirkannya terlebih saat ini ia juga membawa satu nyawa yang lain.
“sepertinya hubunganmu dengan ratu kian membaik, aku senang melihatnya. Hahhhh aku merasa bagai di surga saat ini. Ditemani istri-istri cantikku yang saling akrab”
Jimin hanya bisa menyunggingkan senyuman untuk rajanya. “ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan jasa anda Yang Mulia”. Jimin mengetahuinya, jika Jungkook lah yang memberi pengertian pada Sooyoung agar mau menerimanya.
“ahahahaha, sudahlah tidak perlu mengungkit itu lagi. Yang terpenting ialah keselamatan kalian berdua, terutama putra mahkota yang masih segumpal darah. Aku takut akan terjadi apa-apa dengannya mengingat kandungan ratu yang lemah” denyut nyeri merambat di hati Jimin menunduk dalam menatap perut besarnya sambil mengelusnya pelan. Tersenyum kecut yang hanya bisa Jimin berikan dan air mata yang mati-matian ia tahan.
Tidak taukah Jungkook jika masih ada keturunannya yang lain, bahkan yang sudah berbentuk sempurna dibandingkan dengan segumpal darah?
--
Rasa cemburu ?
Rasa iri ?
Rasa yang berusaha ia buang saat ini….
Keinginan berada di posisi wanita cantik didepannya saat ini ?
Bukan....
Bukan dalam arti menggantikan posisi ratu Joseon. Jimin sama sekali tidak tertarik dengan posisi itu. Yang Jimin inginkan hanyalah Jungkook yang tertawa lepas sambil menciumi perutnya, seperti yang dilakukan terhadap Sooyoung saat ini.
Bahkan Jimin tidak menampik jika perhatian Jungkook padanya saat ini berkurang, bahkan dengan bayi yang ia kandung. Ia mulai memikirkan perkataan ibu suri Jihye saat dulu “yang Mulia akan berbahagia saat putra mahkota lahir dari rahim ratu sendiri”.
Seharusnya ia tidak ikut memberikan minuman ini. Entah apa yang merasukinya sehingga mengantar sendiri minuman itu pada ratu yang biasanya diantar oleh dayangnya.
“selir Park, apa kau baik-baik saja ?” perkataan ratu Sooyoung membuyarkan lamunannya.
“hamba tidak apa-apa yang mulia ratu. Hanya hamba saat ini hanya merasa sedikit lelah. Bolehkah hamba mohon pamit kembali ke pavilion hamba ?”
“tentu saja tidak apa-apa selir Park. Dan terima kasih atas minuman yang kau buat. Maaf sudah merepotkanmu. Sekarang kau boleh pulang kekediamanmu. Semoga hari kedepannya kita bisa bertemu kembali”
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorced Concubine
Fiction HistoriquePerjalanan cinta selir lelaki raja kala itu. "mari ikut ke istana bersama denganku" -- "aku menunggu jawaban penolakan darimu" "jika Yang Mulia memberikan titah pada hamba, apa hamba sanggup menolak?" -- "hamba hanya seorang rakyat biasa dan akan k...