CHAPTER 5

2K 180 1
                                        


Joseon

“ibu”

“ye Pangeran”

“apakah aku bisa keluar istana dengan leluasa ?” Ji Hye mengerti perasaan sang putra yang menginginkan sebuah kebebasan. Akan tetapi peraturan kerajaan sudah ditetapkan, dan Nam Joon muak dengan hal itu.

“anda tidak bisa keluar pangeran, karena jadwal anda hari ini adalah berlatih pedang. Lagipula Jeonha sedang bepergian”

“tidak bisakah aku izin libur untuk hari ini saja? Aku sangat merindukannya ibu. Ini sudah seminggu lebih aku tidak keluar istana” rengek Nam Joon dan berbaring di pangkuan Ji Hye. Jika seperti ini, rasanya Ji Hye ingin menggoda sang putra yang masih kekanakan diumurnya yang hampir kepala tiga.

“saya mengerti pangeran. Tapi apakah anda rela meninggalkan ibumu di dalam istana sendiri ?. jika terjadi apa-apa dengan ibumu ini?” goda Ji Hye.

“aniya eomeonim , jangan berbicara seperti lagi ne. baik baik aku akan menjadi putra eomeonim yang baik” jawab Nam Joon seraya memeluk pinggang ramping Ji Hye. senyum Ji Hye merekah. Ji Hye sadar jika sang putra memanggilnya eomeonim berarti anak itu sedang merajuk.

“Nam Joon” panggil Ji Hye yang masih mengelus lembut kepala sang putra.

“ya eomeonim” Nam Joon seketika menoleh pada sang ibu. Bisa dilihat dari raut wajah Ji Hye jika saat ini sedang serius.

“kapan anda mau menerima tawaran Jeonha untuk segera menikah dengan -”

“entah eomeonim, aku hanya menikmati masa mudaku saat ini. Aku belum menemukan yang tepat sesuai keinginanku” Nam Joon memotong perkataan Ji Hye.

“apa anda tidak merasa iri dengan Jeonha yang lebih muda dari anda tetapi sudah menikah saat usianya baru menginjak 14 tahun?”

“kenapa harus iri ?aku sudah menganggap Jeonha sebagai adik kandungku sendiri”

Perlu diketahui jika Nam Joon merupakan anak Ji Hye yang hanya seorang selir raja terdahulu. Dan raja saat ini merupakan anak sang ratu terdahulu.

“eomeonim hanya takut sayang”

“apa yang harus ditakutkan eomeonim. Aku sudah disini”

“eomeonim hanya takut jika menteri-menteri lainnya mendesak anda untuk naik tahta. Karena anda sudah tahu sendiri kan jika Jeonha sampai saat ini belum mempunyai ketururan. Anda mengertikan bagaimana cara-cara licik yang digunakan menteri-menteri. Eomonim hanya tidak mau terjadi apa-apa dengan anda pangeran”

“eomeonim dengarkan anakmu ini. Aku tidak akan menerima apapun jabatan di kerajaan ini. Aku akan tetap menjadi putra eomeonim selamanya” Ji Hye bisa melihat ketulusan di mata sang putra.

“ngomong-ngomong, kemana Jeonha pergi saat ini”

“Jeonha sedang pergi ke kerajaan seberang untuk bekerja sama dalam bidang pertanian dan akan mampir berburu di hutan”

“berburu di hutan ?” entah kenapa ada rasa takut menjalar pada diri Nam Joon.

“apakah Jeonha akan bertemu dengan Jimin ?” Tanya dalam hatinya. Ada rasa khawatir jika itu sampai terjadi.

“ada apa pangeran”

“ehhh. Aniya eomeonim. Tidak ada apa-apa”

“saya harap itu jawaban terbaik anda”

--

Pintu gerbang masuk istana terbuka lebar. Memperlihatkan sosok tampan nan gagah menaiki kuda memasuki halaman istana disambut sukacita wanita cantik ratu negeri ini ratu Sooyoung.

Sosok gagah tersebut turun dari kuda dan berjalan menuju wanita pendamping hidupnya.

Pengawal-pengawal termasuk dayang pendamping raja dan ratu memberi penghormatan pada junjungan mereka, dan termasuk ratu Sooyoung membungkuk memberi penghormatan pada sang suami.

“selamat datang JungKook Jeonha”

--

“Jeonha. Pangeran NamJoon ingin menghadap anda” suara lantang kasin Jung Heoseok mengintrupsi kedatangan pangeran NamJoon yang termasuk kakak tirinya.

“biarkan Ia masuk” sahut Raja JungKook dari dalam ruangan.
Pintu ruangan bergeser memperlihatkan sosok NamJoon. Tak lupa memberi salam penghormatan untuk raja negeri ini.

“Hamba datang menghadap Jeonha memberi salam dan ucapan selamat datang kembali, semoga Jeonha diberi umur panjang”
“terima kasih hyungnim” jawab sang raja.

“sudah kubilang kan, tidak perlu bicara formal jika hanya kita berdua disini”

“ye Jeonha”

“dan ada gerangan apa hyungnim datang kemari ?”

“saya hanya ingin bertanya bagaimana kesan anda dengan acara berburu kemarin”

“ehmmm berburu ya?” jawabnya sambil mendongak melihat langit2 ruangan. Tanda sedang berpikir.

“tidak ada. Seperti hari-hari sebelumnya. Tidak ada yang menarik. Kau tahu hyungnim, aku tidak berburu kemarin. Yang berburu itu para prajurit yang ku tugaskan. Aku waktu itu sangat lelah”

“saya harap anda selalu menjaga kesehatan anda Jeonha”

Helaan nafas keluar dari pernafasan sang pangeran. NamJoon bisa sedikit lega jika JungKook tidak bertemu dengan Jimin saat berburu di hutan. Entah kenapa terselip rasa tidak rela jika sampai JungKook bertemu Jimin.

Keesokan paginya, NamJoon benar-benar keluar dari istana menuju hutan untuk menemui Jimin. Dan beruntung ia bisa bertemu Jimin.

“Jimin-a”

“tu-tuan, bagaimana bisa anda kemari” jawab Jimin gugup.

“memang aku tidak boleh kemari ?”

“bu-bukan maksud saya seperti itu. Saya hanya-”

“ssstttt tidak perlu dibahas lagi.”

“mianhanda tuan”

“kau sedang apa”

“oh saya seperti biasanya mencari bahan makanan”

“kalau begitu bolehkah aku ikut denganmu. Aku ingin mencicipi masakanmu”

“apa tidak apa-apa tuan? ”tanya Jimin ragu-ragu.

“memang ada apa hemm”

“tidak apa-apa tuan. Saya takut hidangan saya tidak cocok dengan lidah anda”

“apapun akan ku makan jika kau yang membuat”
Sontak, jika Jimin digoda seperti itu hanya bisa tertawa ringan dan menyembunikan rona merah di
pipinya tanpa di sadari NamJoon sendiri.



tbc

Divorced ConcubineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang