Tandu tesebut terus berjalan melewati sungai, tebing, hingga memasuki area hutan. Entah berapa lama Jimin berada di dalam tandu tersebut. Kini hari sudah siang menjelang sore, terik matahari yang bersinar saat ini berubah warna kekuningan. Instingnya berkata jika saat ini ia sudah memasuki area hutan. Jimin dapat mencium aroma tumbuhan ilalang yang menyengat di indra penciumannya yang tajam.
Hutan
Memang benar hutan ini mengingatkannya pada sebuah rumah yang terletak di pinggiran hutan yang tidak banyak penghuni. Rumah itu menjadi tempat persembunyian serta tempat tinggalnya bersama sang ibu dulu setelah melarikan diri dari kejaran prajurit yang hendak menangkapnya.
Hahhh
Mengingat itu, Jimin merasa rindu saat ini. Seandainya keluarganya masih ada, mungkin nasibnya tidak akan seperti ini. Mungkin sekarang ia tengah berbahagia bersama ayah, ibu, dan sang hyung yang sangat ia sayangi. Tak lupa juga si kecil Soobin yang hadir diantara mereka. Menambah kesan ramai dirumah kecilnya.
Namun, pemikiran itu tidak akan terjadi. Keluarganya telah dibantai dengan kejam, dan ibunya juga menyusul setelahnya. Kehadiran Soobin sejatinya adalah obat pelepur lara, obat kesepian nya. Tetapi, mengapa Soobin kecilnya juga harus meninggalkan dirinya.
Dari situ, Jimin bertekad akan memulainya dari awal. Memulai kehidupan barunya setelah meninggalkan kerajaan. Tempatnya memang di sebuah desa kecil, tidur diatas tikar sederhana, bukan di kerajaan yang tidur beralaskan selimut tebal yang nyaman.
“siapapun yang berada di luar, aku mohon berhenti” Jimin berkata dari dalam.
Lalu tak lama kemudian laju tandu yang membawa Jimin berhenti. Membawa rasa penasaran Dayang Im dan juga Bo Sang Gong. Kedua wanita yang menemani Jimin tersebut saling bertatapan bingung. Setelah itu dari dalam tandu Jimin keluar dengan membawa buntalan pakaiannya.
“Mama, kenapa berhenti ? bukankah perjalanan kita masih panjang ?”
“áku mengerti, perjalanan kita masih panjang. Tapi, bolehkah aku berhenti disini ?”
“m-maksud anda Mama?”
“aku akan kembali pada rumahku yang dulu, dan memulainya dari awal”
“tapi, Yang Mulia Raja telah-” berkataan Bo Sang Gong terhenti saat Jimin menggelengkan kepalanya.
“Yang Mulia Raja tidak akan mencari kita. Pergilah bersama Dayang Im. Perjalanan kalian masih jauh. Aku tidak apa-apa berada disini. Kalian tidak usah khawatir, aku sudah terbiasa dengan ini. Aku sungguh tidak apa. Terima kasih telah menemaniku selama ini. Aku sangat terharu dengan-”
“kami ikut dengan anda Mama” ucap Dayang Im cepat.
“dayang Im ?”
“saya dan Bo Sang Gong akan ikut dengan Anda kemanapun Anda berada”
“benar Mama, kami memohon izin anda. Memohon izin menghabiskan waktu dengan melayani Anda seumur hidup kami”
“t-tapi aku tidak bisa membayar kalian”
“kami tidak memohon imbalan apapun dari Anda Mama. Kami rela melakukannya. Yang terpenting kami tetap bersama anda”
Jimin terharu melihatnya. Tidak menyangka jika kedua dayang kepercayaannya akan berbuat seperti ini. Jimin sangat beruntung mempunyai dayang yang sangat pengertian dan menyayanginya.
“terima kasih dayang Im. Terima kasih Bo Sang Gong”
Flashback
“apa perintah yang anda tujukan pada kami berdua yang hina ini Yang Mulia Raja ?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorced Concubine
Ficción históricaPerjalanan cinta selir lelaki raja kala itu. "mari ikut ke istana bersama denganku" -- "aku menunggu jawaban penolakan darimu" "jika Yang Mulia memberikan titah pada hamba, apa hamba sanggup menolak?" -- "hamba hanya seorang rakyat biasa dan akan k...