Drap drap drap
Langkah kakinya memburu disertai deru nafas yang tidak teratur setelah mengahdiri pertemuan para menteri beberapa saat yang lalu.
Flashback
“kami menuntut pertimbangan agar mengambil seorang selir Yang Mulia. bagaimanapun negeri ini tidak lengkap jika tidak ada Putra Mahkota Yang Mulia. Harap pikirkan kembali pemikiran kami Yang Mulia ”
“apa yang kau katakan menteri Hong, tidakkah ini terlalu terburu-buru. Apa kau tidak mengetahui bagaimana perasaan Ratu Sooyoung nantinya ”
“Mianhanda Yang Mulia. Apa Ratu Sooyoung juga tidak memikirkan keraguan rakyat tentang Putra Mahkota ?”
“aku rasa topik ini terlalu dini untuk dibicarakan mentri”
“tapi Yang Mulia. Ini sudah 8 purnama anda menikah dengan Ratu. Mohon mengerti perasaan kami Yang Mulia. Kami siap membuat sayembara untuk mencari selir terbaik Yang Mulia”
End of Flashback
“kasim Heoseok”
“hamba menghadap Yang Mulia”
“siapkan kuda untuk ku, aku ingin berburu hari ini”
“Y-Yang Mulia, tidak kah ini sudah terlalu larut untuk berburu. Terlalu berbahaya Yang Mul-”
“jika aku sudah menyuruh menyiapkan kuda. CEPAT siapkan! Atau kau ingin mati malam ini juga?” perkataan kasim Heoseok terpotong JungKook. Heoseok dilanda ketakutan yang teramat. Ia tahu topic yang diangkat para menteri beberapa saat lalu merupakan topik yang sensitif bagi sang raja.
“bb-baik Yang Mulia. Izinkan hamba dan prajurit pengawal mendampingi anda”
“hmm”
--
“apa yang kau bicarakan menteri Song”
“mianh Mama. Ini juga yang terbaik untuk kedudukan putra anda. Ini adalah jalan satu-satunya agar pangeran ManJoon dapat naik tahta Mama ”
“apa dengan mengorbankan Putraku yang lainnya Menteri Song?”
“äku tidak bisa berbuat banyak menteri, ini tergantung dari keputusan Pangeran Namjoon sendiri”
“hamba mengerti Mama”
--
Di hutan belantara JungKook masih terngiang-ngiang akan permintaan para menteri. Dilain sisi ia masih sangat mencintai sang ratu. Tapi dilain sisi ia juga tidak mau mengecewakan rakyatnya. Dengan emosi yang masih memuncak, JungKook menarik tali pegangan kudanya agar berlari dengan cepat, meninggalkan kasim dan prajurit pengawalnya.
“hyaaaaa”
satu sabetan pada kuda melaju jauh meninggalkan kerumunan pengawalnya.
“hyaaaaa”
satu sabetan lagi, benar-benar kehilangan jejak.
JungKook benar-benar dikendalikan amarah yang meluap. Membutakan setiap pandangannya.
Tes
Tes
Tes
Setitik air turun dari langit perlahan menjadi deras, mengaburkan pandangannya depan.
AkhhhhhhhHingga tanpa sadar kaki kuda tergelincir hingga tubuh tegap sang raja jatuh melewati jurang.
Byurrrrrr
--
“morrago”
“mianhanda Mama, hamba pantas mati. Hamba lalai menjaga yang Mulia”
“kenapa kalian sampai lalai menjaga raja hahhhh” emosi ratu SooYoung
“cepat pergi cari , aku tidak mau tau caranya, Raja harus cepat ditemukan. Jika tidak…kalian akan tau akibatnya” genggaman tangan dibalik chimanya perlahan mengendur diganti dengan isak tangis pilunya.
“apa anda sedang memikirkan perkataan para menteri sampai anda seperti ini Yang Mulia ?” wajahnya menghadap langit seolah sedang berbicara dengan seorang yang paling ia cintai.
“maafkan saya Yang mulia. Yang belum bisa memberi anda putra mahkota”
--
Dilain tempat, Jimin sedang bersiap-siap menjalani rutinitasnya sehari-hari. Sejak kematian ibunya ia harus menghidupi hidupnya sendiri. Tidak ada raut sedih diwajahnya saat ini, karena ia tidak boleh larut dalam kesedihannya.
Yaaa
Ia harus tetap hidup agar marga dari sang ayah tetap hidup dalam dirinya.
Di hutan
Saat kaki kecilnya menapak bebatuan pinggiran sungai guna mencari ikan, buliran keringat jatuh menuruni dahinya ia tetap bersemangat dibawah terik matahari. Tanpa sadar pandangannya fokus pada sesuatu yang tergeletak samping bebatuan.
“apa itu” menyipitkan matanya guna memfokuskan pandangan sambil berjalan mengendap-endap mendekatinya.
“oh Langit” ia berlari mendekati yang ia yakini adalah tubuh mansia yang tidak berdaya.
“bagaimana bisa sampai disini” tangannya terulur menyentuh wajah rupawan tersebut dan berusaha mencari tahu apakah tubuh dihadapannya sih hidup.
“syukurlah anda masih hidup tuan” ucap Jimin dan sesegera mungkin membawanya ke rumah sederhananya untuk diobati.
Jimin meyakini jika lelaki yang ia temukan ialah bukan lelaki sembarangan. Ia bisa melihat pakaian mahal yang dikenakan dan beberapa atribut yang dipakai. Pasti ini adalah atribut yang biasa dipakai penghuni kerajaan.
Tangan kecilnya dengan lincah meracik obat untuk menyembuhkan luka di beberapa bagian tubuh lelaki yang ia temukan. Sesaat selesai meracik obat, ia bergegas menuju kamarnya yang digunakan untuk merawat lelaki tersebut. Begitupun sampai hari-hari berikutnya
Saat suatu ketika
Tangan kecilnya masih tetap mengobati luka tersebut, tiba-tiba tanpa disangka tangan lelaki tersebut bergerak ringan dan diikuti iris matanya yang terbuka. Memandang sosok yang telah menyelamatkan nyawanya.
Dan kedua pasang mata itu bertemu pandang tanpa ada satu kata pun terucap
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorced Concubine
Fiksi SejarahPerjalanan cinta selir lelaki raja kala itu. "mari ikut ke istana bersama denganku" -- "aku menunggu jawaban penolakan darimu" "jika Yang Mulia memberikan titah pada hamba, apa hamba sanggup menolak?" -- "hamba hanya seorang rakyat biasa dan akan k...