CHAPTER 10

1.7K 186 4
                                    

“Saya merasa lega bahwa anda baik-baik saja, Yang Mulia” tukas ratu Sooyoung setelah membantu sang raja membersihkan diri dan berganti pakaian.

“ini semua berkat seseorang yang menolongku dari kematian, aku sungguh berhutang budi padanya” kata jungKook seraya membayangkan wajah seseorang tersebut.

“semoga seseorang tersebut diberi keberkahan oleh langit”

Tetapi ratu Sooyoung mencium adanya ketidak beresan disini. Ia bisa melihat raut wajah rajanya seperti seseorang yang kehilangan arah. Ia tidak mengerti arah pandangan suaminya.

Perasaan cemas mulai tumbuh dalam hatinya. Apalagi semenjak suaminya datang kembali, ia melihat pandangan kosong di mata suaminya.
Ditambah saat ia membantu suaminya memakai pakaian kerajaan. Seakan suaminya tersebut ada dalam dunianya sendiri. Biasanya ia akan dipeluk suaminya seharian penuh melepas kerinduan ketika kembali dari peperangan ataupun perjalanan dari kerajaan seberang.

Tetapi tidak kali ini. Sejak saat itu ia bertekad untuk menyuruh pengawalnya agar mencari tahu siapa seseorang yang telah merawat suaminya.

--

Hari ini Namjoon merasa Langit telah memberkahinya. Ia dengan semangat memakai Jeogori sederhana yang biasa dipakai oleh bangsawan pada umumnya. Bagaimana tidak, hari ini ia diperbolehkan keluar istana. Merupakan kesempatan emas baginya untuk bertemu dengan sosok yang dirindukannya.

Dengan memakai jeogori ungu disertai baji senada dengan aksen naga pada bagian corak dadanya  menambah kesan tampan pada wajah rupawannya. Dengan senyum mengembang memperlihatkan lesung pipitnya, ia melangkah dengan pasti.

“Jimin, tunggu aku”

--

“jadi siapa kau sebernanya” gumam dalam hati ratu Sooyoung.

Flashback

“hamba menghadap anda yang mulia Ratu, semoga anda diberi umur seribu tahun” ucap salah seorang pengawal yang masuh diruangan sang ratu.

“jadi, cepat jelaskan apa saja yang kau temukan”

“baik yang mulia, anda tidak perlu khawatir, dia hanya seorang lelaki rakyat jelata yang tidak mempunyai apa-apa. Tidak ada yang istimewa dari bocah itu. Mama”

“bocah?”

“ye Mama, hamba sudah mencari tahu tentang anak itu dari warga sekitar. Dia bocah 17 tahun yang ditinggal mati keluarganya. Ia tinggal ditengah hutan selatan seorang diri.”

“kalau begitu, beri tahu aku siapa namanya”

“namanya Jimin yang mulia”
“apa marganya”

“untuk masalah itu hamba masih belum tahu yang mulia, menurut warga sekitar ia hanya memperkenalkan diri dengan namanya saja tanpa marganya”

“aku mengerti, kalau begitu pergilah dan carikan aku informasi lain tentang dia”

“baik yang mulia, hamba mohon pamit”

Flashback off

--

Tok tok tok

“iya tunggu sebentar” ia bisa mendengar suara didalam. Betapa meletup-letupdetak jantungnya saat ini.

Sesaat setelah pintu kayu tersebut terbuka, memperhatikan sosok indah yang ia impikan sepanjang hari.

“tu-tuan”

“hai, Jimin. Lama tidak bertemu”

--

Ia masih terjaga sampai saat ini. Menerawang langit-langit kamarnya. Ia tidak bisa tidur malam ini. Ia terlalu rindu sosok itu.
Perlahan ia bangkit menuju lemari diseberang ranjangnya dan membukanya. Dicarinya benda sederhana yang ia simpan sampai saat ini.

“hahh sampai kapan aku bisa terus menyimpan benda ini” helaan nafas diikuti pandangannya ke arah rembulan yang tengah bersinar terang dilangit Joseon.

“aku ingin memakaikannya di jarimu, pasti sangat indah” kini pandangannya lurus pada cincin giok yang ia pegang.

Tanpa disadari pemimpin Joseon tersebut dibalik pintu kamarnya terdapat sang ratu yang mendengar kata-kata yang keluar dari dalam kamar. Tangan lentik tersebut mengepal erat disisi Hanbook indahnya.

Niatan awalnya hanya ia ingin berbagi cerita bahwa ia tidak bisa tidur malam ini. Namun niatannya sirna seketika mendengar kata-kata tersebut keluat dari bibir suaminya.

“apa secepat itukah anda menyukai orang itu yang mulia”



tbc

Divorced ConcubineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang