Saat Namjoon sampai dirumah sederhananya bersama Seokjin.
“SEOKJIN-A, KAU DIMANA?” Namun yang dipanggil tidak menyahuti. Tapi ia tidak habis akal, pasti istrinya saat ini sedang bekerja.
Tanpa berpikir panjang ia langsung pergi menuju tempat istrinya bekerja. Berlari sekuat tenaganya, meskipun deru nafasnya yang sudah tak beraturan. Yang ia inginkan saat ini adalah Seokjinnya.
Pada saat ditengah perjalanan, ia bisa melihat sosok istrinya yang tengah berjalan. Ia memastikan jika saat ini pasti Seokjinnya tengah berjalan pulang.
“SEOKJIN-A” panggil Namjoon lantang yang dapat didengar Seokjin saat ini.
Ini terbukti dengan Seokjin yang berhenti berjalan dan memandangnya dengan airmata yang menggenang
Namjoon berjalan dengan pasti menuju istrinya berada. Dan sang istri tetap mematung memandang Namjoon tanpa berkedip. Takut jika sang suami akan menghilang jika ia berkedip walau hanya sebentar.
“Seokjin”
“Namjoon-a” sungguh Seokjin tak percaya jika dihadapannya kini adalah sang suami yang ia rindukan
Dengan perlahan tangan kurus Seokjin menggapai wajah rupawan itu.“benar, ini suamiku hikss hikss suamiku sudah kembali” tangan Namjoon ikut menggenggam tangan Seokjin yang berada di wajahnya.
“ya ini suamimu” dengan cepat Namjoon meraih tubuh Seokjin, mendekap tubuh istrinya yang sama sekali belum ia peluk sebelumnya.
Namjoon tidak tahu jika dengan memeluk istrinya bisa senyaman ini. Ia benar-benar merutukinya. Dengan berat hati ia melepaskan pelukannya dan memandang wajah cantik sang istri. Jika dipandang dalam jarak dekat seperti ini, ia bisa melihat wajah Seokjin yang berkali-kali lipat lebih manis dan cantik dari sebelumnya.“maaf aku meninggalkanmu sendirian”
“maaf telah melukai hatimu”
“kata maaf berulang kali tidak akan bisa menghapus kesalahanku”
“ssttt” telunjuk Seokjin menghentikan ucapannya.
“tidak ada yang perlu dimaafkan, anda tidak pernah bersalah”
“tapi-”
“tidak ada, yang ada saat ini adalah suamiku yang sudah kembali. Dan ini-” Seokjin beralih menatap pakaian yang dikenakan sang suami. Ia tidak bodoh, iya sangat mengetahaui jika pakaian itu adalah pakaian pengantin kerajaan.
“ceritanya panjang, mari kita pulang, kau pasti sangat lelah”
“a-aku tid-” ucapan Seokjin terpotong saat Namjoon menggendongnya dengan gaya bridalstyle, dan Seokjin tidak bisa berkata apa-apa saat bibir Namjoon mencium bibirnya.
“sudah cukup bicaranya, saatnya kita pulang”
Dan Seokjin yang berada di gendongan Namjoon hanya bisa menyembunyikan wajah merahnya di dada bidang Namjoon.
--
Dan sesampai dirumah, setelah membersihkan diri keduanya tengah duduk berdampingan menatap langit malam yang indah.
“aku harap kau tidak kecewa dengan ceritaku tadi”
“saya bisa memaklumi. Dan saya juga mengerti bagaimana insting seorang ibu yang menginginkan anaknya segera menikah dan memberinya seorang cucu. Itu akan menjadi hal yang paling membahagiakan dalam kehidupan beliau. Dan apalagi jika pasangan anaknya merupakan orang terpandang dan juga cantik”
“dia tidak secantik dirimu”
“bohong jika putri Jisoo tidak cantik. Putri mahkota kerajaan Silla yang terkenal kecantikannya dan juga kebaikan hatinya. Semua orang sudah mengetahuinya” senyum Seokjin luntur saat membayangkan wajah Jisoo. Terakhir ia melihat gadis itu saat seleksi terakhir dulu. Seokjin masih ingat wajah itu, kebaikan hati yang seirama dengan wajah cantiknya. Pangeran mana yang tidak jatuh hati pada sosok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorced Concubine
Ficción históricaPerjalanan cinta selir lelaki raja kala itu. "mari ikut ke istana bersama denganku" -- "aku menunggu jawaban penolakan darimu" "jika Yang Mulia memberikan titah pada hamba, apa hamba sanggup menolak?" -- "hamba hanya seorang rakyat biasa dan akan k...