CHAPTER 8

1.7K 180 3
                                    

“tu-tuan, anda sudah sadar” Tanya Jimin. Matanya berbinar saat lelaki yang ia temukan telah sadar.

“…..”

“apa ada yang anda butuhkan?, saya akan mencarinya” saat hendak akan berdiri, tangan kekar tersebut menghentikannya.

“tidak perlu, aku baik-baik saja. Terima kasih telah menolongku” balasnya lemah.

“tidak perlu seperti itu tuan, sewajarnya saya membantu sesama” senyum dari bibir mungil namun penuh tersebut membuat terpana raja Joseon untuk sementara waktu.

“kau memang orang baik, siapa namamu?”

“huh….ehmm saya Jimin tuan, anda bisa memanggil saya seperti itu”

“uhhhhmmm aku JungKook, senang bertemu denganmu”

“ngomong-ngomong, darimana tuan berasal, saya akan mengantar anda jika anda sudah merasa baik”

“bisakah aku tinggal disini beberapa waktu lagi?”

“huh????”

“kenapa ?ahhh tidak boleh ya….”

“bu-bukan seperti itu maksud saya, hanya apa tuan bersedia tinggal digubuk saya. Saya mengerti jika-”

“tempat ini jauh lebih sejuk dibanding seluk beluk kota, dan aku suka”

“Jimin-a”

“boleh aku tau berapa umurmu”

“umur saya 17 tahun saat ini tuan”

“huhh sudah aku duga, aku lebih tua 13 tahun ternyata”

--

“jawab aku kasim Jung Hoseok”

“mianhanda mama, tapi hanya ini yang bisa saya tunjukkan keberadaan Yang Mulia Raja. Saya akan mencari lagi jejak-jejak beliau”

“huhhhhh, cepat temukan Yang Mulia Raja secepatnya kasim”

“saya akan berusaha Mama”

“ya sudah, kau boleh pergi”

“baik Mama, hamba mohon pamit” usai memberi salam Kasim Jung mulai meninggalkan pavilion Permaisuri Ji Hye.

Saat Jihye mengurut keningnya, sang putra yakni pangeran Namjoon datang menghadapnya.

“ibu, apa kasim Jung membawa berita baik tentang keberadaan Yang Mulia Raja”

“kasin Jung membawa ini pangeran” ucapnya saat memperlihatkan pin kerajaan yang hanya dimiliki raja saja.

“itu kan-”

“benar pangeran, ini milik yang mulia Raja. Artinya keberadaan yang mulia Raja tidak jauh dari hutan selatan ”

“semoga Yang Mulia Raja cepat ditemukan ibu”

“iya pangeran, saya selalu berdoa yang terbaik untuk Yang Mulia Raja”

--

“Mama, hamba mohon agar bersedia memakan. Mama sejak beberapa hari ini belum memakan apapun. Hamba takut Mama jatuh sakit”

“apa aku bisa makan dengan tenang sedangkan suamiku belum ditemukan dayang Seo”

“tapi meskipun begitu Mama, mohon untuk menyantap hidangan ini walau sedikit Mama”

“tidak”

“Mamaaaaa”

Sooyoung hanya ingin suaminya datang…..

Sooyoung hanya ingin suaminya yang membujuknya dengan untaian kata romantis……

Sooyoung hanya ingin suaminya yang menyuapinya……

Sooyoung merindukan suami sekaligus rajanya, pemilik hatinya.

“suamiku” lelehan air mata menghiasi wajah cantiknya yang kini  berubah sembab menangisi keadaan suaminya yang sampai saat ini entah bagaimana kabarnya.

--

“Jimin-a lihat aku mendapatkannya”

“woahhhh tuan, bagaimana bisa”

“entah, mungkin aku sudah mulai ahli menangkap ikannya, hahahaha” tawanya membanggakan diri.

“terima kasih tuan, saya akan memasaknya segera”

“uhmmm, cepat bawakan masakan terenak untukku. Aku tidak sabar memakan masakanmu”

“anda memang handal saat merayu tuan”

Entah sudah berapa lama JungKook meninggalkan istana. Yang jelas beberapa hari bersama Jimin, ia mulai melupakan sejenak penatnya kehidupan istana. Ia belajar banyak dari lelaki yang menyelamatkannya beberapa hari yang lalu.

Istana ?

Ia tidak menampik hal bagaimana kondisi istana saat ini, bagaimana keadaan ratunya. Tapi entah, sisi lain hatinya juga masih tidak sanggup meninggalkan Jimin sendirian disini. Ia sudah melewatkan banyak waktu dengan lelaki manis itu. Seperti saat ini, ia diam melihat punggung sempit itu dengan seksama tanpa diketahui sang pemilik.

“Jimin-a”

“ya tuan,ada yang bisa saya bantu” ucapnya seraya berbalik menghadap sang Raja Joseon yang tidak ia ketahui.

“tidak, bukan seperti itu. Aku hanya penasaran keluargamu”

“ohhh itu….”tatapannya tiba-tiba berubah sendu. Dan berbalik memunggungi JungKook lagi dan melanjutkan memasaknya.

“ada apa? Apa pertanyaanku melukaimu”

“tidak tuan. Saya hanya teringat saja”
“teringat ? maksundnya?”

“saya mempunyai ayah, ibu, dan seorang kakak lelaki yang saya sayangi. Mereka sudah lebih dulu menghadap langit”

“…..”JungKook masih seksama mendengarkan cerita lelaki mungil dihadapannya.

“ayah saya seorang pedagang, dan kakak saya masih seorang pelajar di Sungkyukwan”

“woahhh daebak, pasti kakakmu orang yang hebat bisa belajar disana”

“iya tuan, kakak saya memang pintar. Sehingga saya tidak ragu lagi berkorban lagi demi beliau”

“kau memang baik Jimin-a”

“terima kasih atas pujiannya tuan”

“lantas bagaimana mereka meninggal”

“i-itu….” Ucapnya menggantung.

”ayah dan kakak saya meninggal karena dituduh melakukan kejahatan pada istana, mereka dihukum di alun-alun kota dihadapan semua warga termasuk saya yang melihatnya dibalik kerumunan warga. Lalu ibu saya tidak lama kemudian meninggal setelah beberapa hari keadaannya memburuk karena sakit” tangisannya pecah saat itu juga. JungKook mengetahuinya dari bahu lelaki mungil itu bergetar.

“astaga, maaf membuatmu mengingatnya” pinta JungKook seraya menghadapkan Jimin padanya dan memeluknya menenangkan lelaki dipelukannya.

“sssttttt uljima ne. Ada aku disini” dan dijawab anggukan dari Jimin seraya memendamkan wajahnya pada dada lelaki dihadapannya.






tbc

Divorced ConcubineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang