“terima kasih atas bantuan anda, Ha Seung Woo-shi” Jimin membungkuk memberi ucapan terima kasih atas pertolongan yang lelaki muda itu lakukan.“ahhh ini bukan apa-apa dibanding pertolongan anda waktu itu” pemuda itu tersenyum hangat membalas.
“ternyata anda masih ingat, sudah berapa lama itu”
“kebaikan anda waktu itu tidak akan saya lupakan, jika anda tidak ada mungkin nyawa ibuku sudah hilang” cengiran lebar pemuda itu berikan seraya mengingat kali pertama bertemu pemuda manis didepannya.
“lalu… bagaimana keadaan ibumu saat ini ?”
“yaaa seperti bisa, ibuku sudah kembali sehat sampai saat ini. Apakah anda tau nyonya, semakin bertambah tahun ibuku bertambah cerewet ”
“hahahaha benarkah itu”
“euhmm, ibuku menyuruhku segera menikah dengan seseorang. Karena beliau tidak sabar ingin mempunyai cucu nya sendiri”
“lantas, adakah seseorang yang sudah anda idamkan menjadi istri ?”
“ada” Seung Woo menatap nanar Jimin.
“lalu dimana kah dia saat ini, dan kenapa anda tidak segera melamarnya ?” Jimin mulai dibuat penasaran.
“dia ada didepanku saat ini” ucap Seung Woo dalam hati.
“dia telah pergi, dan mungkin saat ini telah menikah dan punya anak. He he he”
“anda memang lemah dalam urusan cinta sampai terlambat mendapatkannya hahaha”
“anda bisa saja nyonya”
“jangan panggil saya nyonya, panggil saya Jimin seperti dulu saja”
“baik, saya akan memanggil anda seperti dulu”
Malam itu Jimin diantar Seung Woo menuju kediamannya. Canda tawa mewarnai obrolan mereka saat dijalan. Sampai tak terasa Jimin telah sampai di depan kediamannya.
“mampirlah sebentar, saya akan membuatkan teh hangat untuk anda”
“tidak perlu repot-repot Jimin, saya juga harus segera pulang. Ibu pasti mencari saya jika pulang terlalu lama”
“ohhh baiklah, lan kali mampirlah ke kediaman saya”
“apa tidak apa-apa, saya takut kalau-”
“suamiku tidak ada dirumah, saya dan anak saya sendiri disini didampingi dua orang yang setia disamping saya”
“lantas, jika tiba-tiba suami anda pulang saat saya- ?”
“tenang, karena saya telah kembali disini”
Mendengar itu Seung Woo tidak berkuting sama sekali.
--
2 minggu kemudian
“Jinseok... tidak bisakah kau disini bersama bibi sampai Taehyung sudah cukup umur”
“kebaikan anda sudah terlalu banyak bibi, saya takut jika saya tak bisa membayar semua jasa bibi”
“kau sudah bibi anggap sebagai anak bibi Jinseok… dan Taehyung sudah bibi anggap sebagai cucu bibi sendiri. bibi disini hanya sebatang kara. Tinggal lah disini untuk beberapa minggu. Bibi takut terjadi apa-apa pada Taehyung dan juga kesehatanmu yang juga masih belum pulih sepenuhnya”
Seokjin hanya menimang apa yang dikatakan bibi Yoon yang ada benarnya juga. Tidak mungkin ia harus kembali ke kediaman orang tuanya. Jarak yang harus ia tempuh tidaklah satu ataupun dua hari. Ditambah juga ia membawa Taehyung kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorced Concubine
Tarihi KurguPerjalanan cinta selir lelaki raja kala itu. "mari ikut ke istana bersama denganku" -- "aku menunggu jawaban penolakan darimu" "jika Yang Mulia memberikan titah pada hamba, apa hamba sanggup menolak?" -- "hamba hanya seorang rakyat biasa dan akan k...