CHAPTER 24

1.5K 189 18
                                    

“Namjoon-a aku sudah-”

Sepi

Tanpa sahutan

“aishh aku lupa jika dia sudah kembali yaaa” tawa renyah Seokjin dengan nanar di mata nya.

Perlahan Seokjin berjalan menuju lemari disampingnya. Mencoba mencari sesuatu yang selama belasan tahun ia simpan.

Setelah ditemukannya, tatapan matanya bertambah nanar melihat benda tersebut.

“setidaknya aku masih memilikimu” katanya sambil tersenyum kecut. Namun selang beberapa detik, wajahnya berubah menjadi sedih saat menatap lekat-lekat benda ditangannya.

 Namun selang beberapa detik, wajahnya berubah menjadi sedih saat menatap lekat-lekat benda ditangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah binyeo berwarna emas, terbuat dari bahan terbaik. Benar, binyeo tersebut bukan dari kalangan rakyat biasa. Binyeo tersebut diberikan oleh raja terdahulu saat ia lulus seleksi  perjodohan dengan pangeran Namjoon dulu.

Tes



Tes



tes




Kemudian ia letakkan binyeo tersebut dipangkuannya. Tangannya terulur mengepang rambut hitam panjangnya dan menatanya sedemikian rupa, dan tak lupa juga menancapkan binyeo emas bermotif Phoenix di sela-sela tatanannya.

Seokjin memandang dirinya yang memakai binyeo tersebut, hatinya teriris pilu melihatnya. Seharusnya ia sudah memakainya saat ini. Ia menangis tersedu mengingat suaminya. Tersedu mengingat bagaimana penghuni kerajaan dulu menolaknya berada di istana menemani sang pangeran waktu itu.

“tidakkah kau mengingatku dulu Namjoon-a”

--


Hari-hari Namjoon lewati dengan menyendiri di paviliunnya. Atau melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan didalam istana seperti berlatih pedang ataupun memanah. Namun, saat ini keadaaan berubah tidak seperti biasanya. Direlung hatinya masih terasa berat meninggalkan seseorang yang telah berstatus sebagai istrinya di luar sana. Namjoon tidak pernah berbicara maupun bertatap muka dengan keluarganya hingga sampai saat ini pihak keluarganya masih belum mengetahui statusnya kini yang sudah menjadi suami orang.
Dan dengan menguatkan hati Namjoon menuju pavilion sang ibunda guna memita izin agar ia bisa keluar istana. Namjoon saat ini benar-benar seperti dikurung di dalam istana, tanpa diizinkan keluar tanpa sepengetahuan sang ibunda maupun raja sendiri.

“eommonim, bolehkah aku keluar istana sebentar?”

“anda tidak boleh keluar istana pangeran, ini sudah menjadi titah raja”

“tapi eommonim” Namjoon menyela.

“apa anda mau melihat emmonim tersiksa kembali pangeran?”

Namjoon sudah tidak bisa berkutik lagi tentang ancaman sang ibunda. Disatu sisi ia sangat menyayangi ibundanya dan di sisi lain ia bingung dengan perasaannya saat ini.

Divorced ConcubineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang