CHAPTER 29

1.7K 168 20
                                    


Sreettt

Huhh

Helanaan nafas memburu dari raja Joseon tersebut saat telah sampai di paviliun usai melihat keadaan sang putra mahkota. Ia tidak menyangka dapat bertemu dengan mantan selirnya. Hatinya sungguh menyakitkan saat bertemu pandang dengan seseorang yang pernah ia cintai dan seseorang itu pula yang ia buang dengan keadaan yang sungguh memprihatinkan.

Bohong jika ia tak merindukan sosok itu. dalam hatinya yang terdalam masih tetap mencintai Jimin. Lelaki itu masihlah sama dengan dulu, selalu menunduk dalam menghormati orang yang berkuasa di Joseon.

“bagaimana bisa aku berbicara seperti itu didepannya. Maafkan aku Jimin-a”

--


Di paviliun putra mahkota
Jimin masih tetap mendekap sang putra agar tetap nyenyak dalam tidurnya. Tangan kecilnya menepuk pelan punggung kecil sang putra. Meskipun terasa melelahkan, tapi ia enggan melepaskan dekapannya. Suhu badan sang bayi pun juga telah berangsur normal.

Memang selama 2 hari ini ia telah berada di kerajaan merawat sang putra tanpa sepengetahuan ratu Sooyoung. Jika ratu datang berkunjung, ia akan bersembunyi diruangan tersembunyi yang terletak di samping kamar sang putra mahkota.

Dan hari ini adalah hari terakhir ia berada disini. Sebentar lagi mungkin tandu yang mengantarnya pulang akan segera tiba. Rasa-rasanya Jimin ingin tetap berada disini meskipun ia menjadi pelayan putra mahkota.

Tes

Tes

Air mata telah menganak sungai di pipi gembilnya, segera ia hapus saat terdengar seorang dayang memberitahu jika tandunya telah sampai. Dan dengan berat hati ia menyerahkan putra kecilnya pada dayang itu.

“dayang, saya hanya menyarankan agar putra mahkota setiap pagi anda mandikan dengan air hangat dan berjemur di bawah sinar matahari. Itu baik bagi kesehatannya”

“akan saya laksanakan”

“jadi-” terdapat jeda diantaranya.

“saya mohon pamit untuk kembali ke kediaman saya, mohon maafkan telah merepotkan anda” ucap Jimin sambil menunduk memberi hormat dan berbalik meninggalkan halaman itu.

--



Saat berada di tengah perjalanan, tandu yang membawa Jimin tiba-tiba terhenti. Perasaan was-was mulai melingkupinya. Ia dengan cepat mebuka tirai yang ada di depannya. Jantungnya bertedak dengan cepat. Raja Joseon ada didepannya dengan wajah yang memprihatinkan. Wajah yang kusut, mata yang memerah, dan jangan lupa kantung mata yang terlihat jelas.

“Jimin-a”

“Y-yang Mulia, bagaimana anda-” ucapannya terhenti saat tiba-tiba Jungkook berlari memeluknya erat.
Untuk beberapa saat jantungnya terhenti secara tiba-tiba. Ingin ia membalas pelukan itu, tapi urung ia lakukan. Ia sudah tidak berhak memeluk erat tubuh itu. .

“maafkan aku Jimin-a hiks hikss”

“Yang Mulia”

“Maafkan aku, sungguh…. aku menyesal mengirimmu di sana. Aku…hiks hikss”

“sudahlah Yang Mulia, saya tidak apa-apa”

“aku dengan bodohnya percaya dengan ucapan tua bangka itu, dan menyia-nyiakan malaikat sepertimu. Dan memperlakukanmu dengan buruk. Tolong Jimin-a, hilangkan baying-bayang itu dari hidupku”

“ini telah menjadi garis takdir saya Yang Mulia. Anda tidak perlu khawatir dengan saya. Saya baik-baik saja seperti yang anda lihat. Sebaiknya anda segera kembali ke istana sebelum rakyat melihat anda seperti ini”

Divorced ConcubineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang