Khawatir

769 45 0
                                    

              

RUMAH FEBRI
   
Febri yang sedang duduk diruang tamu, merasa sangat gelisah sejak dari tadi siang. Entah mengapa, dia berusaha untuk tenang. Namun, percuma saja itu tidak berhasil. Dia terus melirik ke jam dinding yang tergantung didepan nya. Jam sudah menunjukan hampir 19.20, namun adiknya masih belum pulang. Merasa khawatir dia pun pergi ke kamar dan mengambil ponsel nya.

"Nad..please angkat telefon nya..please.. kamu dimana…." Ucap Febri sambil menelfon nadia.

"Aigoo.. anak ini! Kenapa gak aktif sih nomornya, bikin eonni nya khawatir aja sih… Nadia, kamu dimana.. udah jam segini kenapa belum pulang.." Febri Terus mencoba menelfon Nadia namun belum sama sekali ada satu panggilan pun yang mendapat jawaban dari Nadia, yang ada hanya suara operator tentang nomor nadia yang diluar jangkauan.

"NADIA..HIKSS..KAMU DIMANA, NAD.?! " Febri pun mulai menangis.
 
Febri beranjak dari kursi rias nya yang berada didepan kaca, dan berjalan menuju kasur dibagian depan. Dengan masih berusaha untuk menghubungi Nadia terus menerus. Karena Frustasi Febri melempar Hp nya ke kasur. Menutup wajah nya yang memanas dengan kedua tangan nya. Tangis nya pecah,Febri benar-benar tenggelam dalam  lautan ketakutan yang sangat dalam. Didalam hening nya rumah, ia di temani dengan pikiran-pikiran buruk yang terus membayangi nya yang membuatnya semakin merasa ketakutan yang lebih buruk dari sebuah kematian.

"Nayla..!! iya, Hikss..dia mungkin tau dimana nadia" Ucap Febri sambil mendongak.

     Dia pun mencari Handpone nya yang dia lempar ke belakang tadi. Setelah menemukan dia langsung mencari kontak Nayla, dengan air mata yang belum kering dan suara isakan yang masih begitu terdengar dia menelfon Nayla.

"Ha..Halo.." ucap Febri terbata-bata.

"Feb? Mwo-ya?! Kenapa suara kamu kaya habis nangis gitu..?"
"A..Aniyo. Nay, Nadia ada dirumah mu kan? Kalau ada tolong bilang padanya untuk segera pulang.. aku sangat mengkhawatirkan nya"

"Feb, kamu ini bicara apa.? Nadia mana mungkin datang kerumah ku, kan terakhri dia bilang mau ke toko buku kan.?"

"Memang tapi dia belum pulang sampai sekarang. Ku..ku pikir dia mampir kerumah mu untuk mengantarkan ramen yang dia janjiikan.."

"Lalu, dia kemana kalau belum pulang ?Feb, betul nadia gak ada dirumah ku.. dia gak ada disini"

DEG!!!

    Bagai dihantam dari belakang dengan balok kayu, Febri begitu terkejut saat mengetahui bahwa Adiknya, Nadia tidak ada dirumah sahabatnya. Febri bingung, dia takut, dia gelisah, dia khawatir. Semua itu menjadi satu dihati nya. Dan sekarang yang ada dipikiran nya hanya dua hal. Apakah adiknya masih baik-baik saja atau tidak?

"NAYLAAA… Hikss.. Nay, Nadia belum pulang dari tadi sore, bagaimana ini?? Nay, dia adik ku satu-satu nya.. bagaimana kalau terjadi sesuatu dijalan dengan nya.. Nay, bagaimana ini..?"

"Kamu udah coba hubungi Nadia kan?!"

"Asal kamu tau!! Dia orang pertama yang aku hubungi baru setelah itu kamu!! Hikss… Nayla, Nadia itu tidak bisa menjaga dirinya dengan baik.. bagaimana kalau dia sekarang kelaparan karena belum makan, kedinginan karena kehujanan.. Nay, aku harus ada disisi nya saat ini.. Nayy"

"Ka..kamu tenang dulu oke, aku kerumah mu sekarang.. tenangin diri kamu dulu, feb.. "

"Palliwa.!!!"

      Febri pun dengan cepat langsung melempar Hp nya ke kasur, dan bersiap untuk pergi mencari Nadia bersama Nayla. Saat dia akan men-rasleting jaket nya, tanpa sengaja ibu Jari nya terjepit yang menyebab kan ibu jari Febri berdarah. Dia berusaha melupakan rasa sakit nya itu, dia pergi ke kaca dan mengambil kalung yang waktu itu dia beli bersama dengan Nadia.

Who Are You??  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang