Who Are You?? [END]

Pengalaman Pertama

Chimchim
.

.

      Di sebuah lorong yang gelap dan panjang berdiri sosok seorang Namja yang sedang berjalan menyusuri lorong itu, sambil sesekali membasahi bibir bagian bawah dengan lidah nya. Dia berjalan dengan begitu gagah nya dengan kedua tangan yang di selipkan disaku celana. Bunyi kaki begitu terdengar, mengingat kondisi lorong yang begitu gelap, dan sepi. Sampai tiba lah dia di sebuah pintu dengan nuansa putih yang tinggi menjulang keatas, dengan lebar yang tidak terlalu besar. Dia pun mengetuk pintu itu dengan jari telunjuknya.

TOK..TOK..TOK…

"Siapa?" terdengar suara dari dalam ruangan.

"Ini aku" Jelas Namja itu.

"Masuklah"

     Orang tersebut mengizinkan namja ini untuk masuk menemui orang didalam ruangan itu. Dia membuka pintu dengan perlahan, dan menutup nya kembali. Setelah itu berjalan mendekati sesosok Namja pula dengan postur tubuh yang tegap, dan bertubuh tinggi, yang sedang berdiri membelakangi nya.

"Ada apa hyung memanggilku?" Tanya Namja tersebut dengan suara beratnya.

"Aku hanya ingin bertanya kepada mu, perihal gadis itu" Ucap orang itu sambil memutar tubuhnya.

"Soal apa?"
"Kau membawa nya kesini atas persetujuan Appa, kan?"

"Tentu hyung.."

"Kau tau kan, dia sekarang menjadi anggota keluarga kita yang baru?"

"Ya aku mengetahui itu dengan jelas.. lalu apa masalahnya?" Namja itu menaikan alis nya sebelah.

"Kau mencintai nya kan? Lalu bagaimana hub…"

"Jangan sok tau! Itu hanya akal-akalan ku saja mendekatinya, aku hanya ingin dia ikut bersama kita dengan sukarela bukan karena paksaan. Aku mendekatinya bukan karena aku sungguh-sungguh mencintai nya, hyung.."

"Kau yakin?"

"Aku..yakin "jawabnya ragu.

"Kenapa nada bicara mu ragu begitu, Taehyung"

"Aku tau dari awal kau memang sudah mencintai nya, kan.. kau tau aku ini tidak bisa dibohongi oleh anak kecil seperti mu, lagi pula memang apa salahnya jika kau jujur soal perasaan mu pada ku perihal gadis itu" Ucap Namja itu lagi.

"Molla hyung.. Aku sama sekali tidak paham dengan perasaan ku bahkan diri ku sendiri. Satu sisi hati ku berkata bahwa aku sangat mencintai gadis itu, namun sisi lain ku berkata bahwa aku harus melupakan dia karena dia ini adalah adik-ku"