1

9.5K 217 1
                                    

Indria adalah karyawan kesayangan ci Alin,dia sangat rajin dan pintar sekali melayani pelanggan tokonya.Pagi-pagi dia berangkat kerja mengendarai sepeda motor bebeknya,dia parkirkan didekat toserba yang berada didepan toko tempatnya bekerja.Jika sudah selesai bekerja,dia langsung membantu ibunya berjualan gudeg ceker.Dia sangat terampil melayani pembeli-pembeli langganan ibunya.
Tak sadar ternyata dia diperhatikan oleh laki-laki itu.Laki laki yang mempunyai hidung mancung,dan berambut tebal seperti Karan Patel pemeran Raman Khumar Bhalla di serial Mohabbatein.Sesekali pria itu menggodanya,tapi Indria diam saja hanya menunduk malu.Sering sekali dia datang menjadi pelanggan tetap ibunya.

"Vickindas,atau biasa di panggil Vicki,atau Vik"
Ucapnya pada Indria dengan sangat lembut,lalu Indria membalas ucapannya.Akhirnya mereka berkenalan satu sama lain.Dan meminta Indria untuk selalu delivery order ke hotel tempatnya menginap kalau berada di Solo,karena Vik vegetarian dan baginya sulit mencari makan di kota ini.

Vik ternyata adalah supplier barang di toko Ci Alin,dia melihat Indria masih bekerja di pagi sampai sore lalu berjualan di malam hari.Hingga menawarkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan besar untuk Indria.Indria menerimanya,karena dia tergiur gaji yang lumayan.Maka berangkatlah dia ke Jakarta,bekerja untuk Vik.Dia bekerja di gudang dan di apartemen Vik,dia tinggal di sana.Vik pun tinggal di sana juga,tapi sering keluar kota karena urusan pekerjaan.

Indria menatap keluar jendela,hujan sangat deras sekali dan kilat pun menunjukkan kekuatannya.Tiba-tiba Isak,sopir Vik mengetuk pintu kamarnya.

"Bapak mabuk mbak,muntah.bisa bantu nggak"
"Iya bisa"jawab Indria.
Mereka berdua menidurkan Vik di ranjangnya,melepas sepatu dan kaos kakinya.Dan Indria membersihkan muntahannya di lantai dan di baju Vik.Sembari dia memandangi wajah tampan Vik,dia menghela nafas panjang.Isak sudah keluar dari kamar majikannya,karena dia sudah sangat mengantuk.Setelah selesai Indria segera bergegas,tapi Vik menarik rambutnya yang panjang dan basah.Dia tersungkur ke pelukan Vik.

Vik memeluknya erat sekali,Indria meronta tapi apalah daya.
"Aku jatuh cinta padamu Indria"ucap Vik lirih di telinga Indria,dia melancarkan ciumannya ke leher dan tengkuk Indria.Semula Indria meronta dan menunjukkan rasa tidak senang,tapi Vik menguasainya sekarang.Vik melepaskan tali bra-nya,dan meraih dua buah payudara Indria yang sekal dan padat.Menciuminya dengan beringas seperti orang yang sedang haus.Indria mengigit lidahnya kecil..

"Jangan pak"ucap Indria

"Aku tahu kamu juga mencintai dan menginginkanku juga"

Indria meronta,menjerit dan Vik menindihnya.Indria menyerahkan kehormatannya kepada lelaki yang menjadi tuannya.Darah segar mengalir dari kemaluannya membasahi pangkal pahanya.Dia menangis menahan sakit,nyawanya seperti tertarik ke atas.Setelah selesai menggagahinya Vik memeluk Indria erat,dan dia bisa merasakan gesekan rambut-rambut yang tumbuh di dada Vik.Vik menciuminya,punggungnya lagi dan ingin sekali lagi.Indria memohon untuk tidak melakukannya lagi.

"Sakit"ucap Indria polos.
"Sakit karena belum terbiasa,nanti lama-lama terbiasa"jawab Vik yang seakan tidak perduli.

Malam itu mereka sangat panas sekali,hingga keesokannya Vik baru menyadari apa yang dia perbuat dengan Indria.Indria menyembunyikan mukanya,dia tampak lelah,kacau dan merasa berdosa.Darah keperawanannya berceceran di sprei,Vik tertunduk menyesali apa yang telah dia perbuat.
Lalu dia mendekati Indria disisi ranjang,menggenggam tangan gadis polos itu.Gadis yang telah ia renggut keperawanannya.

"Aku minta maaf.aku sama sekali tidak bisa mengendalikan diriku,aku jahat"ucapnya..

Indria hanya membisu,menatapnya dalam.Dan Vik mengecup bibirnya yang tipis itu.
"Cepat mandi,lalu kita berangkat bersama.jika tidak bisa membuat sarapan,aku akan makan di kantor saja"kata Vik
"Aku bisa"jawab Indria.
Setelah menyiapkan sarapan,Indria pergi mandi.Dia mengingat kembali bagaimana kejadian kemarin malam,dia menangis di kamar mandi.Lalu ada yang mengetuknya dari luar.Ternyata dia lupa mengunci pintu kamarnya.Vik menyuruhnya untuk segera bergegas,dan dia tahu Indria menyembunyikan air matanya.
"Apapun yang terjadi,aku tetep sama kamu,kamu tanggungjawabku disini.oke,jangan menangis"hibur Vik.

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang