18

1.8K 94 7
                                    

Hotel ini adalah salah satu hotel bintang lima di Semarang.Indria melihat kebawah,kejendela.Dia berpikir jika misalnya dia terjun bebas ke bawah,pasti rasa kesakitan ini akan lenyap seketika.Dia sudah merasa tidak kuat untuk hal ini.Lamunannya buyar oleh dering teleponnya.Bebo menelepon karena anak-anak kangen.Indria berbincang dengan ketiga anaknya,dia bisa tersenyum dan melepaskan rasa sakitnya.

Ishak mengetuk kamar,karena dia mencoba menelepon tapi tidak bisa.Indria lebih memilih akan turun ke restoran bawah daripada pelayan mengantarkan makanan ke kamar.Selang beberapa menit,Indria turun ke bawah.Dia ke restoran di pinggir kolam renang,dia tidak makan hanya minum dan melihat-lihat suasana saja.

"Buk,di cari bapak.bapak sudah selesai"panggil Ishak.

"Ada apa??masih mau disini,bilang aja gitu"ucap Indria.

Indria masih saja duduk di situ menikmati suasana kolam dan lalu lalang orang.Tiba-tiba ada yang membuatnya kaget,Vik turun dan duduk di sebelahnya.Indria tidak bergeming sedikitpun.Makanan sudah siap berada di meja,dan Vik mulai makan.Tapi dia menaruh sendoknya lagi dengan agak keras,sengaja agar Indria menoleh ke arahnya.Matanya masih sembab dan dia mulai melayani suaminya.Mengambilkan nasi dan menuangkan minum di gelasnya serta mengambilkan lauknya.Dia masih saja menjaga kehormatan suaminya,dia menjaganya dengan sangat baik walaupun dalam keadaan yang sangat kacau.

Setelah makan mereka berjalan menuju kamarnya dan masih saja berdiam diri.Vik sama sekali tidak bergeming,dia merasa bersalah telah membawa mereka berdua kepada keadaan yang sangat rumit.Indria tertunduk lesu ketika dia melihat layar notebook suaminya.Dia bisa melihat wallpapernya,maternity photoshoot layaknya orang-orang kaya.Dia meletakkan kopi di sebelah file-file itu.Vik memeriksanya dengan seksama sehingga tidak terlalu memperhatikan Indria mengamatinya dari atas ranjang,sesekali dia mengecek ponselnya dan terlihat senyum yang merekah di bibir suaminya.

Bahkan tak pernah Vik berpikiran untuk menelepon tiga putranya atau bertanya bagaimana keadaannya.Hati Indria  terbakar cemburu,ketika melihat Vik mengkodenya untuk tidak bersuara.Vik menerima telepon dari Milan,dan Indria mendengarnya.Bagaimana Vik mencurahkan kasihnya kepada mereka,dia mendengar Vik lembut sekali terhadap anak dan istri keduanya itu.Indria tidak bisa menahannya,dia seperti lunglai dan bersandar di dekat mini bar kamar itu.Yang Vik lakukan adalah jahat,bagaimana mungkin seorang istri sah malah menjadi seperti selingkuhan.Mereka berhubungan seperti layaknya simpanan.

"Sudah teleponnya"hardik Indria.

"Iya udah"

"Jadi aku boleh,tidur diranjang lagi??"ucapnya getir.

Vik mengangguk seperti tanda mempersilahkan.

"Mas!?kamu ndak pengen telepon Vicya,Alya,Elya?mereka juga anaknya mas juga"terang Indria.

"Iya besok pagi"balasnya enteng.

"Mereka belum tidur kok"tegas Indria lagi.

"Kamu kenapa sih??iya besok aku lakuin telepon anak-anak.emang kamu ngga ada pulsa ya???telepon gih"kata Vik sedikit dengan nada yang meninggi.

"Aku udah,tapi dia juga butuh Ayahnya"

"Kamu ngga bisa lihat ya,kalau ayahnya juga sama ibunya disini.kenapa sih hal gampang selalu kamu bikin repot,heran aku tuh sama kamu sekarang"ucap Vik.

"Kamu ada foto mereka nggak???inget nggak berapa usia mereka???enggak kan"

"Aku lama-lama pusing ngadepin kamu!ngga ada happy-happynya"tegas Vik.

"Hari ini anak kedua kita,Aya ulang tahun.kamu sebagai Ayahnya tahu nggak???enggak kan??lupa kan???kamu selalu memandang rendah anak yang lahir dari rahimku"

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang