15

1.8K 92 2
                                    


Nay tampak muram sekali,dan tidak pernah dia seperti itu.

"Hay princess,how are u??"hibur Ariel.

"Not good,ayah.i have something problem at school!"

"Ada apa sih?kenapa anak Ayah bermuram durja?"tanya Ariel.

"Sahabat Nay,Vicya.pindah sekolah,katanya sih di deket rumahnya"

"Vicya siapa??"

"Temen sebangku Nay,yah.anaknya tante Indria,Ayah berteman juga kan dengan ibunya"celoteh Nay.

"Oh iya yaa..jangan sedih.kan cuma pindah sekolah,belum juga pindah rumah.emang rumahnya di mana sih Nay?"

"Ya mana Nay tau yah!"ketus Nay.

"Oke,beri Ayah waktu untuk cari tahu"goda Ariel pada putranya.

"Janji ya yah??"ucap Nay.

"Iya,siap.makan dulu gih"kata Ariel.

Lantas Ariel berpikir,pasti ada masalah dengan Indria.Lalu dia seketika ingat jika pernah pesan makanan kepada Indria,besok dia akan memcari tahu lewat orang kantor.

Pasti banyak yang nanya kenapa Indria terlalu lemah??yes,she is.

Indria berbeda dengan kebanyakan dari kita yang Tuhan menciptakan dalam wujud wanita.Dia itu lugu sekali,bahkan baru menginjak Jakarta pertama kali dengan Vik.Vik yang tunjukkan bagaimana kerasnya dunia ini.

Dia mencintai suaminya dan kebanyakan gadis Jawa memang benar-benar mengabdi kepada suaminya.Itu sebabnya banyak pertimbangan yang harus dia pikirkan,dia tidak hanya hidup sendirian.Dia punya anak dan keluarga yang mungkin mendambakan kebahagiaan yang seutuhnya,apa jadinya jika tahu hal sebenarnya.Orang tua Indria akan hancur dan jadi bahan omongan orang satu desa.Banyak yang harus di pikirkan sebelum melangkah.Bagaimana menghidupi ketiga putranya,dia hanya bisa memasak dan tidak memiliki ijasah SMA.Indria hanya berpendidikan rendah,namun dia memiliki budi pekerti yang tinggi.Semuanya butuh proses,karena permasalahan hati tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Hari ini Ariel sampai kantor dan dia  baru ingat jika harus bertanya pada karyawannya.
"Bapak panggil saya?"tanya Naina.

"Oya,Nay.kemarin kamu pesen makanan di mana ya,untuk menjamu tamu kantor?"

"Kakak saya pak yang bikin"jawab Nay.

"Oh jadi Indria tuh kakakmu,kok bisa beda gitu ya mukanya.kakak iparkah??"tanya Ariel penuh selidik.

"Sepupu saya menikah pak sama dia,lalu ibu saya menganggapnya seperti anaknya sendiri.gimana ya pak??ada apa??"tanya Naina.

"Oya tolong pesenin tiap makanan siang saya dia yang bikin ,lalu kirim makanan kerumah seminggu 2 kali di hari sabtu dan minggu.menunya nanti aku yang pilih sendiri.Bisakah minta nomer ponselnya???"ucap Ariel ribet sekali.

"Oya pak,bisa"jawab Naina.

Setelah memberi nomer telepon,Naina pamitan pergi.Tapi Ariel memanggilnya lagi.

"Kenapa anaknya di pindahin sekolah??"tanya Ariel lagi.

"Saya belum tahu pak,belum bertemu"tutup Naina.

Sepulang kantor,Naina langsung kerumah Indria.Dia membawa makanan untuk keponakan-keponakannya.Haru sekali ketika keponakannya menyambut dengan bahagia.Dia mengobrol dengan Indria,pertama-tama ngobrol tentang pesanan kantor lalu soal anak-anak.

"Kenapa Vicya sama Aya pindah sekolah?kak Vik ngga kasih uang??"tanya Naina geram.

Indria hanya diam saja membisu.

"Jawab kak,kenapa??"tanya Naina.

"Kakak capek,Na nganterin mereka kesekolahnya yang lama.Itu jauh dan sekolah di dekat rumah juga bagus"kilah Indria.

"Ya aku tau,tapi aku pengen tahu kak Vik kasih uang ke kakak apa nggak?"

"Kasih kok,tenang aja"jawab Indria.

"Kalau ada apa-apa,ngomong aja kak.Nana sama kak Viv akan bantu kakak"ucap Naina.

Naina bisa lega karena Vik masih menjalankan tugasnya dengan benar,dia masih bertanggungjawab terhadap istri dan anak-anaknya.

Indria bahagia sekali karena orderannya semakin banyak saja,dan bertambah jumlah pelanggan tetapnya.Dia mengirim kekantor-kantor,acara arisan,sunatan  dan lainnya.Dia mewarisi bakat ibunya yang pandai memasak.Teman dan bos Naina juga menjadi pelanggan tetapnya,banyak pemasukan yang dia dapat.Kini dia tidak lagi takut kelaparan,tanpa atau ada Vik dia masih bisa memberi makan anak-anaknya walaupun dengan cara yang sederhana.

Banyak berkat yang melimpah yang datang padanya.

"Kak,besok ada pesenan di tempat sodara bos.Seperti biasa cuma mintanya makanan vegetarian lalu jenisnya di tambah lagi.Dan juga minta di tatain sekalian kak di meja makan mereka"ucap Nania di telepon.

"Oke siap,jam berapa??"

"Jam 2 an"tutup Nania.

Keesokannya Indria mengerjakannya dengan senang hati,jika pesanan banyak seperti ini ada dua  orang yang dia andalkan.mpok Euis dan Bebo yang membantunya.Tapi hari ini lain,mereka meminta makanan Vegetarian.Sebenarnya mudah,cuma menjadi teringat dengan Vik yang sudah lama tidak pulang.

Indria mengantarkan pesanan dan menata di meja makan mereka.Dia bergegas menata semua peralatan makan di meja yang mewah itu.Tapi sepemilik rumah meminta Indria untuk membantunya menyajikan juga,karena tiba-tiba mbak yang bekerja dirumah itu pusing dan pingsan.Dengan ringan hati Indria menawarkan diri untuk membantu si tuan rumah.

Lagipula tamunya juga tidak banyak,hanya sekitar 8 orang saja.Indria menyajikan minum dan makanan pembuka.

"Pembantu baru ya???"ucapnya

"Hisss bukan,dia pemilik katering ini,yang masak ini semua sekarang bantuin aku.si mbak tadi pingsan"ucap pemilik rumah.

Sayup-sayup Indria mendengar itu,tapi dia tidak mengambil hati apa yang mereka bicarakan.Indria menunggu di dapur dalam,lalu tiba-tiba si pemilik rumah repot sekali.Dengan berat hati Indria keluar dan menunjukkan aktifitasnya diruang itu.

"Ini istriku"ucap suara yang tidak asing.

"Oya ini mbak Indria,yang nyiapin makan siang kita ini.nanti kalau kalian ada acara dirumah bisa pesen ke dia"kata si pemilik rumah,mempromosikan masakan Indria.

Ada salah satu mata yang tidak berani menatapnya,ada mata yang sendu mencuri pandang dari kejauhan.Indria tahu si pemilik mata itu malu jika semua orang di ruangan ini tahu kebenarannya.Indria lalu masuk lagi kedalam,ternyata pemilik rumah ini adalah rekan bisnis suaminya.Indria menunggu acara itu selesai lalu bantu membersihkannya.

Sebenarnya Vik tidak tega melihat Indria harus beres-beres dirumah orang,mencuci piring dan menyajikan makanan seperti itu.Vik tahu jika Indria pasti tidak masalah dengan hal ini karena itu pekerjaannya terdahulu.Indria bersikap profesional dan tidak memancing keributan disana.Setelah selesai,indria pamit pulang.Di luar Vivek sudah menjemputnya dan Indria sedikit kaget.

"Kenapa kak sampai sini??"

"Suamimu neror aku terus,katanya suruh jemput kamu.ada apa sih???"

"Nggak apa-apa cuma tadi ikut bantu-bantu dirumah ini,karena pembantunya tiba-tiba sakit.memangnya ada apa sih??"

"Aku suruh bilangin kamu,jangan kayak gini lagi"

"Memangnya kenapa sih kak?Indria tuh pertama kali ke Jakarta juga jadi pembantu kan nggak pernah jadi menantu"canda Indria yang garing.

Indria meninggalkan ponselnya di rumah,lalu dia melihatnya.Ternyata banyak panggilan masuk dari Vik.Indria tidak menghiraukannya,karena dia tahu hanya akan ada kemarahan yang tumpah saja.

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang