17

1.8K 103 5
                                    

Banyak kenangan yang terjadi dirumah kecil ini.Dimana dia di besarkan dan dilimpahi kasih sayang oleh kedua orangtuanya,disayangi oleh kakaknya.Sepeda kayuh yang sering ia gunakan masih ada di kebun belakang di dekat kandang ayam,setelah pulang bekerja Indria mempunyai tanggungjawab untuk memberi makan ayam-ayamnya setalah itu mandi dan membantu ibunya berjualan.Sederhana bukan??

Dia ingat pertama kali Vik membawanya ke Jakarta untuk bekerja dengannya.Bapak Ibunya berat sekali melepaskan putri satu-satunya,tapi merelakannya karena itu keputusan putrinya.Waktu itu Indria menyadari jika jatuh cinta,karena kebaikan Vik dan  bagaimana perhatiannya seperti orang terkasih.Ada foto pernikahan mereka juga di rumah itu,orangtuanya sangat bahagia memiliki menantu seperti Vik.Hingga dalam keadaan sakit pun Bapaknya masih mencari Vik,dia memegang tangan menantunya itu.Indria merasa sakit melihat itu,bagaimana jika Bapaknya tahu bahwa Vik kini beristri dua.Dia melihat ibunya pun sangat mengasihi Vik,sempat-sempatnya menyiapkan makanan untuk menantu kesayangannya.

Indria seperti bernostalgia lagi dengan kebahagian-kebahagiaan yang dia miliki sebelumnya.Dia tahu Vik kepanasan karena entah mengapa udara kali ini panas sekali,mungkin karena musim kemarau atau mau hujan.Mereka tidur berdua di ranjang yang sama,dan sangat dekat.Karena ranjang tua itu sangat kecil dan berbeda dengan dirumah.Kulit mereka pun berhimpitan dan sesekali rambut panjang Indria mengenai muka Vik.

Vik sedikit agak kesal ketika rambut Indria mengenai matanya,tapi baunya wangi sekali.Dia tidak bisa tidur karena hanya menggunakan kipas angin yang sangat kecil.Lalu Indria berdiri untuk mengikat rambut nya dan berjalan keluar,dan masuk lagi dengan membawa kardus kecil.Dia tidak kembali tidur,tapi duduk di dekat pinggangnya.

"Tidurlah!"ucapnya lembut,sembari mengipasinya dan memijat kakinya

Indria selalu mempunyai hal manis yang tidak dimiliki setiap orang,dia bisa di andalkan dan sangat mencintainya.Vik tahu dan merasakannya,tapi hatinya yang tidak ingin merasakannya.Rasanya sangat menyedihkan ketika dia tahu ternyata Vik tidak tidur,tapi membalas pesan dari Milan.Indria melirik ke layar ponselnya,dia kepo dengan hal itu.Indria spontan menghentikan pijatan dan berpikir yang tidak-tidak.Dia mensupport hatinya sendiri untuk tidak mempengaruhi keadaannya.

"Mas,aku ke kamar mandi dulu"ucap Indria.

Dia sedikit berlari keluar,dia memang tipikal yang selalu gampang menangis.Bahkan selama beberapa hari bersama,tak ada sekalipun pemikiran Vik untuk menyentuhnya.Atau bahkan hanya menciumnya atau memeluknya.Dia memberi pengertian pada dirinya sendiri,mungkin karena Bapak masih dirumah sakit.Entahlah....

Dia masuk kamar dan terdengar Vik sedang menelepon seseorang,Indria menghentikan langkahnya.Obrolan itu sangat manis dan terdengar suasana manja di seberang sana.Setelah mengantar air minum dia keluar lagi,dia lebih memilih menunggu di luar kamar.Vik sebenarnya tidak enak hati jika berbicara di telepon dengan Milan dan ada Indria di dekat situ.

Vik bingung ketika mendapati kecemburuan Indria sudah tidak seperti dulu lagi,bahkan dia menganggapnya dia tidak lagi bereaksi.Ada kesalahpahaman yang terjadi disana,setelah 30 menit berlalu Indria belum juga masuk kamar.Vik menyusulnya,dia penasaran dengan apa yang istrinya lakukan.Rupanya Indria tertidur dikursi tua di depan Tv.Vik mencoba mengangkatnya,dan dia rasakan kini dia tidak seringan dulu.Vik memindahkan Indria keranjang tua itu,Indria merasakannya dan samar dia membuka matanya.Ada lelaki ganteng,pujaan hatinya yang memindahkan tubuhnya.Pelukannya semakin erat saja,dan Vik tahu jika Indria sengaja melakukannya.

Setelah membaringkannya,dia usap keringat yang berada di dahi Indria.Sudah lama sekali dia tidak pernah menggauli istrinya,jujur saja dia kasihan.Dia tahu jika Indria menginginkannya,tapi rasanya feel itu sudah menghilang darinya.Vik menhela nafasnya dalam.Dia mendaratkan ciumannya ke dahi Indria,hidung,telinga dengan lembut.
Jantung Indria berdegup kencang,dia menginginkannya dengan segenap jiwa dan raganya.Terbukalah kedua mata Indria,dia memandangi pujaan hatinya yang dulu selalu menggilainya.Bau parfum itu di ciumnya,masih sama seperti ketika mereka masih berdua.Vik melepaskan kancing baju Indria dengan lembut,Indria pasrah saja menerimanya.

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang