31

1.9K 115 10
                                    

Indria berjalan sedikit agak kencang,dan menuju lift yang tampak kosong.Dia tidak perlu lagi berbicara kepada recepsionis,karena dia masih hafal betul tempat itu.Tanpa mengetuk pintu dia masuk begitu saja.Ada sepasang mata yang kaget ketika mendapati Indria di depannya.Wajah ayu itu berbeda dari sebelumnya,dia memang gadis biasa yang terhormat.

"Aku mau mengembalikan ini"ucap Indria terbata-bata.

Dia menyerahkan semua dokumen-dokumen itu dengan agak kasar di atas meja.

"Tapi ini semua milikmu"

"Bukan!itu bukan milikku"ucanya tegas.

"Tapi ini sudah menjadi milikmu.Aku sudah memindah tangankan ini semua menjadi namamu dan anak-anak"

"Jadi kita bercerai karena ini???"tanya Indria pelan.

Vik sedikit tertunduk karena ragu akan menjawab hal apa.Dia menghela nafas agak panjang.

"Jadi aku harus menukar suamiku dengan semua ini???"tanya Indria.

"Jawab aku??kamu pikir semua ini cukup??"ucapnya lagi dengan menitikkan airmata.

Vik mati kutu dan tidak bisa menjawab apapun.

"Sudahlah pak,Vichindas Mohan Ramchan.aku kembaliin semuanya.sampai ketemu di pengadilan minggu depan"tutup Indria sembari berlari keluar.

Dia segera bergegas meninggalkan ruangan itu dengan hati yang kacau dan perasaan terhina.Dan Vik masih terpaku dengan apa yang Indria lakukan.Dalam.lubuk hatinya yang paling dalam,dia merasa tepat memilih seorang istri yang memang benar-benar mencintainya.Dia mengembalikan semuanya yang Vik berikan,dan itu seharusnya bisa membuka mata hati Mami.Bahwa Indria sama sekali tidak pernah mengincar harta,itu bukanlah dia.

Sepulang dari kantor Vik mampir kerumah Bebo.Dia menitipkan berkas dokumen itu pada Bebo,dan sedikit bermanja dengan Bebonya.Vik melakukan hal ini untuk Maminya,untuk membalas budi baiknya.Mami tetaplah ibunya,orang yang berjasa membesarkannya menjadi seperti ini.

"Seandainya ada pilihan lain bu,mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi"ucap Vik lirih.

Andai saja keadaan tidak menjadi sesulit sekarang,andaikan dia bisa pergi dari keadaan ini.Andaikan dan andaikan.

Baru kali ini Indria pergi ketempat yang seram ini,dia datang di temani Bebo,Lala dan Vivek.Sedari tadi air mata Bebo tidak bisa berhenti,karena mereka sangat menyayangi anak-anak ini.Hari ini sidang perdana perceraian mereka dan bulan ini tepat 13 tahun pernikahan mereka berdua.Indria mengharapkan kedatangan Vik ke persidangan mereka yang perdana.Beberapa kali dia melihat ke arah pintu itu,dan hari ini lumayan antrean begitu banyaknya.Vik hari ini tampak gagah sekali,mengenakan kemeja putih dan menunjukkan badannya yang tegap.Dan dia masih mengenakan kacamata hitamnya dan sepertinya enggan melepaskannya.Dia duduk di samping kuasa hukumnya.

Indria mengenggam tangan Bebo erat,dan berusaha menyembunyikan kesedihannya.Tapi dia tidak bisa,rasa cintanya begitu dalam kepada suaminya.Dia ingin Vik berubah pikiran,dia ingin Vik masih mempertahankan pernikahannya.Dia selalu berpikir akan ada keajaiban yang terjadi.Tidak sengaja Vik menatap wanita yang mengisi hari-harinya,wanita innocent yang selalu mempunyai sejuta cinta untuknya.Dan kini dia melukai hatinya dengan sangat dalam,terlihat jelas bagaimana Indria berusaha menghapus air matanya.Ingin sekali Vik mendekat dan memeluknya,menghapus airmatanya yang tidak mau berhenti itu.Tapi dia tidak bisa.

13 tahun yang lalu,mereka bersama untuk menikah.Dan kini mereka harus berpisah dan harus merelakan semuanya.Sekitar 2 jam,lalu tibalah giliran mereka.Mereka memasuki ruang mediasi dan duduk berdampingan.Indria gagu dan tidak bisa berbicara apapun,dia hanya menatap Vik yang berbicara.Dia hanya ingin mempertahankan rumah tangga,tapi sepertinya tidak bisa.Karena Vik menjelaskan telah beristri lagi dan memiliki seorang anak,tersayatlah hati Indria.Dan beberapa kali mediasi tidaklah membuahkan hasil.

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang