30

2.1K 114 4
                                    

Terimakasih atas komentar dan votenya.Semoga semuanya semakin terhibur dengan tulisan saya.Dan doakan saja yang terbaik untuk Indria ya....please 🙏🙏🙏
Jangan lupa follow,vote dan tinggalkan jejak ya.

Indria baru saja pulang dari tugas luarnya,penerbangan dan perjalanan dari bandara kerumah membutuhkan waktu yang tidak sebentar Dia merebahkan dirinya sebentar,lalu pergi mandi untuk membuatnya segar seperti sedia kala.

Karena sudah larut malam,dia hanya menengok putra-putranya dari balik pintu lalu sebelum tidur membereskan alat-alatnya.Dia terpana oleh sebuah amplop kecoklatan yang terletak di atas mejanya.

Jantungnya seperti berhenti berdetak,ketika dia melihat kop suratnya yang tertera jelas dari pengadilan.Tangannya gemetar dan sendi-sendi lututnya menjadi lemas seketika.Apa yang menjadi ketakutannya terjadi,tubuhnya dingin dan sepertinya dia tidak mampu untuk berdiri.Dia meraih ponselnya dan menelepon Lala dan Vivek.Selang berapa lama mereka datang,mereka mendapati bagaimana pucat pasinya wajah Indria.Lala mencoba menenangkan hati sahabatnya yang tidak henti-hentinya menangis.

Badai itu benar menerpanya tanpa jeda,minggu kemarin Tuhan mengirim keindahan dan hari ini bencana seakan datang menghampiri.Amplop itu dari pengadilan agama yang berisi gugatan perceraian yang Vik masukkan.Seakan harapannya untuk mempertahankan rumah tangga ini hancur berkeping-keping.Tidak ada lagi hal-hal manis yang berusaha dia bangun sekarang.

Indria izin tidak masuk kerja hari ini,dia merasa tidak enak badan.Mbak Meidy memaklumi hal ini dan membiarkannya beristirahat dulu selama 3 hari.Dua minggu lagi panggilan sidang yang pertama mereka.Lidah Indria berasa kelu,dia mencoba menelepon Vik tapi tidak ada jawaban.

Disana Vik tahu betul jika ponselnya beberapa kali berdering dan itu dari Indria.Vik seperti ingin memutuskan urat nadi Indria dengan pisau paling tajam di seluruh dunia.

"Iya apa?"ucap Vik yang sebenarnya menahan rasanya meledak didalam hati ketika dia memutuskan menerima ratusan panggilan telepon itu.

"Surat ini apa?kenapa?apa kita tidak bisa diskusi dulu?ketemu dulu?"pinta Indria yang terdengar sesengukan di seberang sana.

"Udah nggak ada lagi yang perlu di bahas lagi.Keputusanku sudah bulat,kamu tahu sendiri akan hal itu.Aku tidak bisa membuat kerumitan ini,mengertilah.Aku mencintainya dan ingin hidup seutuhnya tanpa harus berbagi denganmu.bisakah kamu mengerti hal itu,ndri!!!aku lelah!sudahlah"tutup Vik sembari mengusap air matanya yang meluncur.

"Aku mencintaimu ndri,aku tidak akan mungkin membiarkan kamu dan anak-anak menderita karena aku"batin Vik dengan memendam rasa sakitnya sendiri.

Indria menangis dan seakan tidak percaya dengan apa yang Vik katakan padanya.Dia tidak lagi bisa mempercayai hal semacam ini,dan berulang kali berusaha keluar dari mimpi yang layaknya mimpi buruk.Mereka tidak tahu jika Vik melakukannya dengan penuh pertimbangan,dia tidak ingin Indria dan anak-anak menanggung resiko di kemudian hari.

Mami Vik terbelalak ketika mengetahui Vik telah memindah tangankan kekayaannya kepada Indria dan anak-anak.Dia semakin marah menjadi-jadi kepada putranya.Papinya berusaha menenangkan tapi kemarahan Mami meledak-ledak.

"Mi,biarkan Vik melakukan tanggungjawab sebagai laki-laki.Dulu Vik mengambil Indria menjadi istri secara baik-baik,dia memang miskin mi tapi dia berasal dari keluarga baik-baik"

"Persetan dengan hal itu,tapi kamu bodoh.Apa yang bakal kamu kasih pada Milan dan Samaira jika 80% yang kamu miliki menjadi milik mereka"

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang