20

1.9K 111 3
                                    

"Mau uang berapa????
Ratus,milyar,atau berapa???
Minta aja nggak apa-apa nggak perlu sungkan".

"Ndri,aku tahu kamu nggak mencintai Vik.Dan aku bisa kok berikan apa yang kamu butuhkan sampai anak-anakmu selesai kuliah pun akan aku bayar.Ngga apa-apa,apa sih artinya uang.aku kasian sama Vik yang mikir berat di posisi ini.Dia pengen sama kita,tapi selalu terbebani sama kamu"ucap Milan.

Ada kalimat yang menyeruak hati Indria.

"Terbebani??dalam hal apa??selama ini aku nggak pernah nuntut apapun"ucap Indria sendu.

Mami Vik dan Milan seperti berusaha memanipulasi keadaaan.

"Vik sudah sadar,dia mencintai Milan.Apakah kamu nggak melihatnya,kamu yang buat dia bingung dan merasa tertekan.Dia bingung untuk mengambil keputusan,ngerti kan???Dia bahagia dengan keluarganya sekarang,tapi dia tertekan jika harus mengingat kalian"

"Aku sudah bilang padanya untuk bicara terus terang sama kamu,ndri.Tapi dia nggak bisa,dia sudah janji dengan orang tua kamu"kata Milan.

Hati Indria terkoyak dengan kalimat-kalimat itu.

"Aku tau ndri jika Vik suamimu juga.beri dia kebebasan,lepaskan dia untuk memilih dan jangan membuat dia bingung.aku sudah memberi solusi,jika memang tersiksa dengan hubungan ini,toh kalian bisa berhubungan saat dia memberi kewajiban saja.Kami nggak akan lupa untuk kirim uang setiap bulan.Aku kasih tahu dia,semisal berat ketemu kamu dia bisa transfer.Tapi Vik menghargai kamu walaupun dia tersiksa harus berpura-pura dengan perasaannya"ucapnya lagi.

"Maksudnya kamu apa??"tanya Indria dengan polosnya.

"Oke gini,ceraikan Vik!biar dia bebas hidup dengan keluarganya,dan nggak usah khawatir jika hal itu terjadi.kami janji masih akan tanggung biaya anakmu sampai mereka dapat pendidikan yang layak,dan rumah ini jadi milikmu.mobil juga jika kamu mau"tutup Mami Vik.

"Mi,indria hanya seorang istri yang nurut apa yang suami katakan.Indria akan berusaha mengikuti apa yang mas Vik mau!termasuk bercerai.Tapi mi,Indria nggak bisa.maaf"ucap Indria.

Mereka lalu pulang dengan tidak berpamitan terlebih dahulu,bahkan minuman dan makanan yang di hidangkan pun sama sekali tidak di makan.

Indria berpikir keras dari apa yang mereka ucapkan.Mereka ingin Indria menceraikan Vik,dan mana mungkin hal itu terjadi.Biar Vik yang selesaikan sendiri apa masalah yang dia buat.

Indria berniat mencari pekerjaan,pekerjaan apa saja yang penting halal.Dia sibuk membuat lamaran dan mengirimnya lewat pos.

"Kakak serius,mau cari kerja???"

"Iya na,kakak nggak tahu nasib kakak selanjutnya bagaimana"kata Indria sendu.

"Nan coba bantu ya kak,di kantor ada lowongan office girl.besok Nana tanyain"

"Makasih ya Na,kakak cuma berusaha buat anak-anak kakak cukup Nan.kakak nggak mau mereka tahu apa yang terjadi"

"Iya kak,nana tahu.yang sabar kak,berdoa dan pasti Tuhan akan memberi jalan"

"Amin"ucap Indria.

Beberapa hari kemudian,ada yang menelepon.Ternyata panggilan kerja,dan harus interview hari itu juga.Dengan berpakaian rapi Indria berangkat kekantor itu,ternyata kantornya Nania.Setelah menunggu beberapa menit Indria di persilahkan masuk,dan terkejut ketika tahu kalau Ariel adalah pemilik perusahaan itu.

"Hi Indria...duduk donk"kata Ariel ramah.

Indria tampak tegang ketika Ariel yang mewawancarainya.

"So gini ya,aku udah lihat kinerja kamu.dan kita kan temen,aku percaya deh kamu pekerja keras dan bisa handle semua.Jadi aku butuh asisten,jam kerja nggak menentu sih.cuma kalau aku libur,kamupun juga libur.Pekerjaannya sih nggak susah.Bukannya dulu kamu pernah jadi asisten????"tanya Ariel.

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang