27

2.3K 107 10
                                    


Kegusaran Milan menjadi-jadi hari ini,dia bingung memikirkan cara bagaimana mengatur pertemuannya dengan Ariel lagi.Pertemuan yang intens dan lebih dekat,dia seharian tidak keluar dari kamarnya dan Samaira juga di biarkan seharian dengan nannynya.Lalu dia mengambil ponselnya,dia ingin menelepon tapi ragu jika tidak ada respon.

"Anaya"pikir Milan kali ini.

Dia menghubungi Ariel untuk menanyakan kabar Anaya hari ini dan berharap bisa bertemu dengan Anaya secepatnya.Setelah berpikir baik dan buruknya,Ariel mempertimbangkan akan mengatur waktu untuk mempertemukan Milan dengan putrinya.Milan lega sekali karena respon Ariel begitu sangat positif terhadapnya.

Hari itu tiba,Milan menggenakan baju terbaiknya.Sebelum pergi dia harus memastikan bahwa Mami Vik tidak menyadari kepergiannya.Ariel memberikan sebuah alamat kepadanya,dan dia begitu takjub ketika ada pagar menjulang tinggi di depan dan masuknya saja agak jauh.Milan seperti memasuki sebuah hutan kecil lalu ada pagar lagi yang lebih kecil dari tadi dan di sana ada penjagan juga,lalu membiarkan Milan masuk.

"Ibu Milana"sapa penjaga itu.

Dan Milana sangat takjub saja dengan rumah sebesar ini,Ariel begitu kaya raya dan sangat berkelas.Sebelum masuk dia merapikan riasannya,dan baru keluar dari mobilnya yang rosok itu.Karena berderet mobil mewah keluaran terbaru berderet disitu,dan ada seseorang yang menyambutnya dan menuntunnya untuk masuk kedalam.

Benar-benar selera Ariel begitu tinggi dengan huniannya yang membuat setiap jantung wanita akan berdesir.Lalu mereka menempatkan Milan di sebuah ruangan yang lebih nyaman dan santai,banyak foto Ariel,putrinya,keluarganya.Ada satu yang menarik perhatian Milan,foto Ariel dengan bayi mungil itu.Bayi yang dia tinggalkan sendirian bersama Ayahnya.Milan menunggu disitu untuk beberapa lama,lalu terdengar celotehan anak kecil yang membuyarkan lamunannya.

Lidah Milan terasa kelu sekali ketika menatap anak kecil itu yang seperti putri,dan dia menitikkan airmatanya.Seketika rasa berdosanya keluar dalam dirinya,lalu seketika Ariel mendekatinya dan berbisik untuk menghentikan tangisannya itu.

"Hello tante"sapa Nay.

"Hay"sapa Milan dengan sedikit terbata.

Milan mengamatinya,rambutnya yang ikal,matanya yang bulat,jari jemarinya.Nay sangat atraktif dan mencairkan suasana tegang.

"Lihat,putri kita cerdas kan.Dia mengerti kecanggunganmu tanpa kamu katakan apapun terhadapnya"ucap Ariel.

"Aku sebenarnya ingin menghabiskan banyak waktu bersamanya,bermain,menyuapinya,tapi aku belum punya waktu yang panjang untuk melakukan itu.Aku pulang dulu,aku harap kamu mengijinkan jika aku kembali lagi kesini untuk bermain bersamanya"kata Milan.

"Pintu rumah ini selalu terbuka untukmu,mil.Nay selalu antusias menyambut kedatanganmu"ucap Ariel.

Nay mencium dan memeluk Milan sebelum dia pergi,Ariel dan Nay mengantarnya sampai pintu depan.Milan bahagia sekali dapat bertemu dengan Nay dan juga hubungannya dengan Ariel membaik.Baginya ini adalah awal yang bagus untuk hidupnya,seandainya dan seandainya waktu bisa di putar kembali.

Milan sedikit terlambat untuk pulang karena terjebak macet.Dia kaget ketika ada Papi dan Mami Vik menyambutnya,dia lalu mencari alasan yang tepat dan bergegas melenggang ke lantai atas.Kini gampang sekali akses Milan jika ingin bertemu dengan Ariel,dia bisa mempergunakan Nay sebagai alasan untuk mendekat pada mantannya itu.

Magda dan Anjun menyidang Ariel ketika tahu Milan bertemu dengan Nay.Mereka sangat kurang bersimpati dengan hal itu.

"Kamu jangan bodoh ya ril!Milan istri orang,dia ninggalin kamu dan Nay!Aku sungguh tidak bisa mempercayai si ular betina itu"

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang