3

3K 126 0
                                    

Vik mengenggam tangan Indria,dia merasakan ada kegusaran yang mendalam dalam hati istrinya.Dia sangat mencintai gadis polos itu,gadis lugu yang mengabdi di kehidupannya.Gadis yang sama sekali tidak menuntut apapun dalam hidupnya.

Sudah beberapa hari ini Vik tidak bekerja,dia seharian dirumah dan tidak pernah kemana-mana.Indria sebenarnya ingin bertanya,tapi ragu.Semenjak pulang dari rumah sakit,Vik sangat senang berdiam diri dirumah.

Hingga Indria tau apa yang menjadi alasannya setelah Vivek datang kerumah.Ternyata Vik berhenti bekerja di perusahaan keluarganya,dia memilih mengundurkan diri.Dan kini berusaha melamar pekerjaan,tapi tak kunjung juga diterima.Apalagi cicilan rumah dan lain-lain menunggu untuk di bayar.

Indria memutuskan untuk berjualan makanan tanpa sepengetahuan suaminya,dia membuat kue-kue kecil dan di titipkan di kantin sekolah anak-anaknya.Dari situlah caranya membantu uang belanja rumahnya.Vik memandangi Indria ketika dia sibuk menggoreng lumpia di dapur.Sejujurnya Vik merasa iba dan beruntung memiliki istri seperti Indria.Dia sama sekali tidak pernah berpikir soal apa yang dia dapatkan dari Vik.

"Yang sabar ya,mas.pasti besok di terima"ucap Indria.

Vik sangat malu ketika melihat usahs Indria yang begitu keras.Akhirnya dia di terima di perusahaan periklanan yang baru merintis.Dengan gaji yang tidak seberapa,hanya bersisa sedikit untuk membayar rumah.Vivek kadang membantu saudarinya tersebut,sekedar membelikan makanan untuk anak-anaknya.Vik pulang pergi mengendarai sepeda motor,mobilnya di kembalikan kerumah.Mereka benar-benar hidup sederhana.

Pukul 12 malam ada telepon dari kakak ipar,vik harus kerumah sakit malam itu juga.Ternyata maminya masuk rumah sakit,mereka bilang kritis.Indria ingin menemani tapi tidak bisa karena anak-anak tidak ada yang menjaga.Maka Vik dengan mengendarai sepeda kerumah sakit sendirian.Indria malam itu sangat tampak gusar,selang 1 jam vik meneleponnya.Bahwa dia sudah sampai rumah sakit,dan ada suara parau di sana.

"Mami koma"kata Vik.

Ibu Vik tidak sadarkan diri,dan perlu tindakan dari dokter lebih serius.Hanya Vik yang ibunya cari,dia adalah anak kesayangan ibunya.Vik tidak pulang beberapa hari ini untuk menjaga ibunya,sesekali Indria menyusul untuk mengirim baju ganti atau makanan.Sudah sekitar 2 mingguan,ibunya masih berada di rumah sakit.

Lalu Pagi yang cerah itu menjadi mendung.Indria ingat sekali,betapa terkejutnya ketika ia mendapati 2 garis merah di alat yang baru dia beli kemarin.Dia tidak sabar menghubungi Vik tapi dia tahu ini bukan moment yang tepat.Deru motor itu terhenti di pintu,Indria berlari kecil keluar.Dan ia dapati suaminya yang tampak lelah dan lesuh.Vik masuk kerumah dengan gusar,entah apa yang dia pikirkan.Indria kebingungan sekali dengan sikap Vik yang tidak pernah seperti ini.

Vik membanting gelas itu ketembok belakang,Indria sangat kaget dengan yang terjadi.Kenapa Vik sangat arogan sekali dan tidak pernah menatapnya.Apa yang salah dalam dirinya,dia memeluk Vik begitu saja.Vik meneteskan air matanya dan Indria merasakan itu.

"Aku akan menikahinya,in.maafkan aku,aku harus melakukannya untuk mami"ucap Vik lemah.

Bagai petir di siang bolong yang menyambar ketubuh Indria,Indria semakin erat memeluknya.Dia sisipkan kembali alat bergaris merah itu di saku celananya.Dia sangat lemas mendengar apa yang Vik katakan.Vik meminta pengertiannya,dan Indria menyembunyikan buliran air matanya.

"Aku tidak perduli in,kamu setuju atau tidak.aku ingin mami sadar dan bahagia.Aku sayang mami,in"ucapnya.

Indria berusaha mengendalikan diri dan melepaskan pelukannya.

"Aku mendukungmu mas,jika itu di lakukan karena mami aku menerimanya"ucap Indria dengan senyum yang menyungging di tepi bibirnya.

Setelah itu Vik pergi kerumah sakit lagi,dia meninggalkan Indria dirumah.Indria begitu hancur mendengar bahwa suaminya ingin menikahi gadis itu,mantan tunangannya.

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang