7

2.1K 89 1
                                    

Milan memiliki atmosfirnya sendiri,dia seperti mempunyai daya tarik bagi yang mengenali hidupnya.Cerdas,kaya dan berwawasan luas.Di Bali Milan dan Vik menghabiskan waktu bersama dan bisa di bilang mencairkan suasana.

Lalu mereka kembali ke Jakarta,Vik pun langsung pulang menemui Indria.Vik rindu dengannya,dan dia menjatuhkan pelukan yang dalam.Perut Indria sudah semakin membesar,ini adalah anak ketiga mereka.Vik tampak berdosa telah membohongi istrinya,dia tidak ingin Indria berpikir macam-macam soal itu.

"Gimana mas kerjaannya?banyak kan yang sukses?"tanya Indria sembari membawa secangkir kopi kreamer kesukaannya.

Vik tampak gelagapan ketika mendengar pertanyaan itu.

"Iiiiyaa..."jawab Vik sembari meneguk  kopinya dan memakan camilan yang di buat oleh Indria.

Indria pandai sekali memasak dan membuat berbagai macam camilan.Dan memang dia istri idaman sekali,sederhana dan bisa menempatkan diri.Kurang lebih 2 mingguan Vik bersama Indria,tapi dia
akan segera kembali.Dia harus menemui kliennya,ada proyek penting.Dan tentu saja Milan menemaninya.

"Aku ada proyek penting kali ini,ini untuk kepentingan perusahaan kita"ucap Vik.

Dan Indria hanya mengangguk pelan,dia memberitahu bahwa ini sudah mendekati masa kelahiran anaknya yang ketiga.Indria sebenarnya kecewa,karena dia pikir kakak Vik bisa menggantikan dulu untuk pergi.Tapi sepertinya Vik bersikeras untuk pergi,dan Indria tidak bisa mencegahnya.

Vik dan Milan berangkat ke Singapura,dia menemui kliennya di atas kapal pesiar.Milan sangat senang sekali dengan hal ini,dia tidak merasa bahwa dia kini sedang bekerja bukan untuk liburan.

"Siapa yang kita temui kali ini Vik?"tanya Milan.

"Teman kita juga Anjun,inget nggak??temen kuliah kita"jawab Vik.

Sembari mengingat,ternyata Anjun dan istrinya sudah sampai ke meja itu.

"Hai bro"sapa Anjun riang.

Dia sangat mesra sekali bersama istrinya.Tapi istrinya terpaku melihat Milan,dan Milan pun juga sedikit shock ketika mengetahui itu.

"Magdalena,atau bisa di panggil Magda"ucapnya dingin.

Anjun tampak kaget ketika melihat reaksi istrinya yang berubah tidak seperti biasanya.

"Beb,kamu sakit ya"tanya Anjun pada istrinya.

"Sedikit,entahlah"ucap Magda dengan memegang tenggorokannya.

Lalu mereka bergabung dan membicarakan bisnis,tetapi sedari tadi Milan tak banyak bicara dan Magda juga.Vik dan Anjun asik ngobrol tentang semuanya.Mereka seperti sahabat karib yang telah hilang kontak lama.

Dirumah Vivek mendengar kabar dari Ishak,jika Vik pergi dengan Milan.Vivek geram sekali,dia tampak lelah menahan emosinya.

"Kira-kira ada acara apa di sana?kalau ingin bertemu teman lama kan bisa ngajakin Indria,kenapa harus dengan Milan"Vivek memegangi kepalanya,seakan mau meledak saja.

"Bapak cuma pesen harus jagain ibu kak,nanti kalau ada apa-apa bapak akan segera pulang.karena ini urusan penting"

"Persetan dengan hal itu,Vik sama sekali ngga pernah mikir gimana kita berusaha untuk jagain istrinya biar stabil kondisinya.Dia kayak nggak ngrasain gimana cinta Indria padanya.Dia tuh laki-laki goblok"

Dirumah Indria hanya melamun saja,dia coba mengirim pesan pada suaminya tapi nggak bisa.Dia mencoba menelepon Vik juga nggak bisa.

"Kok perasaan Indria nggak enak ya,mas sedang apa ya?udah makan belum ya"

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang