24

1.9K 107 4
                                    

Setelah dari Bali,Indria dan team menuju ke Singapura.Ini pertama kalinya Indria berpergian ke luar negeri.Walaupun bukan dalam rangka jalan-jalan tapi dia menyukainya.Semua ini dia lakukan demi buah hatinya,agar anak-anaknya bisa bersekolah dengan baik.Yang paling penting adalah harga diri sebagai seorang wanita,agar dia tidak diremehkan keluarga suaminya.Sebenarnya Papi Vik sangat baik dengannya dan juga anak-anak,itu terlihat lebih baik sekarang.Bahkan dia mendengar jika Papi sering menelepon Bebo untuk sekedar bertanya tentang kabarnya anak-anak.

Papi dan Vik tiba di bandara siang menjelang sore,tapi Papi mampir ketoko donat di gerai bandara.

"Buat apa pi,beli donat banyak-banyak.siapa yang mau makan???"tanya Vik.

"Ya di makanlah,ada ntar"ucap Papi Vik santai.

Ishak sopir Vik melajukan mobilnya,Vik sangat lelah sehingga dia memejamkan mata.Karena nanti malam dia akan melanjutkan perjalanan dengan Milan untuk membuatnya bahagia.Mobilpun terhenti,dan Vik pikir sudah sampai rumah.Ternyata sampai didepan rumahnya yang lama.Papi benar-benar tidak mendengarkan siapapun,dia masih saja menemui putra-putranya.Vik agak sedikit bingung dan terdiam.

"Papi mau keluar,mereka sudah menunggu papi dari kemarin.kalau mau ikut silahkan,enggak juga terserah"ucap Papi.

Papi turun dengan membawa bungkusan banyak sekali,dan anak-anak itu keluar berlari kecil menghampiri kakeknya.Memeluknya dan menciumnya dengan riang gembira.Mereka memang haus kasih sayang,dan hati Vik sungguh terketuk untuk keluar.

"Ayahhhhhhhhhhhhhhh"sorak mereka sembari menghampiri Vik dan memeluknya.

Vik enggan masuk kedalam rumah,tapi dengan berat hati dia masuk juga.Dia menjadi asing dengan rumah yang pernah dia beli dengan susah payah.Ada foto pernikahannya disana,Papi seperti memahami bagaimana kegundahan anaknya yang bodoh itu.Karena berbakti pada ibunya dia mengorbankan segalanya yang dia miliki,banyak sekali foto-foto lucu di situ.

Indria sangat polos dan cantik di foto-foto yang terpajang disitu,lalu Vik duduk dan mpok Euis menyuguhkan kopi.Vik meminumnya tapi benar rasanya kini tidak sama bahkan lebih buruk,dia sedikit mengernyitkan alisnya.

"Maaf pak,yang buat saya.rasanya tidak enak ya pak.maaf"kata Mpok Euis.

Papi Vik tersenyum melihat itu semua.

"Indria kapan pulang???"tanya Papi Vik pada Bebo.

Jantung Vik terhenyak lagi,memangnya Indria kemana?dia pergi kemana?Tapi tidak sampai hati dia bertanya pada mereka.

"Kalau jadwalnya sesuai harusnya beberapa hari lagi dia sudah pulang"kata Bebo.

"Mamanya anak-anak kemana??pergi kemana??"tanya Vik dengan emosi yang hampir meledak.

"Ya kerja lah Vik"sahut Papi yang sepertinya mengamati amarah Vik yang sudah berapi-api.

Emosi Vik sudah sampai ubun-ubun dia lalu menerobos dua orang tua itu dan pergi kekamarnya,ternyata dia masih ingat di mana letaknya.Saat masuk dia mengintai seluruh kamar itu yang masih tampak sama dan selalu rapi,dia membuka lemarinya,membuka nakas di sisi kanan dan kiri tempat tidurnya dan tidak menemukan apapun yang aneh.Bahkan Vik sendiri bingung dengan apa yang dia cari.

Papi dan Bebo melihatnya dengan terbengong dengan hati menggelitik.

"Lihat kak,anak laki-lakimu sudah mulai gila"ejek Bebo yang sedikit tersenyum melihat perangai Vik yang seperti kesetanan.

Tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana perasaan Vik,dia duduk termenung disitu.Diranjang tempat Indria dia biarkan tidur sendirian.Tiba-tiba Vik kaget ketika putranya yang paling besar memanggilnya,selang berapa lama dia keluar dari kamarnya dan mengampiri Papinya.Papinya mengajaknya pulang,dan entah mengapa Vik seperti tampak gusar.Papinya tersenyum melihat itu semua,dan seperti ada yang menggelitiki hatinya.Vik melihat keluar jendela mobilnya dan sepertinya berpikir keras,sekeras batu di pegunungan Andes.

"Apa enaknya kamu balik dan nemenin anak-anak?nggak apa-apa sih kalau mau puter balik"tegas Papi Vik.

"Enggak pi,lain waktu aja.ada janji sama Milan malam ini"ucap Vik lesuh.

"Kamu mikir apa sih??"selidik Papi.

"Enggak,enggak apa-apa pi"tutup Vik.

Dalam batin Vik ada pergumulan pertanyaan yang menghiasi relung jiwanya yang paling dalam.Tidak biasanya Indria berani memutuskan hal apapun secara sepihak seperti ini,apa kurangnya uang belanjanya sehingga dia bekerja.Lalu dia menelepon asistennya segera di kantor menanyakan perihal uang bulanan Indria.Papi agak tercengang ketika mendengar jika Indria hanya mendapatkan 5 juta perbulan dengan tiga orang anak dan semua kebutuhan mereka.

"Mana cukup Vik hidup di Jakarta 5 juta perbulan,pantesan anak-anak pindah sekolah"cibir Papi.

Lalu Vik menelepon lagi jika mulai bulan depan bulanan Indria menjadi 8 juta.

"Kamu berusaha adil ya???"cibir Papi Vik lagi.

"Papi tuh maunya apa sih???"

"Papi maunya kamu waras!ngerti????!!!!"gertak Papi Vik ketika nada bicara Vik sudah mulai tidak sopan.

"Jangan marah,jangan protes kalau istrimu bekerja sekarang.kamu bisa lihat dia tanpa ngerti penderitaannya gimana kan?Dia bekerja di tempat yang bagus,dan papi rasa Indria perempuan baik yang nggak pernah menilai apapun dari materi.jadi berapapun yang kamu kasih dia nggak pernah protes kan???"sahut Papi Vik lagi.

Vik terdiam mendengar Papinya berceramah soal kehidupannya.Sampai dirumah dia langsung menuju kamarnya,dan bersiap-siap lagi.Dia sudah merencanakan candle light dinner romantis dengan Milan di hotel bintang lima,dia sudah reservasi kemarin.

Papi melihat romeo dan juliet itu akan pergi dan berpamitan dengannya.Tapi si Romeo masih saja muram,Romeo yang bimbang atau yang bodoh karena tidak sadar bahwa dia mencintai seseorang yang tidak dia akui sendiri.Papi Vik mengenal betul bagaimana sikap putranya itu,dia sangat angkuh dan sangat sombong jika harus mengakui bahwa mencintai gadis desa yang sanggup membuatnya bertekuk lutut.

Vik masih saja terganggu dengan pikiran-pikirannya tentang Indria.Dia masih bertanya-tanya tentang hal itu,dan ucapan-ucapan papinya.

"Ada apa??"tanya Milan sembari memeluk tubuh suaminya yang tampak gusar.

"Nggak apa-apa,mikir proyek kita"elak Vik.

"Hmmmm....please luangin waktu donk.jangan mikirin kerjaan"ucap Milan sembari menciumi punggungnya yang hangat itu.

Vik ingin menepisnya,tapi dia tidak enak hati jika Milan harus mengetahui bahwa pikirannya sedang melayang jauh kepada Indria.Indria tidak pulanh kerumah,dan dia tidak tahu di mana.Ingin menghubunginya tapi ego nya masih setinggi langit di angkasa.
Vik menarik rambut Milan agak sedikit keras,dan menciumnya dengan sedikit agak kasar dan beringas.Milan sedikit kesakitan dengan perangai itu,tapi dia bisa mengimbanginya.

"Dasar kau jalang"umpat Vik ketika menyutubuhi Milan dengan sedikit agak kasar.

Milan pun tersenyum dengan rayuan aneh Vik itu,dia selalu bisa menguasai birahi pria ini.Permainan Vik tidaklah semisterius Ariel,pikiran Milan melayang jauh ke angkasa.Dia seperti memegang pelana kuda dan Ariel yang dia kemudikan.Ariel selalu mempunyai kharismatiknya sendiri,dia selalu romantis dan membuat siapapun iri  ketika melihat Milan berhasil mendapatkannya.

Nafas Vik terengah ketika dia ingin melepaskan sesuatu kedalam gerakan nikmat itu,Milan mencoba mempermainkannya dan melepaskan pelananya dengan sedikit senyum yang menggoda.

"Kurang ajar"umpat Vik dan disambut tawa Milan terkekeh.

Vik tidak akan melepasnya,dia meraih tangan Milan dan menghabisinya dari belakang.Milan sampai menjerit karena tidak kuat menahan serangan Vik.Tidak jemu-jemu Vik melepaskannya kedalam jiwa Milan.

"I love u "kecup Milan......

Dan mereka berdua terkapar saling berpelukan.

                      ............................

Indria masih berada di Singapura,masih bekerja.Dan dia kepikiran apa yang Bebo sampaikan tadi di telepon.Bahwa reaksi Vik berbeda dari biasanya ketika dia melihat Indria bekerja.Indria bingung,antara takut dan bingung.Atau dia harus menghubungi Vik tentang ini atau tidak,karena dia tidak minta izin lebih dulu.Sebagai seorang istri dia sadar jika salah,karena bertindak tanpa meminta izin suami lebih dulu.Indria tampaknya gusar dan meminta nasehat Vivek,Vivek berkata tidak akan terjadi hal apapun dengannya.Dan dia meminta Indria fokus bekerja saja,tanpa menghubungi Vik sebelum dia memulai pembicarannya.

Istri Rahasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang