Author note: Ini sudah di revisi semaksimalku, ya guys. Aku pengen cerita ini beda dari yg lain walopun temanya mainstream. Tapi ide asli dari aku:)
Oke..
Happy reading
Tuk ... Tuk ... Tuk ...
Suara sol sepatu beradu dengan lantai keramik menggema di lorong koridor yang sepi itu. Bel tanda pelajaran dimulai sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.
Seorang pria berpakaian rapi dengan sebuah buku tebal di dekapannya berjalan menuju kelas yang berada di lantai dua dengan tenang. Dari kejauhan dapat ia dengan suara riuh dari sebuah ruang kelas yang akan ia masuki.
Cklek!
Pintu jati bercat coklat itu terbuka perlahan. Membuat suasana ribut sebelumnya berhenti.
"Pagi anak-anak," sapanya kalem.
"Pagi, Pak!" Sahut serempak semua penghuni kelas.
Guru pria dengan nama lengkap Aly Mushfar itu berjalan ke arah meja dan kursinya di depan kelas. Mengedarkan pandangan mengecek kursi-kursi murid sambil membuka buku absen.
"Kita absen dulu," kata Pak Aly, lalu mulai menyebutkan satu persatu nama murid sesuai abjad.
"... Fia Felysia?"
"Hadir, Pak!" Sahut seorang siswi di barisan paling belakang dan di pojok, bahkan tanpa mengangkat tangan atau pandangan. Jari lentiknya nampak sibuk menggores buku gambar dengan pensil di atas meja.
"... Mina Maulie?" Panggil Pak Aly setelah menyebut sederet nama.
"Hadir!" Seorang siswi menyahut dari kursi di depan Fia. Kepalanya menunduk dengan tatapan fokus pada layar handphone yang menampilkan aplikasi membaca manhwa.
"Nenden Shumaila?" Panggil Pak Aly lagi pada nama berbeda.
"Ada!" Seru siswi di samping kanan Mina cukup kencang. Sebelah telinganya tersumpal earphone, dan ekspresi serius memainkan handphone dalam posisi miring.
"... Sherly Anindya?"
"Hader!" Siswi di belakang meja Nenden, dan artinya di samping kanan Fia, menyahut juga tanpa mengangkat pandangan dari bawah. Ia tengah membaca buku novel bersampul dua orang pria berpelukan.
Pak Aly melanjutkan absen hingga urutan nama terakhir. Selesai itu, ia bangkit dari kursi dan berdiri di depan papan tulis.
"Sebelum kita mulai pelajaran. Bapak mau ngasih tau sesuatu," kata Pak Aly memulai pemberitahuan.
Mata gelapnya mengedar memperhatikan reaksi penghuni kelas. Beberapa ada yang tertarik, beberapa lagi ada yang tidak peduli.
"Hari ini, kelas kita kedatangan murid baru," lanjut Pak Aly dengan senyum kecil menawan.
Kali ini serempak seluruh penghuni kelas terlihat antusias pada si murid baru yang dikatakan. Tapi sayangnya itu tidak berlaku pada empat siswi di deretan kursi belakang yang masih asik dengan dunia mereka sendiri.
"Kapan dia masuk, Pak?" Tanya seorang siswi yang duduk di kursi paling depan.
"Cewek apa cowok?" Tanya Siswa di kursi berbeda.
"Pindahan dari mana?" Siswi lain ikut bertanya.
Situasi kelas mendadak ricuh mempertanyakan. Pak Aly menepuk-nepuk papan tulis guna menenangkan keributan yang terjadi. Begitu atensi kembali padanya, Pak Aly baru bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker Girl { Tamat }
Teen Fiction[ First Story ] [ Bab lengkap ] 🌹🌹🌹 "ITU MEREKA, PAI!!" Teriak Adam saat melihat empat kepala siswi itu baru keluar dari satu lorong. Ia menujuk ke satu arah menggunakan gagang pel lantai. Satu tangan menepuk-nepuk pundak Oppie agar menoleh. "Ah...