6. Susunan

3.3K 172 25
                                    

Happy Reading

Hanya bunyi goresan spidol pada permukaan papan tulis dan cuap-cuap guru di depan kelas yang kini terdengar memenuhi ruangan yang diisi para murid itu, karna proses belajar-mengajar tengah berlangsung khidmat. Atau lebih tepatnya tengah berdiskusi tentang acara ulang tahun sekolah yang tinggal menghitung minggu.

Di deretan kursi pojok, seperti biasa empat siswi penghuninya nampak asik dengan aktifitas mereka sendiri-sendiri tanpa memperhatikan guru pria di depan tengah menjelaskan suatu acara yang akan dilaksanakan.

Sesekali sang guru mendelik pada empat siswi yang sama sekali tidak mempedulikan kehadirannya.

Fia asik menggambar, Sherly membaca novel, Nenden bermain game, mabar dengan Mina, di telinga mereka masing-masing tersumpal sebelah earphone.

"Itu yang di belakang denger gak?" Tanya Pak Aly mengetuk-ngetukkan penggaris kayu pada papan tulis.

Sudah jengah dengan pengabaian empat murid kurang ajarnya itu. Sayangnya suara peringatan Pak Aly masih diabaikan.

"Yang di belakang! Sherly, berenti baca novel! Fia, tutup buku gambar kamu! Mina, Nenden, matiin hp!" Bentak Pak Aly naik pitam, memukul meja dengan penggaris kayu.

"Iya, Pak!"

Empat gadis yang diperintah itu langsung melakukan yang dikatakan pria itu, ogah-ogahan. Menyadari seisi kelas menatap mereka dengan berbagai pandangan.

"Matanya liat ke depan atau bapak hukum kalian nguras kolam renang di gedung sebelah!" Ancam Pak Aly dengan berkacak pinggang sebelah kiri.

Lagi, empat pasang mata itu patuh menatap ke depan. Bersitatap dengan wajah marah Pak aly, tapi ekspresi mereka tetap malas. Masih sempat melempar lirikan tajam pada murid yang menatap mereka beragam.

"Bagus! Dengarkan," kata Pak Aly puas, melanjutkan kembali menjelaskan tugas acara.

Fia menutup mulutnya saat kuapan mengantuk ia keluarkan. Nenden menopang dagu dengan telapak tangannya dan siku di atas meja agar tidak tertunduk dan berakhir tidur. Mina mengetuk-ngetuk kecil meja dengan bolpoin di sela jari dan Sherly yang entah sudah berapa kali menghembuskan napas panjang.

Bosan. Satu kata yang menggambarkan mood mereka sekarang. Ini terjadi jika mereka disuruh memperhatikan penjelasan guru. Ingin segera cepat memasuki jam istirahat lalu pergi ke kantin untuk makan siang.

"Oke. Sekarang pembagian letak posisi dulu, biar latihannya gampang," kata pak Aly menduduki kursinya dan membuka buku daftar nama murid yang sudah dipilih untuk ikut.

"Pertama untuk pembukaan," Pak Aly mulai membagi tugas. Menyebut satu persatu acara dan kelas pengisi serta segala keperluannya.

"Lalu beberapa menit sebelum kembang api, kelas kita tampil untuk penyambutan pergantian hari," lanjut Pak Aly.

Sejenak mendongak memperhatikan deretan para murid yang masih mendengarkan pembagian tugas. Lalu menunduk lagi dengan kening mengernyit melihat deretan nama di buku itu.

"Sherly Anindya, kamu menyanyi!"

Spidol hitam di tangan Pak Aly menunjuk Sherly tanpa menatap.

"Ha?" Sherly memasang tampang bodoh dengan ikut menunjuk dirinya sendiri.

"Fia?" Tunjuk pak Aly lagi ke orang berbeda.

"Hah?! Saya nyanyi?" Tanya Fia tidak kalah terkejut.

"Iya. Lanjut... Nenden?"

"Lah? Saya gak bisa nyanyi pak." Nenden protes dengan sedikit berbohong.

Troublemaker Girl { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang