4. Keonaran

4K 195 11
                                    

Happy reading

Semilir angin pagi membuat para makhluk bernyawa menghela napas panjang mengisi paru-paru mereka. Di hilir hulu jalan nampak orang-orang beraktifitas seperti keseharian mereka. Sungguh pagi yang indah dan da-

BRAKK!!

DRAP DRAP DRAP!

"Anjing. Mana tuh empat nenek sihir?!"

..mai.

Sepertinya kata damai akan diralat menjadi kata 'ribut'.

Dapat dilihat dari koridor sebuah sekolah SMA swasta yang nampak rusuh oleh gebrakan pintu, derap langkah, umpatan dan makian. Pelaku sebenarnya hanya dua orang siswa.

Siswa pertama bernama Oppie Wiratama. Di tangan kanannya membawa sapu dengan wajah garang. Siswa kedua bernama Adam Abinaya, ia membawa pel lantai di tangan kanannya dan menampakan wajah tak emosi.

Jika saja ini sebuah animasi, maka akan terlihat uap-uap yang keluar dari ubun-ubun dan hidung mereka. Para murid yang mereka lewati nampak menciut dan segera menyingkir sebelum ditendang, memberi jarak untuk dua orang itu lewat. Saling bertanya apa yang terjadi hingga membuat dua orang paling kalem ini sebegitu marahnya.

Sedangkan di salah satu sudut sekolah, Fia berlari menaiki tangga sambil mengeruput es di plastik di tangan kirinya. Tiba di lantai 2, ia menuju lorong sudut paling ujung.

Brak!

"Guys! Gawat!"

Fia berseru setelah mendobrak pintu ruangan terakhir di lorong, mendapati tiga siswi duduk di dalam sebuah ruang kelas kosong yang tidak terpakai itu. Mereka tengah anteng minum dan makan cemilan ringan di atas meja reyot.

"Tarik napas. Hembuskan. Tarik lagi. Hembuskaaann~"

Mina mengintruksi, menepuk-nepuk pundak gadis itu yang turun naik cepat. Fia mengikuti intruksi Mina dengan perlahan.

"Gawat apa?" Tanya Nenden masih sambil mengunyah kacang polong.

Setelah dirasa cukup, Fia kembali menegakkan tubuhnya yang semula membungkuk dan menatap intens ketiga gadis lain di depannya.

"Kita harus kabur sebelum ditemuin Sapi sama Oppai, mereka udah tau kalo kita yang ngotorin lantai gedung olahraga plus jebolin kaca gudang pake vas antik di ruang penyimpanan," kata Fia tanpa jeda dalam satu tarikan napas.

Tiga sahabatnya yang semula masih duduk di atas meja langsung turun. Tahu siapa yang Fia maksud dengan panggilan Sapi dan Oppai itu.

"Mereka udah dimana?" Tanya Nenden melirik pintu ruangan itu yang terbuka lebar.

Ia ikat rambut menjadi ponytail dengan terburu-buru tanpa sisir.

"Tadinya nyampe lantai tiga, tapi gak ketemu kita. Sekarang mereka turun ke lantai ini," jawab Fia cepat, ikut mengencangkan tali sepatu yang sempat hampir lepas.

Keempat siswi itu keluar dari kelas bekas itu dengan hati-hati. Celingak-celinguk di sepanjang lorong seperti maling ayam.

"ITU MEREKA, PAI!!" Teriak Adam saat melihat empat kepala siswi itu baru keluar dari satu lorong.

Ia menujuk ke satu arah menggunakan gagang pel lantai. Satu tangan menepuk-nepuk pundak Oppie agar menoleh.

"Ah! Shit!" Umpat Sherly saat aksi mengendap mereka digagalkan. Ia segera menggulung lengan baju bersiap pada satu kemungkinan kondisi.

Troublemaker Girl { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang