Happy reading
"Cek soundnya lagi! Jangan sampe ada yang kurang."
"Lampu tumblr yang di pohon nyalain!"
"Hey, itu rendanya jangan terlalu ditarik!"
"Kok itu ada kresek di tengah panggung?"
"Kabel-kabelnya beresin tuh!"
Seruan-seruan terdengar menata lapangan sekolah yang kini sudah disulap bagai tempat konser sekaligus pesta. Panggung setinggi satu setengah meter dengan renda yang didominasi warna biru, putih dan merah yang menambah kesan mewah dan elegan.
Deretan kursi yang sudah diberi baju tertata rapi menghadap panggung. Di empat sudut taman terdapat sound sistem besar dan meja persegi panjang berlapis kain biru tempat menaruh berbagai kue. Di sudut lain ada sebuah meja persegi berukuran besar yang akan menampung kue tart paling besar nanti. Persiapan telah selesai 95%. Lima persennya tinggal memastikan acara berjalan lancar saja.
Di salah satu sudut taman, empat siswi dengan seragam sekolah seperti biasa, berantakan, berdiri menatap berbinar pada satu meja yang mulai ditaruh satu persatu kue. Kue tart yang sudah dipotong dan diletakkan di atas piring mungil kemudian ditata sedemikian rupa di atas meja berlapis kain itu.
"Cantiknyaaa~"
"Surga makanan~"
"Minta satu boleh, kan~"
"Ngileerr~"
Keempatnya bergumam dengan tatapan tak lepas dari meja. Perlahan tubuh mereka bergerak mengendap menuju meja.
Di sisi lain, nampak Zulvy berdiri mengontrol semuanya agar berjalan lancar. Beberapa guru sudah mulai hadir memperhatikan murid-murid mereka yang sibuk menata.
Kening Zulvy mengernyit melihat pemandangan di salah satu meja. Mendengkus samar, Zulvy berniat mendatangi mereka sebelum sebuah suara menghentikannya.
"Gimana, Zulvy? Semuanya udah beres?" Tanya suara dari arah belakang Zulvy.
"Hm? Hampir beres Pak, tinggal ngatur hal hal kecil aja," balas Zulvy sedikit melirik ke arah meja di salah satu sudut dekat pohon.
Pak Aly, yang bertanya, mengikuti arah lirikan Zulvy dan langsung paham maksud dari hal hal kecil yang Zulvy katakan.
Tanpa banyak bicara kedua pria berbeda usia itu berjalan ke arah yang sama dan berdiri di belakang keempat gadis yang sejak tadi nampak mencurigakan.
"Ekhem!!" Dehem Pak Aly cukup keras.
"E bujuk!"
"E copot!"
"Ehem! Eh ehem!"
"Eh! Anjir kaget!"
Kompak keempat gadis itu latah karna terkejut. Berbalik menghadap pelaku, dengan gerakan secepat kilat menyembunyikan tangan mereka ke belakang tubuh dan berdiri tegak, kelewat tegak hingga hampir seperti saat upacara bendera.
Bahkan saat upacara pun mereka tak setegap ini.
"Ehmm? Ada yang bisa kami bantu?" Tanya Nenden nyengir kuda.
Zulvy dan Pak Aly menatap datar empat siswi itu dan melirik pada tangan mereka yang tersembunyi di balik tubuh.
"Gak usah sok manis. Kalian mau nyuri, kan?" Tuding Zulvy tanpa tedeng aling.
"Heh! Enak aja nyuri, kita minta," elak Mina tidak terima dituduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker Girl { Tamat }
Teen Fiction[ First Story ] [ Bab lengkap ] 🌹🌹🌹 "ITU MEREKA, PAI!!" Teriak Adam saat melihat empat kepala siswi itu baru keluar dari satu lorong. Ia menujuk ke satu arah menggunakan gagang pel lantai. Satu tangan menepuk-nepuk pundak Oppie agar menoleh. "Ah...