Happy reading
Sedetik setelah bel pulang berbunyi, kelas terdengar ribut dengan bunyi grasak grusuk berbagai benda. Bahkan guru yang masih duduk tenang membereskan barangnya di kursi depan menoleh ke sumber suara yang berasal dari deretan bangku belakang. Lalu geleng-geleng kepala saja sebelum bangkit dan mengucap salam perpisahan untuk mengakhiri pelajaran hari ini."Akhirnya," desah lega Mina berdiri dari kursinya.
"Kuy pulang," ajak Fia yang diangguki tiga lainnya.
Keempatnya ke luar kelas berbarengan, diikuti murid lainnya yang juga akan pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Kalian ada rencana hari ini?" Tanya Nenden begitu mereka berjalan di koridor menuju gerbang.
"Gak ada sih gue," balas Sherly setelah berfikir beberapa saat.
"Eh, tapi tumben empat kucrut yang biasa ngikutin kita malah kagak ada," kata Mina celingukan mencari empat cowok yang biasanya dekat dengan mereka.
"Akhir-akhir ini mereka emang kayak hantu, suka ngilang tiba-tiba," jawab Sherly menggedikkan bahunya acuh.
"Mungkin ada-"
Fia menghentikan kalimatnya saat melihat Mina menghentikan langkah sambil merogoh saku almamaternya.
"Risya..?" Gumam Mina saat melihat nama si penelepon dan langsung menggeser tombol hijau di layar.
"Halo, Ris?" Sapa Mina begitu telpon tersambung.
Bunyi gemuruh terdengar menjadi backsound di tempat Risya berada, membuat Mina mengernyit untuk memfokuskan pendengarannya pada suara Risya.
"Min, lo dimana? Bareng yang lain gak?" Tanya Risya tanpa basa-basi dengan napas yang terdengar putus-putus.
"Masih di sekolah, ini udah pulang sih. Gue bareng yang lain kok, ada apaan emang? Kok itu ribut-ribut?" Jawab dan tanya balik Mina heran.
Kini Sherly, Fia, Nenden menoleh ke arahnya dengan tatapan penasaran. Mereka masih melangkah dengan tenang menuju gerbang.
"Varo sama yang lainnya lagi berantem, bisa kalian kesini? Ini lagi rusuh banget," ujar Risya terdengar panik.
"Lo tau Villain Angels gak ikut tawuran antar geng, Ris," balas Mina datar.
"Gue tau. Tapi ini Demonic Kings, mereka-"
"Searchloc, kita ke sana," potong Mina langsung mematikan telpon sebelum Risya menjawab.
"Apaan?" Tanya Nenden tidak sabaran.
"Demonic Kings sama Buwi, gelut," kalimat itu sukses membuat tiga gadis di sampingnya membelalak.
Kaki mereka yang semula melangkah santai makin lama semakin cepat hingga ke tahap berlari. Dengan kalap keempatnya menyibak kerumunan di depan gerbang. Tidak peduli menyenggol ataupun menabrak murid entah itu junior atau senior mereka. Membuahkan umpatan-umpatan kekesalan dari orang-orang yang mereka tabrak.
"Tai! Kita gak bawa mobil ato motor!" Umpat kesal Sherly masih sambil berlari.
"Lari cuma ngabisin waktu. Gue gak mau ketinggalan ngeliat DK," kata Nenden mengatur napasnya yang memburu sehabis berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker Girl { Tamat }
Teen Fiction[ First Story ] [ Bab lengkap ] 🌹🌹🌹 "ITU MEREKA, PAI!!" Teriak Adam saat melihat empat kepala siswi itu baru keluar dari satu lorong. Ia menujuk ke satu arah menggunakan gagang pel lantai. Satu tangan menepuk-nepuk pundak Oppie agar menoleh. "Ah...