Happy reading
Ngeeeeeenggg!!!
Suara ngaungan motor yang mendekat terdengar di jalan yang kini dijejali oleh remaja-remaja kurang kerjaan. Di kejauhan terlihat empat motor saling menyalip semakin dekat dengan garis finis yang juga menjadi garis start beberapa saat lalu.
Nguuussshhh
Whuuuuussshhh
Motor trail hijau melesat sebagai pemenang pertama mencapai garis finish. Diikuti motor ninja hitam, lalu dua ducati sport di belakang mereka. Sorak sorai tepuk tangan meriah menyambut si pemenang malam ini.
Dari sisi jalan, Mina dan Fia bersorak paling kencang melihat kemenangan Nenden di juara pertama dan Sherly di urutan kedua. Mereka berlari menuju dua pemotor yang berhenti cukup jauh dari titik start.
"2 setengah Juta gue!" Seru Fia meminta tanpa malu-malu begitu sudah dekat dengan motor Nenden.
Dua orang di atas motor itu melepas helm mereka, menampakkan wajah gadis cantik dibalut jaket kulit hitam.
"Gue juga!" Mina ikut menyalak semangat.
Nenden tersenyum pada seorang laki-laki yang menyerahkan amplop tebal ke tangannya. Mengecek isinya, pas 10 Juta. Nenden bagi rata uang itu untuk mereka dan disimpan masing-masing.
"Wuu, ada duit buat jajan lagi besok," kekeh Fia mengipasi wajah dengan uang 5 juta.
Ada duit, mereka akan makan enak. Tidak ada duit, maka mereka akan minta traktir siapa saja yang mau. Sesimple itu hidup mereka.
"Pulang sekarang?" Tanya Sherly yang masih duduk di atas motor ninja hitamnya.
Trail dan ninja yang dipakai Nenden ataupun Sherly itu bukan milik mereka, tapi minjam.
"Iy-"
Jawaban Mina terhenti saat melihat sebuah mobil mercy merah keluaran terbaru mendekati tempat mereka, membuahkan decak kagum dari semua orang.
Fia bersiul menatap mobil bening itu penuh minat.
"Glowing, Bund," gumam Mina, menatap mobil dengan binar tertarik.
Sherly dan Nenden turun dari motor mereka untuk bergabung berdiri dengan Mina dan Fia.
Mobil berhenti tepat di depan keempat gadis itu yang berdiri berjejer. 30 centi lagi menyentuh kaki ramping mereka. Sorot lampu mobil menyorot tubuh mereka hingga terang.
Lama mereka menunggu, tapi tidak ada tanda-tanda mengemudinya ingin ke luar. Membuat mereka mengernyit bosan.
"Lelet amat, kayak penganten baru!" Fia bersuara cukup keras, berhasil memicu seruan lainnya.
"Lu dandan apa gimana dulu, woy?!" Tanya sinis Nenden dengan kaki menendang ban mobil di depannya.
Memprovokasi orang di dalam untuk ke luar. Tidak lama pintu mobil terbuka bersamaan memperlihatkan wajah-wajah yang cukup dikenali empat gadis itu. Mata gadis-gadis itu melotot melihat empat laki-laki yang kini berhadapan dengan mereka. Seringai dan wajah angkuh mereka tunjukkan saat melihat keterkejutan di wajah gadis-gadis itu.
"Kaget, princess?" Tanya laki-laki dengan hodie merah maroon yang ternyata adalah Afka.
"Wow. Kalian," Nenden terbata, menatap mobil dan empat laki-laki di depannya bergantian.
"Biasa aja kali liatnya, tuh mata kayak mau copot," kata Vino tersenyum miring, ia menyandar di body mobil.
Sherly maju tiba-tiba, menatap empat laki-laki itu berurutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker Girl { Tamat }
Teen Fiction[ First Story ] [ Bab lengkap ] 🌹🌹🌹 "ITU MEREKA, PAI!!" Teriak Adam saat melihat empat kepala siswi itu baru keluar dari satu lorong. Ia menujuk ke satu arah menggunakan gagang pel lantai. Satu tangan menepuk-nepuk pundak Oppie agar menoleh. "Ah...