45. Ekstra part V

1.8K 120 81
                                    

Edisi spesial demo penolakan omnibus Law :v up sebenernya pas panas2nya demo kemaren, tapi karna ini tahap revisi jadi.... ya gini😂

Happy reading


"Macet parah, gila!" Umpat Sherly saat merasa mobilnya bahkan tidak bisa maju barang lima centi saja.

Memukul setir dan menghempaskan punggung ke sandaran kursi kemudi. Tiga sahabatnya menghembuskan napas kasar melakukan hal yang sama.

"Anjir, guys anak STM udah turun lapangan!" Mina berseru dengan tatapan ke arah luar kaca jendela mobil. Membuat tiga gadis di dalam mobil yang sama menoleh ke arah telunjuk lentik itu.

Terlihat rombongan pelajar laki-laki berseragam sekolah, ada juga menggunakan pakaian bebas, naik motor berbondong-bondong ke satu arah yang sama.

"Bocil. Gue pites juga benjol tuh kepala," kata Fia mendengkus cuek setelah melirik arah tunjukan Mina.

"Liat di sana, guys! Almet item, ganteng so hard!" Tunjuk Nenden menggebu ke satu arah. Membuat pandangan tiga sahabatnya berpindah padanya.

"Bentar lagi viral tuh di tok tak," celetuk Sherly, mobil mereka perlahan bisa merangkak maju.

Membelah kerumunan masa yang didominasi mahasiswa dengan berbagai warna almamater. Nenden menurunkan kaca jendela mobil saat mereka terjebak di tengah kerumunan pendemo.

"GENJIEEEHHH!!" Teriak Nenden keras dengan kepala melongok keluar.

"HORA HORA HORAA!!" Balas teriak para mahasiswa yang mendengar teriakan cempreng itu.

"As@d#f $g/h^zn#*¥! SERIZAWA!!"

Fia dan Mina tertawa. Kepala mereka melongok seperti siap dipenggal, dengan tangan menepuk-nepuk dinding bagian luar pintu mobil, dijadikan tabuhan gendang.

Rusuh tercipta dari suara Nenden yang menyulut semangat para mahasiswa dan pelajar STM yang berkumpul di sekitar mereka.

"Anjeng, humor gue anjlok!" Gelak Sherly sambil menyetir perlahan meninggalkan rombongan pendemo.

Fia, Nenden dan Mina memasukkan kembali kepala mereka dari celah kaca jendela. Menertawakan beberapa mahasiswa yang berjoget di atas mobil pick up dan motor mereka.

Jika kalian bertanya apa yang terjadi?

Bagaimana bisa terjadi demo?

Maka silahkan cek di internet masing-masing.

Lalu kenapa VA tidak ikut?

Bukankah harusya mereka berpastisipasi dalam kerusuhan, seperti kebiasaan mereka?

Oh, tentu tidak akan mereka ikut. Mengikuti demo sama saja mereka rela panas-panasan dari pagi hingga malam di depan gedung DPR untuk menyampaikan orasi, yang bahkan tidak tentu didengar oleh mereka yang berada di dalam gedung. Bagi VA, itu membuang waktu, merepotkan. Jika ingin keluhan di dengar, lebih baik BAKAR GEDUNG DPR!!

Jika kalian lupa, mari kita ingat kembali motto hidup VA, 'tidak ada lawan ataupun kawan'. Tidak ada satu pihak pun yang bisa membuat mereka melakukan sesuatu tanpa keinginan sendiri.

VA itu bebas di mana saja.

Mobil bugatti putih itu akhirnya meninggalkan tempat ramai di mana demo terjadi, memasuki jalan tikus yang sudah sangat mereka hapal seluk-beluknya. Dua puluh menit kemudian memasuki komplek perumahan elit yang terlihat sepi karna tengah hari bolong jarang ada yang akan keluar rumah.

Berhenti di depan sebuah gerbang rumah besar berlantai tiga. Celah gerbang hanya terbuka sedikit, mungkin hanya muat untuk seseorang berjalan.

Sherly membunyikan klakson mobil untuk meminta pagar dibuka lebih lebar. Tidak lama seorang pria bertopi merah berlari tergopoh-gopoh keluar gerbang.

Troublemaker Girl { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang