Happy reading
Bel masuk pelajaran ke tiga berbunyi. Para murid yang semula duduk saling mengobrol langsung berpencar ke kelas masing-masing.
"Udah masuk," kata Mina tapi masih duduk tenang di salah satu kursi kantin.
"Mager gue," balas Nenden masih santai memakan pempeknya.
"Bolos kuy," ajak Sherly, menaik turunkan alisnya.
Mina mengangguk cepat menyetujui.
"Cara biasanya gak bakal berhasil, Kajul pasti mergokin," kata Fia enteng.
"Ya pake cara lainlah," balas Mina tak kalah enteng.
Kini tatapan tiga gadis itu terarah pada Nenden yang masih tenang.
"Apa?" Tanya Nenden yang merasa ditatap intens.
"Lo ada rencana, kan?" Tanya Sherly tersenyum miring.
Nenden menaruh garpu di tangannya ke piring, lalu menatap satu persatu tiga wajah yang menunggunya itu. Mengerutkan alis dengan mimik serius, tanda ia tengah berfikir. Setelah yakin menemukan ide, Nenden menjentikkan jari dengan senyum lebar dan anggukan yakin.
"Gini," Nenden memajukan wajahnya mulai menyusun rencana bolos mereka.
_____
Fia dan Mina berjalan mengendap di lorong koridor yang sepi itu, karna pelajaran tengah berlangsung. Keduanya berjalan di koridor menuju gerbang utama sekolah yang dijaga seorang satpam.
"Gimana?" Tanya Mina yang berjalan di belakang.
Fia memperhatikan pos penjaga dengan mata memicing tajam.
"Dalam itungan ketiga," gumam Fia memberi isyarat.
Mina mengangguk, "satu."
"Tiga!" Lanjut Fia langsung berlari ke arah gerbang.
"Duanya belum!" Sungut Mina tapi ikut berlari juga.
"Sejak kapan gue bisa bener ngitung," kata Fia dengan tawa pecah mengisi kesenyapan lapangan depan yang semula tercipta.
Suara keduanya membuat satpam sekolah yang berjaga segera keluar dari posnya dan menghadang dua gadis itu di dekat pagar. Fia dan Mina malah tersenyum lebar melihat hal itu. Dan saat jarak mereka sekitar lima meter, keduanya berbelok arah.
"Mau kemana kalian? Berhenti!" Seru Pak Dani bertanya sambil mengejar.
Mereka berlari ke arah halaman samping sekolah sebelah kiri. Masih dengan dikejar Pak Dani. Fia merogoh saku baju seragamnya dan mengeluarkan handphone sambil berlari, menelpon nomer Nenden. Begitu nada sambung terdengar, ia mematikan telpon itu dan memasukkan lagi ke saku. Di lain sisi, atau lebih tepatnya tempat persembunyian Nenden dan Sherly di balik sebuah semak bunga tanaman sekolah.
"Sekarang," gumam Nenden melihat Fia menelponnya dan dimatikan sebelum ia mengangkat.
Sherly mengangguk lalu bangkit dari jongkoknya diikuti Nenden. Keduanya berlari ke arah gerbang utama yang dekat dengan parkiran sekolah tempat motor mereka terparkir. Inilah rencana mereka, Fia dan Mina hanya mengalihkan perhatian satpam gerbang agar Nenden dan Sherly bisa mengambil motor mereka di parkiran.
Di tempat lain pula, Zulvy tengah berjalan di lorong koridor. Ia baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah untuk menyerahkan beberapa berkas data dan kini menuju ruangannya kembali.
"TUNGGU!! STOPP KALIAN!!"
"AWAS ENCOK PINGGANGNYA, PAK!"
"MAU LARI KEMANA KALIAN!! HEYY!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker Girl { Tamat }
Teen Fiction[ First Story ] [ Bab lengkap ] 🌹🌹🌹 "ITU MEREKA, PAI!!" Teriak Adam saat melihat empat kepala siswi itu baru keluar dari satu lorong. Ia menujuk ke satu arah menggunakan gagang pel lantai. Satu tangan menepuk-nepuk pundak Oppie agar menoleh. "Ah...