Happy reading
"Gila sih, berani banget kalian sampe mecahin kaca sekolah," kata Vino berdecak pelan sambil menggeleng tidak habis fikir.
Ia duduk di kursi samping Sherly yang anteng makan keripik kentang dengan kaki dipangku.
"Kenapa gak? Itu cuma kaca." Balas Sherly menggedikkan bahu ringan.
"Gak suka disebut badgirl, Gak terima dibilang troublemaker, tapi kelakuan kayak tarzan betina," kata Afka mencibir dari tempatnya duduk di atas meja Fia.
Jam istirahat masih berlangsung, mereka sudah makan siang di kantin, dan sekarang memilih duduk bergerombol di meja dan kursi empat gadis itu.
Akibat hukuman dari Bu Wiwin yang menyuruh mereka membereskan kekacauan di gedung olahraga dan gudang, mereka jadi melewatkan pelajaran pertama dan kedua.
Membersihkan gedung olahraga yang seperti stadion futsal bukan hal sulit bagi mereka, malah menyenangkan karna tidak harus mengikuti pelajaran matematika dan fisika.
Mereka yang begitu ekstrovert lebih memilih kegiatan menguras keringat dibanding memeras otak. Jadi saat jam istirahan mereka baru selesai, langsung memesan masing-masing dua porsi makan siang di kantin untuk mengisi tenaga lagi.
Kedelapannya mengobrol hingga bel masuk berbunyi. Entah sejak kapan kedekatan tanpa canggung itu sudah berlangsung. Sebagian besar siswi bahkan mencibir iri pada empat siswi kelewat humble itu. Begitu mudahnya mereka dekat dengan para siswa baru itu, sedangkan siswi lain? Butuh banyak keberanian walau hanya untuk mengajak siswa-siswa tampan itu berbalas sapa.
Bahkan, 4 siswi yang dikenal karna kenakalan mereka di seantero sekolah itu dengan tenangnya bersikap seperti mereka teman lama akrab pada siswa good boy itu. Selain membuat iri, juga membuat kekesalan haters semakin menumpuk pada mereka.
Sayangnya para pembenci itu tidak bisa melakukan apapun selain menggosib di belakang dalam diam.
"Udah bel, pergi sana." Nenden mengusir setelah mendengar bel sekolah berbunyi nyaring
Dengan patuh, Diki dan ketiga sahabatnya menjauhi meja pojok itu untuk ke meja mereka masing-masing.
_____
Hari ini keempat gadis itu tidak membawa mobil, melainkan motor dan saling bonceng saat pulang sekolah. Fia membonceng Mina, dan Sherly membonceng Nenden.
Dua motor itu melaju meninggalkan area sekolah dengan kecepatan penuh membelah jalan. Gesit menyalip mobil dan motor di depan mereka.
Namun kemudian memelan saat dekat dengan sebuah alfamart.
"Gue beli minum dulu," kata Sherly yang setelah membuka kaca helmnya.
Menatap Fia dan Mina di motor berbeda, mendapat anggukan, baru motor berhenti sepenuhnya.
"Gue juga mau beli chiki deh," kata Mina turun dari boncangan Fia.
Ngeeenggg!!
Srat!
Duk
"Wadoh!"
"Anjing!"
Sherly dan Mina memekik antara terkejut dan sakit di pantat. Baru turun dari motor ingin menyeberang, tas Sherly sudah direnggut dan tubuhnya didorong menubruk Mina hingga jatuh terduduk di aspal. Kejadiannya begitu cepat, mereka bahkan belum sadar sepenuhnya apa yang terjadi.
"Copet bangsat!" Maki Nenden menyadarkan mereka, segera menghidupkan motor lagi.
Sherly berdiri dibantu Mina, segera menaiki boncengan motor. Mina tetap dengan Fia, hanya posisi Sherly dan Nenden yang bertukar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker Girl { Tamat }
Novela Juvenil[ First Story ] [ Bab lengkap ] 🌹🌹🌹 "ITU MEREKA, PAI!!" Teriak Adam saat melihat empat kepala siswi itu baru keluar dari satu lorong. Ia menujuk ke satu arah menggunakan gagang pel lantai. Satu tangan menepuk-nepuk pundak Oppie agar menoleh. "Ah...