5. Mama

1.8K 138 4
                                    

"Sebagian orang menangis karena terkurung, namun sebagiannya lagi menangis karena terlalu dibebaskan."

🐇🐇🐇

"Lo tuh bisa pergi nggak sih dari kelas gue?!"

Suara Vega yang terdengar sampai depan kelas membuat Rido dan Tama sesekali mengintip lewat jendela, sedangkan Alta memilih untuk diam.

Saat bel istirahat berbunyi tadi, Tania memang langsung datang ke kelas Alta untuk menemui Vega. Alasannya? tidak penting. Karena katanya, ia hanya ingin mengganggu Vega.

"Nggak bisa, kaki gue berat!"

"Gue sumpahin berat beneran!"

"Eits, sumpah orang judes nggak bakal dikabulin!" Tania terkekeh menyaksikan rona merah mulai menyebar di pipi kakaknya. Rona yang mengartikan bahwa kemarahan Vega sudah tak bisa ditahan lagi.

"Tania! sekarang temen-temen gue udah tahu kalau lo adik gue--"

"Bagus dong, supaya tidak ada dusta di antara kita." Tania menyela cepat perkataan Vega.

"Sekarang mau lo apa lagi?!"

Tania menekuk bibirnya, "mau ketemu lo lah!"

"Gue nggak mau ketemu lo!" Vega berteriak kesal. Teman-teman sekelasnya yang tidak pergi ke kantin hanya bisa menggeleng melihat adu mulut antara Vega dan Tania.

Siapa yang akan menang? si ketus Vega atau si keras kepala Tania?

"Vega,"

Suara Rido dari ambang pintu membuat Vega menoleh.

"Ada yang nyariin," lanjut Rido. Vega langsung bergegas melangkahkan kaki ke ambang pintu, diikuti oleh Tania di belakangnya.

Matanya terbelalak kala melihat orang yang dimaksud Rido. Bukan hanya Vega, Tania pun sama terkejutnya, bahkan lebih terkejut dibandingkan kakaknya itu.

"Mama!" Tania langsung menghamburkan diri dalam pelukan mamanya. Shaula--mama Tania dan Vega--langsung mengelus puncak kepala Tania seraya tersenyum manis.

"Mama udah pulang dari Bandung?" tanya Tania retoris.

Shaula tertawa renyah, lantas menjawil telinga Tania. "Kalau Mama belum pulang, Mama nggak mungkin ada di sini."

"Oh iya," Tania terkekeh polos.

Interaksi manis keduanya membuat Vega hanya bisa diam. Vega mengepalkan tangannya, menyadari bahwa Rido dan Tama tengah memerhatikan interaksi antara mamanya dan Tania.

Bukan hanya Rido dan Tama, masalahnya, Alta yang cuek pun secara terang-terangan memerhatikan Tania dan Vega secara bergantian, seakan bertanya mengapa Vega tak bisa sehangat itu dengan mamanya?

"Kamu apa kabar?" Shaula beralih menatap Vega. Sangat berbeda seperti ketika ia mengelus puncak kepala Tania, Shaula hanya memegang tangannya, lalu mengelusnya.

"Baik," jawab Vega seraya menarik tangannya. Shaula tersenyum tipis, lalu kembali menatap Tania.

"Ngapain di kelas Kak Vega?" tanyanya dengan senyum yang tak pernah pudar.

Sirius AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang