23. Salad Sayur

1.5K 103 3
                                    

"Syarat untuk menjadi hebat adalah: tunjukan kelemahanmu. Karena sejatinya, orang yang kuat adalah orang yang mau mengakui kekalahannya."

🐇🐇🐇

"Gue masih nggak percaya kutub pacaran sama kaleng rombeng,"

Kalimat itu adalah kalimat sama yang diulang sebanyak sepuluh kali oleh Rido. Matanya memandang Alta penuh selidik, diikuti kalimat yang menyatakan ketidakpercayaannya tentang hubungan Alta dan Tania.

"Gue juga,"

Dan untuk kesepuluh kalinya Tama menjawab kalimat Rido dengan kata-kata yang sama. Alta berdecak kesal, ia bahkan berpikir kalau kedua temannya sudah tidak waras lagi.

"Masih nggak nyangka aja gitu loh gue," Rido mengalihkan pandangannya dari Alta, pemuda itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Akhirnya ganti juga tuh kalimat," sindir Alta dengan wajah datarnya.

"Gue juga nggak nyangka," angguk Tama tanpa memedulikan sindiran Alta untuk Rido.

Rido menoleh ke arah Tama yang duduk di sebelah kirinya, "nggak nyangka juga kan lo?"

"Nggak, Dora, nggak nyangka gue, Dor! udah berapa kali coba gue bilang?" Tama berdecak kesal.

"Nggak ngitungin gue," jawab Rido tak peduli. "Tapi sumpah gue nggak nyangka!"

"Terusin aja ngomong begitu," ucap Alta sambil melirik kedua temannya. "Nggak ada omongan yang lain apa?"

"Bukannya nggak setuju elah, Kutub. Gue sama si Dora nih cuma nggak nyangka aja gitu kulkas supermarket kayak lo bisa pacaran sama toa musala." Tama menjelaskan sebisanya, meyakinkan Alta kalau ia setuju-setuju saja dengan hubungan Alta dan Tania. Tapi ya, ituloh, mereka hanya tidak percaya.

"Kreatif banget lo ya ngasih julukan buat gue," Alta menjulurkan tangannya melewati Rido untuk menjitak kepala Tama.

"Setahu gue, tipe lo tuh yang kayak Aluna. Manja-manja mandiri gitu," Rido kembali menatap Alta serius.

"Manja-manja mandiri tuh kayak mana ya, Dor?" tanya Tama tak mengerti. Alta terkekeh pelan, Tama saja tidak mengerti maksud dari perkataan Rido, apalagi dirinya.

"Yah gitu, lah!" Rido mendelik tajam ke arah Tama. Pemuda itu kembali menoleh ke arah Alta. "Nah kan katanya Aluna udah balik lagi nih ke Jakarta. Jadi gimana? lo mau mutusin Tania? kan peri kesayangan lo udah dateng."

"Nggak ada niat mutusin Tania," Alta menggeleng sambil menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari.

"Terus? niat selingkuh ada?" tanya Tama.

Alta memelotot ke arah Tama, pemuda itu kemudian melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Senyum tipis Alta terukir, ia bangkit dari posisi duduknya.

"Mau ke mana lo?" tanya Rido heran.

"Nggak usah cemburuan gitu, oke? lo bukan homo kan?" Alta malah balik bertanya sambil tertawa. Pemuda itu kemudian mempercepat langkahnya saat mendengar umpatan Rido dari belakang.

...

Alta punya tugas baru. Setiap harinya tepat pukul 9 pagi, 1 siang dan 4 sore, Alta harus memastikan Tania memakan makanan yang sehat dan bergizi. Selain Tania, ia juga harus memastikan makanan Aluna. Ia tidak mau Tania menjadi terlalu kurus seperti Aluna, dan Alta juga mau berat badan Aluna kembali lagi.

Sirius AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang