31. Teka-Teki

1.4K 106 4
                                        

"Ada kisah lucu yang tidak bisa kutertawakan. Contohnya, ketika aku menahan pergi orang yang sudah menjadi milik orang lain."

🐇🐇🐇

"Kalian jangan tiru ulah si Altair itu, ya. Jangan sementang keluarganya yang punya sekolah, dia bisa bebas keliaran sana-sini."

Itu adalah kalimat terakhir yang Tania denger dari Pak Al yang tengah mengajar di kelasnya. Karena setelahnya, Tania sudah masuk ke alam mimpi. Asal kalian tahu, diajar oleh Pak Al sungguh tidak menyenangkan. Guru itu bahkan membuat Tania merasa tengah dibacakan dongeng. Sejak kelas dimulai sampai akhirnya Tania tertidur seperti sekarang, Pak Al tak menyinggung soal pelajaran, yang disinggungnya hanya Alta, anaknya yang baru mengikuti pertukaran pelajar, sampai warung nasi di depan sekolah yang tidak ada surat izin.

Tania bahkan heran dengan orang-orang yang mau mendengarkan cerita Pak Alta sampai bel istirahat berbunyi, seperti Sekar. Sebelum terpejam, Tania sudah menoel-noel lengan Sekar seakan mengajak gadis itu untuk tidur. Tapi Sekar menolak dan malah berkata akan membangunkan Tania jika Pak Al sudah keluar nanti.

Oke, Tania tak bisa dengar apa pun. Tak ada suara Pak Al, tak ada cahaya matahari yang masuk lewat ventilasi, juga tak ada bisikan dari teman-temannya yang meledek Pak Al secara diam-diam.

Wah, Tania sekarang melihat tumpukan susu cokelat di hadapannya. Surga dunia banget kalau Tania bisa memiliki semua susu cokelat itu. Sambil berteriak nyaring, Tania merentangkan tangannya dan berlari ke arah tumpukan susu cokelat.

Tiba-tiba saja, Tania sudah tertidur di atas tumpukan susu cokelat itu, memejamkan matanya seakan itu adalah kasur paling empuk yang pernah ditidurinya. Sepucuk surat berwarna putih terlihat paling mencolok di antara tumpukan susu cokelat. Tania meraih surat itu.

Dari Mama untuk Titania.

Setiap nama punya arti, setiap orang tua mengharapkan anaknya memiliki nama terbaik, dengan arti yang terbaik pula. Tiatani Shaula, bulan paling besar di Uranus. Kamu pasti tahu setiap benda diangkasa selalu terlihat bercahaya, terlihat indah. Mama pun mengharapkan hal yang sama. Kamu akan terlihat berkilau, bercahaya, dan itu berhasil. Mama jarang sekali melihat kamu meredup, kehilangan semangat, kehilangan kekuatan.

Tapi ada sebagian anak yang merasa namanya terlalu berat. Contohnya Kakak kamu, Vega. Dia tidak bersinar seperti yang Mama harapkan. Kamu harus tahu satu hal Tania, walau begitu, bukan berarti kita nggak punya kesempatan untuk bisa merubah Vega. Semua orang bisa berubah, kamu baru dianggap hebat jika berhasil mengubah orang-orang menjadi lebih baik.

...

Tania mengernyit bingung membaca surat itu, apa coba hubungannya nama dengan tumpukan susu yang saat ini sedang ditidurinya?

Tania terpekik ketika melihat sebuah benda kotak melayang ke arahnya, teriakannya terdengar begitu keras hingga benda kotak itu benar-benar mendarat di kepalanya.

Aneh, kok sakitnya terasa begitu nyata, padahal kan ini hanya mimpi.

"Tania!"

Loh, kok suara mamanya terdengar seperti suara seorang lelaki.

"Tania!!!!"

Tania terkesiap ketika suara itu tepat berada di telinganya. Matanya memandang teman-teman sekelas yang kini terlihat menahan tawa mereka. Saat Tania mengalihkan pandangan, saat itulah ia bertatapan dengan Pak Al.

Sirius AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang