"Sudah tahu hidup itu keras, masih saja dilembutin."
🐇🐇🐇
"Sistem tahun ini diubah, jika dulu siswa-siswi berprestasi yang dipilih, sekarang tidak lagi begitu." Bu Nani--kepala sekolah Dataliash-- membuka pembicaraan ketika Tania dan Alta masuk ke ruangannya. "Sekarang, beradasarkan undian. Nah, nama Tania dan Alta-lah yang terpilih."
Tania ber-oh panjang, jadi itu alasan kenapa ia bisa terpilih untuk mengirim cinta mewakili Dataliash.
Tapi kok bisa samaan gitu ya sama Alta?
Pikiran gilanya memaksanya untuk tersenyum miring. Jangan-jangan, dia berjodoh dengan Alta?
"Ibu harap, kalian bisa mengirim cinta sebanyak mungkin. Dan semoga, kalian bisa jadi teman satu tim yang baik, ya."
Tania tersenyum lebar, "pasti, Bu." Jawabnya mantap.
Bu Nani kemudian membiarkan tangannya disalami oleh Alta dan Tania, sebelum akhirnya mengijinkan kedua anak itu untuk melakukan tugas mereka.
"Tujuan pertama kita ke mana?" tanya Alta saat keduanya berjalan ke arah parkiran.
"Baca aja kertasnya, punya mata kan?"
Alta berhenti berjalan. Pemuda itu menatap Tania datar. Seakan mengerti arti dari tatapan itu, Tania langsung mengeluarkan selembar kertas dari sakunya.
"Tujuan pertama ke Panti Asuhan Harapan Bangsa." Jawabnya sambil memasukkan kertas itu ke dalam sakunya lagi.
Mereka kini sampai di parkiran, Alta naik ke atas motor besarnya, diikuti Tania yang langsung duduk di jok belakang.
"Inget, ya. Nggak ada modus-modus," ucap Alta dingin.
Tania mengernyit, "maksudnya?" tanyanya tak paham.
"Jangan pegangan sama gue!"
"Terus gue pegang apa?"
"Besi di belakang," jawab Alta ketus.
Tania mendengus sebal, membuat Alta langsung tersenyum tipis.
...
Sebenarnya, Tania suka anak-anak. Hanya saja, ia cukup pemilih. Kalau tipe anak seperti Dara sih, Tania juga jadi mikir-mikir untuk menyukainya.
Sekarang, di depan pintu Panti Asuhan Harapan Bangsa inilah Tania dan Alta berdiri. Tania jadi deg-degan juga, takut kalau anak-anak di sini sama seperti Dara.
"Inget ya, lo harus kirim cinta sebanyak mungkin!" tegas Alta sambil menatap Tania tajam.
Tania tersenyum, kemudian memberikan ciuman terbang untuk Alta. "Nih, udah gue kirim. "
"Bukan untuk gue!" ketus Alta. Bukannya sebal, Tania malah cengengesan. Ia seperti mendapat kepuasan tersendiri tiap kali melihat Alta sebal karena dirinya. Rasa puas yang hampir sama seperti yang Tania rasakan kala berhasil membuat Vega jengkel.
Intinya, Tania bahagia jika orang lain sebal karena dirinya.
"Selamat pagi," seorang wanita membuka pintu panti asuhan dengan senyum ramah.
![](https://img.wattpad.com/cover/176649945-288-k781904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Altair
Teen FictionEs itu sudah mulai mencair, tak lagi dingin dan keras. Perlahan, Titania Shaula mampu mengubah seorang Sirius Altair menjadi seperti yang dikenal oleh orang-orang terdekatnya dulu. Dengan segala sikap kekanakan dan keras kepalanya, Tania membawa Alt...