"Terkadang, manusia serupa malaikat memang ada, walau tak ada jaminan mereka akan tetap sama."
🐇🐇🐇
Dulu, saat TK, Sekar sering dijuluki 'Ibu Peri Tania' oleh teman-teman dan gurunya. Hal serupa pun terjadi ketika ia dan Tania memasuki Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Sekar suka julukan itu, ia tampak berguna untuk Tania dimata banyak orang.
Saat Tania bertengkar dengan musuhnya, Sekar selalu berdiri di depan Tania, saat Tania melakukan kesalahan, Sekar selalu berbohong dan mengatakan bahwa ialah yang salah. Vega tak pernah peduli dengan Tania, sebab itulah Sekar ingin jadi seseorang yang bisa diingat Tania kapanpun.
Mamanya pernah mengatakan, "Kalau Sekar jadi Ibu Peri, orang pertama yang Tania ingat saat susah adalah Sekar, bukan yang lain. Hidup di dalam ingatan orang lain itu menyenangkan, Sayang."
Karena itulah Sekar berusaha menjadi yang terbaik, sekalipun tahu bahwa pada masanya, saat Tania menemukan orang yang benar-benar bisa mengerti dirinya, Sekar akan terlupakan.
Atau bahkan mungkin, Sekar lah yang akan melupakan Tania.
Dengan senyum gadis itu berjalan menuju ruang rawat Shaula yang semalam baru saja ia tinggalkan. Tujuannya untuk mengambil baju Tania yang tertinggal.
Pergerakan tangannya di kenop pintu terhenti ketika sebuah pemandangan berhasil menarik perhatiannya.
Seorang gadis duduk di kursi dekat ruangan Shaula, memeluk sebuah boneka beruang dengan erat. Pandangannya kosong, tangannya mengelus kepala boneka beruang itu, wajahnya pucat bukan main.
Sekar memutuskan untuk mengambil baju Tania nanti, ia berjalan ke arah gadis pucat yang duduk di kursi itu.
"Hai," sapanya sambil duduk di samping si gadis. Gadis itu menoleh, lalu tersenyum manis.
"Hai juga,"
"Lo sendirian di sini?" tanya Sekar sambil memerhatikan sekelilingnya barangkali gadis ini ditemani oleh seseorang.
"Sama Mama, dia lagi di ruangan Dokter."
"Ini boneka lo? lucu, hehe." Sekar memegang boneka beruang itu, si gadis tersenyum manis.
"Kamu ngapain di sini?" tanya si gadis pelan. Sekar menjauhkan tangannya dari boneka beruang, lalu kembali menatap gadis itu.
"Gue penasaran aja sama lo, maaf ya kalau gue kepo." Jawab Sekar tampak tak nyaman. Gadis itu tersenyum manis, lalu mengulurkan tangannya ramah.
"Aku Aluna,"
"Gue Sekar," Sekar membalas uluran tangan Aluna, lalu tersenyum.
"Kamu kayaknya sehat-sehat aja, pasti ke sini mau jenguk seseorang ya?" tanya Aluna sambil memerhatikan Sekar dari atas sampai bawah.
"Ada yang mau diambil," jawab Sekar sambil terkekeh. Gadis itu terdiam cukup lama, memerhatikan Aluna yang tampak tak asing baginya. "Kayaknya gue pernah lihat lo, semalam kalau nggak salah. Lo lagi sama Kak Altair."
"Kamu kenal Altair?" Aluna malah balik bertanya.
"Kenal dong, anak Dataliash mana sih yang nggak kenal dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Altair
Fiksi RemajaEs itu sudah mulai mencair, tak lagi dingin dan keras. Perlahan, Titania Shaula mampu mengubah seorang Sirius Altair menjadi seperti yang dikenal oleh orang-orang terdekatnya dulu. Dengan segala sikap kekanakan dan keras kepalanya, Tania membawa Alt...