19. Bertemu

1.4K 97 2
                                        

"Rindu yang paling lucu adalah ketika merindukan orang yang sedang merindukan orang lain."

🐇🐇🐇

Tania memainkan ponselnya selagi menunggu Portia selesai memasak bersama Dara di dapur, ia juga sesekali melirik ke arah tangga untuk mengecek apakah Alta sudah selesai berganti pakaian atau belum.

Suara derap langkah yang masuk ke telinganya membuat Tania mengalihkan matanya dari ponsel, gadis itu memandangi Alta yang turun dari tangga bersama dengan seorang gadis.

Gadis yang cantik.

Tania memandangi kaki gadis itu yang jenjang, kemudian beralih memandangi pinggangnya yang ramping, lalu pipinya yang tirus hingga pandangannya terhenti tepat di wajah gadis itu.

Keduanya saling menatap dalam diam, menilai satu sama lain. Alta yang sadar suasana menjadi canggung langsung membawa Aluna duduk di sofa yang berhadapan dengan Tania.

"Kok lo belum ganti baju?" tanya Tania ketus saat melihat seragam sekolah masih melekat di tubuh Alta.

"Lo juga belum," balas Alta. Tania menatap pemuda itu tajam, kemudian mengalihkan pandangannya pada gadis di samping Alta.

"Ini...." Tania menunjuk Aluna dengan jarinya, belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, Alta sudah lebih dulu menyentil jari Tania hingga gadis itu mengaduh.

"Nggak sopan," kata Alta yang membuat Tania kembali cemberut.

"Sakit, tauk!" Tania mendengus sebal. Wajahnya yang tertekuk serta nada suaranya ketika sedang merajuk membuat Alta terkekeh pelan, kemudian berpindah duduk di samping Tania.

"Ya udah, maaf." Katanya sambil meraih jari Tania dan mengelusnya.

"Nggak mau!"

"Mau susu cokelat?" tanya Alta seraya menangkup wajah Tania dan membawa wajah mungil itu untuk menghadap ke arahnya.

"Mau kalau itu," jawab Tania.

Alta tersenyum miring, "tapi harus dimaafin,"

"Itu sama aja nyogok, Kak Sirius! nggak baik!"

Alta baru saja hendak membalas perkataan Tania ketika Aluna berdehem dan membuat pasangan muda itu menoleh ke arahnya.

Aluna tampak tak nyaman, Alta segera menurunkan tangannya dari wajah Tania, kemudian tersenyum tipis ke arah Aluna.

"Ini Tania," ucap Alta sambil melambaikan tangan Tania ke arah Aluna, "Tania, itu Aluna." Kemudian Alta menunjuk Aluna.

Tania memicingkan matanya. Aluna. Aluna. Aluna. Sepertinya ia pernah mendengar nama itu, tapi di mana ya?

"Aluna...." Tania menggigit jarinya, gadis itu tersentak kaget ketika tiba-tiba Alta menarik tangannya.

"Jorok!" ucap Alta tegas. Tania memutar matanya malas, kemudian melanjutkan untuk mencoba mengingat di mana ia pernah mendengar nama Aluna.

"Oh gue inget!" Tania tiba-tiba menatap Aluna berapi-api. "Lo yang waktu itu nelepon ke hapenya Kak Sirius kan? terus gue yang ngangkat! terus lo nyuruh gue bilangin ke Kak Sirius kalau lo mau balik ke Jakarta. Iya kan?"

Sirius AltairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang