"Ada janji yang sudah diucap, tapi tak ditepati. Ada bahagia yang sudah terbayang, lalu hilang dimakan kebohongan."
🐇🐇🐇
"Sukses deh jalan-jalan ke pasar malamnya, jangan lupa beliin gue oleh-oleh!"
Tania membalas lambaian tangan Sekar sambil tertawa, "siap, Ibu Peri!" katanya lalu hormat. Saat Sekar menghilang di balik gerbang rumahnya, barulah Tania masuk kembali dan duduk di ruang tamu.
Azan magrib sudah berkumandang. Tania pun sudah siap dengan baju pilihan Sekar dan polesan bedak tipis di wajahnya. Gadis itu tampak sangat cantik malam ini, tentu saja karena bantuan dari Ibu Peri tersayangnya alias Sekar.
Sekar memilihkan Tania baju Shaula ketika masih muda. Dan hasilnya, dress selutut berwarna biru muda itu sangat cocok dipakai oleh Tania. Mama Sekar yang sempat membantu memilihkan sepatunya saja sampai mengatakan kalau Tania mirip dengan Shaula ketika muda.
Tania tersenyum tipis, gadis itu meremas ujung dressnya dengan gugup. Ini kali pertama Tania akan pergi ke pasar malam selain dengan Sekar dan Shaula. Tania tak tahu akan bagaimana, apakah ia dan Alta akan menaiki wahana yang biasa Tania naiki dengan Sekar dan Shaula.
Tania menyalakan ponselnya ketika jam menunjukan pukul 6 lewat 50 menit. Gadis itu membuka dinding percakapannya dengan Alta.
Malem ini jadi kan?
Tak lama setelah Tania mengirim pesannya, balasan dari Alta masuk.
Jadi. Udah siap?
Tania tersenyum tipis membaca pesan dari Alta, lalu gadis itu mulai mengetikkan balasan.
Udah dari tadi😂 Jangan lama-lama ya Bos👍
Tania kembali tersenyum ketika jawaban Alta masuk.
Hm.
Singkat. Tapi entah kenapa, Tania dibuat tersenyum. Gadis itu benar-benar tak sabar menunggu jam 7 malam. Ia benar-benar tak sabar pergi ke pasar malam bersama Alta.
Belum ada lima menit setelah percakapan mereka berakhir, Alta kembali mengirimi Tania pesan. Sebelum membuka pesannya, Tania melirik jam terlebih dahulu. Sudah hampir jam 7. Alta pasti mengiriminya pesan untuk memberitahu bahwa ia sudah sampai di depan rumah Tania.
Sori, kayaknya malem ini nggak bisa. Aluna sakit. Sori💖
Tania meneguk salivanya. Gadis itu membaca pesan Alta berulangkali, tak lama kemudian panggilan masuk datang dari nomor yang sama.
Tania buru-buru mengangkatnya.
"Sori,"
"Aluna sakit apa?" tanya Tania tanpa mengindahkan permintaan maaf Alta.
Terdengar napas Alta yang memburu di seberang telepon sana, "nggak tahu. Ini mau dibawa ke rumah sakit. Gue bener-bener minta maaf."
Tania terdiam sebentar, berusaha menangkap suara Dara yang terdengar. "Kak Alta! buruan mobilnya keluarin!" teriakan anak itu membuat Tania sadar kalau Alta tengah berlari menuju garasi rumahnya.
"Tania," panggil Alta pelan. Tania tersadar dari lamunannya, lalu menjawab dengan deheman.
"Tapi gue udah siap," katanya pelan.
"Besok kita pergi,"
"Gue udah siap sekarang. Udah cantik, udah rapi, masa nggak jadi."
"Besok gue janji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Altair
JugendliteraturEs itu sudah mulai mencair, tak lagi dingin dan keras. Perlahan, Titania Shaula mampu mengubah seorang Sirius Altair menjadi seperti yang dikenal oleh orang-orang terdekatnya dulu. Dengan segala sikap kekanakan dan keras kepalanya, Tania membawa Alt...