"Yang paling menyedihkan adalah ketika kita mempertahankan orang yang sudah tak ingin menetap."
🐇🐇🐇
Tempat yang maha luas, putih oleh cahaya, seakan tak pernah terjamah oleh sesaknya polusi di kota. Tempat yang tak pernah Alta bayangkan jika ia akan berada di dalamnya, menginjak lantainya yang putih bersih memantulkan cahaya.
Alta bahkan baru tahu ada tempat seindah ini.
Kakinya melangkah dengan perlahan, matanya tak berhenti menjelajah setiap tempat yang ia lewati. Alta tak boleh melewatkan secuil pun keindahan yang ada di sini.
Suara kumpulan orang yang tengah tertawa perlahan terdengar olehnya, Alta bergegas mencari asal suara. Semakin jauh langkahnya, semakin jelas suara tawa itu ia dengar.
Di dekat ayunan berwarna putih, Alta bisa melihat mama, papa, oma, Dara, Aluna juga mama Aluna. Mereka semua terlihat sangat bahagia, Alta tersenyum kala menyadari suara tawa Aluna lah yang membuatnya melangkah sampai ke ayunan ini.
Biasanya, tanpa Alta bersuara, Dara ataupun Aluna akan menyadari kehadirannya. Tapi kali ini, semua orang tampak sangat asik berbincang, hingga tidak menyadari kehadiran Alta.
"Ekhmm," Alta berdehem cukup keras. Tak ada yang menoleh padanya, pemuda itu berjalan mendekat, menyentuh lengan Portia, tapi kosong. Alta merasa ia barusaja menyentuh udara, bukan tangan kurus mamanya.
"Aluna," Alta memanggil gadis di depannya. Suaranya pelan, hampir menyerupai bisikan. Respon yang diberikan Aluna berbeda dengan yang diberikan Portia. Aluna menatap Alta, senyumnya terukir begitu manis.
Perlahan, dahi Alta mengernyit kala mama, Dara dan juga mama Aluna menghilang begitu saja, seperti kumpulan debu yang diterbangkan angin.
Hanya tersisa papa, oma, Alta dan Aluna.
Perlahan, tempat putih itu berubah menjadi hiruk piruk kota Jakarta yang menyesakkan.
Alta kini sudah berdiri di trotoar, Aluna di sampingnya.
Semuanya tampak hitam-putih. Alta tak tahu ke mana perginya oma dan papa.
Tapi, sebuah mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi berhasil menarik perhatiannya.
Oleng, mobil itu tak terkendali.
BRAK.
Kecelakaan tak dapat terelakan lagi. Mobil itu menabrak mobil dari arah lain.
Alta tahu mobil yang ditabrak.
Itu mobil keluarganya.
Dari jarak yang tak terlalu jauh, Alta hendak berlari menggapai dirinya sendiri yang terjepit di jok mobil.
Tapi Aluna menahannya.
Alta terdiam, memandangi kejadian itu. Perlahan, Alta melihat oma dan papanya bangkit menyerupai bayangan. Kedua orang yang sangat Alta sayangi itu melambaikan tangan padanya, kemudian hilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius Altair
Teen FictionEs itu sudah mulai mencair, tak lagi dingin dan keras. Perlahan, Titania Shaula mampu mengubah seorang Sirius Altair menjadi seperti yang dikenal oleh orang-orang terdekatnya dulu. Dengan segala sikap kekanakan dan keras kepalanya, Tania membawa Alt...